Rabu, 24 Agustus 2016

Komunitas Kampung Dongeng



Ayo mendongeng!!

Bisa mendongeng itu biasa,terbiasa mendongeng itu luar biasa!!
Semangat itulah yang selalu didengungkan Kak Awam Prakoso, pendongeng nasional sekaligus pendiri 
Komunitas Kampung Dongeng.Komunitas yang berkecimpung dan mendukung kegiatan literasi bagi semua usia.Melalui Yayasan Kampung Dongeng,Kak Awam dan relawan tidak saja memiliki  program menyebarkan dongeng tetapi juga melakukan pembinaan pendongeng.

Siapa yang bisa menjadi pendongeng?semua orang.Baik anak-anak maupun orang dewasa.

Jika selama ini banyak pendongeng yang berkeliling beberapa daerah sebagai pendongeng,Kak Awam memiliki keinginan bagaimana dongeng bisa tersebar di semua daerah di Indonesia melalui orang-orang yang memiliki kemampuan yang terlatih.Sehingga upaya untuk membentuk cabang Komunitas Kampung Dongeng di semua provinsi dilakukan melalui program kerja yang telah tersusun.
Melalui dongeng dan bercerita,banyak nilai-nilai yang bisa disampaikan kepada pendengar/audiens.Kampung 
Dongeng tidak sekedar menyampaikan hikayat kosong tetapi juga mengutamakan nilai-nilai positif dalam setiap kisahnya.Dongeng merupakan salah satu aternatif menyebarkan nilai moral dan karakter.

Siapa saja dapat bergabung ke dalam Komunitas Kampung Dongeng, asalkan memiliki niat yang sama untuk berkontribusi di bidang literasi.Mau bersungguh-sungguh menjadi relawan dan memiliki kemauan kuat untuk berkumpul dan memperdalam kemampuan mendongeng.

Di Sumatera Barat telah terbentuk Komunitas Kampung Dongeng  sejak tahun 2015 yang lalu.Pelantikan pengurusnya dilakukan bersamaan dengan Seminar Dongeng yang diadakan bekerja sama dengan Perpustakaan Daerah Sumatera Barat.Kampung Dongeng Sumbar telah mengadakan workshop bagi calon pendongeng periode April-Agustus sebanyak 6 kali pertemuan dan menghasilkan beberapa kegiatan yang salah satunya lomba dongeng antar peserta workshop dongeng yang diadakan pada tanggal 11 Agustus 2016 kemarin.
Foto:Salah satu rekaman kegiatan workshop tkt Sumbar
Foto:Praktek mendongeng oleh semua peserta workshop
Foto:Kita semua bisa,hanya kita belum terbiasa.
Foto:Relawan Kampung Dongeng se- Sumatera Barat


Salah satu hasil dari pembinaan Kampung Dongeng Sumbar adalah terbentuknya cabang Kampung Dongeng di Kota Pariaman.Diawali oleh peserta workshop asal Kota Pariaman sebanyak 8 orang yang menjadi pengurus dan telah dilantik pada 30 Juli 2016.Kegiatan pelantikan ini digandengkan dengan kegiatan Hari Anak bekerjasama dengan beberapa PAUD  dan SDIT Mutiara Kota Pariaman dengan kegiatan lomba mewarnai di Taman Anas Malik selama 2 hari yaitu 30-31 Juli 2016.

Sebagai salah satu wujud keseriusan KaDo Kota Pariaman (Kampung Dongeng),pada tanggal 26-28 Agustus mengirimkan 4 orang pengurus dan pendongeng untuk mengikuti kegiatan Kemah Dongeng ke -15 yang rutin diadakan Kampung Dongeng pusat .Bertempat di Taman Mini Indonesia Pusat (TMII)
Semoga ilmu yang didapatkan disana dapat segera disebarkan kepada relawan yang lainnya.
Tetap semangat para pejuang literasi!! 
Bagi yang ingin bergabung dipersilahkan menghubungi Pengurus Kampung Dongeng di Sekretariat Jalan S.M.AbidinPasir Lohong Kota Pariaman.

Selasa, 23 Agustus 2016

Ruang Kreatifitasku



Hobi yang menurutku  paling menyenangkan adalah membuat kerajinan alias menjadi seorang perajin ,be a crafter!

Entah kenapa,setiap melihat hasil karya yang unik mataku selalu berbinar dan ada gairah tersendiri untuk bisa pula membuat yang seperti itu.Setiap melihat souvenir di toko atau di majalah,aku pasti tertarik.Dan setiap melihat tutorial kerajinan di internet,selalu ku simpan dengan tekad untuk dipraktekkan.

Tak dinyana, di dunia pendidikan anak usia dini aku berkecimpung sekarang ini membuat kerajinan adalah hal yang tak bisa dipisahkan.Karena belajar anak PAUD adalah bermain,dan membuat hasil karya merupakan salah satu cara bermain.Dan guru pun dituntut untuk mampu membuat sebuah bahan ajar 2 atau 3 dimensi sebagai sarana menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik.Kita mengenalnya dengan APE (Alat Peraga Edukasi)

Yang merupakan  dasar pembuatan APE bagi anak usia dini salah satunya adalah mengintegrasikan pola pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah anorganik untuk didaur ulang.Sehingga diupayakan memakai bahan bekas untuk dikreasikan sesuai imajinasi peserta didik.Misalnya;kertas bekas,botol plastik bekas,kardus bekas dan yang lainnya.Yang terpenting masih layak untuk dipakai dan tidak mengabaikan unsur kebersihan benda tersebut.Tetapi jika membahayakan  kesehatan sebaiknya tidak dipergunakan.

Pembuatan APE tidak saja pekerjaan seorang pendidik anak usia dini di sekolah.Orangtua pun seharusnya melakukan hal itu juga bagi anaknya di rumah.Seperti masa saat era digital belum kita masuki,generasi sebelumnya membuat APE dan alat main sendiri dari bahan alam dan bahan bekas dengan memanfaatkan imajinasi.

Jika kita masih ingat pernah membuat mobilan dari kaleng bekas,dengan 4 bulatan dari busa sendal jepit sebagai rodanya dan kayu sebagai pendorongnya.Atau kita pernah membuat kapal-kapalan dari sabut kelapa,pistol/senjata dari batang pelepah pisang?dan masih banyak benda lainnya yang pernah tercipta dan dimainkan bersama.

Berbeda dengan anak-anak sekarang, disibukkan dengan gadget yang menawarkan game online dan semacamnya yang membuat matanya terfokus pada layar tablet atau komputer/laptop.Atau orangtuanya yang semakin malas atau sibuk sehingga tidak sempat mendampingi anaknya membuat kreasi-kreasi seperti itu?mungkin jawabannya terletak pada kita masing-masing.

Kembali kepada pendidik paud.Pelatihan membuat APE adalah salah satu kegiatan yang wajib bagi pendidik dan pengelolanya.Dengan kata lain,metoda ini masih tetap berlaku dan sangat mendukung pada tahap perkembangan.Karena APE bisa dimanfaatkan sebagai pajangan, miniatur benda yang ingin dikenalkan pada anak,alat pendukung bercerita dan mendongeng dan yang lainnya. 

 Ket.Foto:Salah satu kegiatan dalam pelatihan pengelola dan pendidik paud dengan session 'membuat APE'
Taadaa..inilah hasil karya kami dalam waktu 40 menit.Walaupun terlihat sederhana tapi buah kerjasama tim

Dan membuat APE mengasyikkan!
Biarkan imajinasimu berkelana dan wujudkan dalam sebuah hasil karya!

Pesona Angso Duo

Salah satu opsi destinasi wisata di Kota Pariaman adalah pulau Angso Duo.Pulau berpasir putih nan indah ini termasuk pulau yang cukup mungil.

Sebagaimana informasi yang tercatat di website remi pemerintah Kota Pariaman,Pulau Angso Duo memiliki luas daratan 3,7 hektare dan merupakan pulau kecil yang paling dekat dengan pesisir.Kawasan Pulau Angso Duo memiliki ekosistem terumbu karang dalam kondisi baik.Keberadaan karang hidup di sekitar pulau angso duo mencapai 80 persen .Pulau angso duo sendiri terdiri dari 3,7 hektare kawasan daratan,4,3 hektare kawasan perairan berkedalaman 0,5 meter hingga 1 meter 14,8 hektare kawasan perairan 1,1 meter hingga 2 meter dan 5,2 hektare kawasan terumbu karang(Pariamankota.go.id)

 Jika dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM),kita menuju Kota Pariaman selama kurang lebih 1 jam perjalanan.Dari Pantai Gandoriah kita akan menyeberang ke pulau tersebut dengan  kapal  kecil atau speedboat.Tenang saja..di sana  terdapat loket penjualan tiket resmi dimana termasuk asuransi di dalamnya.Jika ingin  informasi yang terkait dengan pulau,kita bisa bertanya ke petugas yang selalu stand by.dengan ongkos Rp40.000 kita bisa segera menyeberang ke pulau dengan kapal yang dilengkapi pelampung untuk setiap penumpangnya.

Nah..sebagai penduduk yang telah menetap di Pariaman selama 12 tahun..Baru tahun ini aku berkesampatan menjejaki pulau indah ini.Karena sebelumnya wisata ini kurang terdengar gebyar promo wisatanya.Memang sih..selama ini pulau Angso Duo tetap dikunjungi orang yang bertujuan ziarah ke makam berukuran panjang (sekitar 4,5 meter) yang terletak di pulau itu.Yang diyakini sebagai Makam Katik Sangko,teman salah satu ulama penyebar islam di Pariaman,Syekh Burhanuddin.Di sebelah makam tersebut terdapat sebuah surau yang bernama sama.Terbuat dari kayu dan berjenjang tinggi.

Sepuluh tahun belakangan ini,barulah geliat wisata Angso Duo meningkat lagi.Pemerintah mempercantik tampilan land mark-nya,memperbaiki transportasi ke sana secara lebih proesional.Sehingga memancing banyak wisatawan datang.Tapi nampaknya masih wisatawan lokal ya..soalnya jarang sekali terlihat bule /wisman.Katanya dulu sekali..pulau ini ramai.tapi seperti apa ramainya,aku tidak pernah menyaksikan karena aku tidak besar di sini.Yang kusaksikan adalah kenyataan hari ini..ciee..


Keberangkatanku kali ini adalah yang kedua di tahun ini.Kali ini  dalam rangka membawa Ina,adikku yang tinggal di Jakarta datang berlibur bersama anaknya ke Pariaman.
.
Nah..mari kita berangkat!
Ket.Foto: Menunggu keberangkatan.Karena penumpangnya harus penuh 20 orang.Karena dengan niat agar tidak hangus kepanasan di pulau nanti,kami datang ke sini pagi sekali.Ya..terpaksa nunggu deh..Sabar..

Bismillah..kita berangkat
Pulaunya sudah kelihatan.Perjalanan dengan kapal tak sampai 20 menit kok

Alhamdulillah..sampai dengan selamat.Kita disambut dermaga yang cukup luas.
Anak-anak langsung mencebur ke ombak yang cukup tenang sehingga aman untuk anak-anak/asal tidak terlalu jauh ke tengah.Pasirnya putihhh..
Ada pondok bertingkat untuk kita duduk menghindari panas menyengat dan menggelar dagangan..eh  makanan.Ini Wafa lagi meminta minum dari tangga/karena bajunya basah
Ini salah satu sisi pulau yang kami pilih.Jika ingin berkeliling gak sampai 30 menit bisa terjalani mengelilinginya.Tapi kami memilih di sini saja karena tujuannya agar anak-anak bisa berenang.Karena di sisi ini cukup sepi.
Dan juga bermain pasir...sayangnya kita gak bawa cetakan dan ember pasir sih.
Di sini juga disediakan wahana Banana Boat dan Doughnut Boat bagi yang ingin menguji adrenalin.Juga layanan Diving.tepatnya sih 'mengintip' terumbu karang di pantai.
Dan..mencari inspirasi..alias berkhayal ! hahaha...

Di sini juga banyak yang menjual makanan.Banyak warung juga.
Sesudah puas bermain,kita shalat zuhur dulu di Musala/surau Katik Sangko 
 Hari mulai panas,kita bersiap pulang.Menunggu kapal datang.
Di atas kapal menuju daratan kembali.

Alhamdulillah...Kita diberi Allah keselamatan pergi dan pulang.
Sampai bertemu lain waktu.







Kenapa aku sampai di sini?




Suatu ketika dalam sebuah perjalanan, kuhabiskan mengisi waktu dengan membaca majalah berlabel LionMag.Saat menelusuri gambar yang tulisan,mataku terpaku pada sebuah judul di bagian dalam sampul halaman depan.”The Butterfly Effect”.Hmmm..rasa pernah dengar bahasa ini.

Tulisan tersebut menguraikan bahwa terjadinya suatu peristiwa adalah merupakan akibat dari kejadian sebelumnya.Sebuah kejadian yang remeh kadang bisa menjadi pemicu  kejadian dahsyat yang menggemparkan dunia.setidaknya begitulah yang dimaksud dengan ‘Teori Efek Kupu-Kupu” ini.
Penelusuranku di internet menyimpulkan: Efek Kupu-kupu /Butterfly effect) adalah istilah dalam "Teori Chaos" (Chaos Theory) yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal" (sensitive dependence on initial conditions), di mana perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem non-linear dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian. Istilah yang pertama kali dipakai oleh Edward Norton Lorenz ini merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian (situs Wikipedia)

Ringkasnya,sebuah kejadian di alam dunia ini saling berkaitan dan mempunyai hokum sebab akibat.Kalau kita menginterpretasikan dari sisi lain mungkin bisa dikatakan sebagai perjalanan hidup dan takdir yang mesti dijalani.

 Membuatku tercenung dan diingatkan pada sebuah kejadian sebulan sebelumnya.Dimana aku memutuskan mengambil kuliah Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) untuk semester ini.Jurusan yang berbeda dengan pendidikanku sebelumnya dan berstatus S1 pula!
Kenapa aku terfikirkan untuk kuliah lagi?akupun tak ingat darimana ide itu berasal.Keinginan itu muncul saja secara tiba-tiba.Dan suami mendukung juga asalkan itu untuk menuntut ilmu.
Aku pernah berfikir surut dan membuatku tersenyum sendiri.Aku teringat ketika masa sekolah SMA,mamak mendorongku untuk kelak kuliah di IKIP Medan/sekarang Unimed.Agar bisa menjadi guru dan menurutnya profesi itulah yang paling sesuai dengan perempuan.Aku enggan karena aku tak ingin jadi guru dan menjadi guru adalah pilihan terakhirku saat itu.

Setelah sekian tahun dan aku menjadi guru PAUD,aku sering teringat akan itu.Sejauh mana aku tak menginginkan menjadi guru,Allah malah mengahantarkanku ke sana.Walaupun hanya sebagai guru anak usia dini.Inilah perjalanan takdir.

Dan aku sering berandai-andai.Seandainya aku dulu kuliah di universitas kejuruan,apakah memang sekarang aku akan jadi guru juga?guru apa?tapi itu hanya andai-andai.Tak sampai aku menggugat perjalanan hidup ini.

Dan  pernah bertanya…jika akhirnya menjadi guru PAUD,kenapa mesti kuliah di Fakultas Pertanian?kenapa tidak dari dulu saja kuliah di jurusan pendidikan anak usia dini?

Tapi pertanyaan itu telah ada jawabannya.Karena kuliah di Faperta Unand adalah salah satu cara Allah mempertemukanku dengan jodohku.Dan karena berjodoh dengannya aku tinggal di Pariaman ini.dan karena tinggal di Pariaman ini aku diperlihatkan Allah betapa banyak anak usia dini di sekitar rumah yang kurang terlayani pendidikannya.Dan karena pemikiran itulah suami mendorong untuk mendirikan lembaga PAUD melalui yayasannya.Dan karena mengajar anak usia dini juga lah aku memiliki koneksi dengan sesama kepala sekolah/pengelola PAUD dan Dinas Pendidikan.Karena banyak berinteraksi dengan mereka pulalah aku  termotivasi untuk maju.Dan kuliah di jurusan PGRA adalah merupakan salah satu jalan untuk meraih itu.
Mirip dengan teori efek kupu-kupu tadi, semua terjadi karena sebab akibat.
Dan masih banyak lagi rahasia Allah tentang kehidupanku ini.Jalani saja dan jadilah professional.


Senin, 22 Agustus 2016

Elegi




22 Agustus kali ini terasa beda.Hari yang baru diawali dengan kegembiraan dan harapan.Tapi di pertengahannya serasa menyedihkan.

Hari ini adalah hari ulang tahunku.Tanggal yang selalu berulang setiap tahunnya.Yang menghantarkanku di usia 37 tahun.

Tak bisa dipungkiri,aku menunggu  orang-orang yang tercinta mengingat itu.Dan turut memanjatkan do’a yang mengharapkan kebaikan padaku ke depannya.

Alhamdulillah...orang-orang yang terdekatlah yang pertama mengingat.Suami,anak-anak,adik-adikku.

Kali ini aku iseng.Aku mencoba sebuah cara untuk melihat apakah mereka memang mengingat tanggal spesial ini atau diingatkan.Salah satu media sosial yang rajin mengingatkan ultah seseorang adalah facebook.Seminggu sebelum ini,aku menon-aktifkan pemberitahuan tanggal lahir di akun facebook.Karena sebagaimana aku, mengingat di dalam kepala hanya tanggal lahir orang-orang spesial saja.Selebihnya diingatkan facebook.Aku ingin menguji ‘orang-orang spesial itu’.

Alhamdulillah...mereka ternyata mengingatnya.Membelikan kue,memberikan hadiah untuk sedikit memeriahkan hari ini dan membuatku merasa dicintai.

Dan...tak sampai 10 teman yang mengingatnya! hahaha...harus terima kenyataan deh...

Bagiku tidak menjadi masalah...itulah realita

Tapi di tengah kebahagiaanku,di sisi lain ..di separuh hari ini aku sedih.Ucapan yang sangat dan paling kuharapkan tak kunjung tiba.

Dari mamak dan ayah.

Biasanya,di tahun sebelumnya...pagi hari telah datang telepon atau sms dari mamak mengucapkan selamat hari lahir dan menyertai dengan harapan-harapan.Dan aku yakin,do’a terbaiknya selalu mereka ungkapkan dalam hari-harinya.

Tetapi kali ini tak ada.Karena seminggu kemarin mereka berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.Pasti mereka sedang disibukkan dengan kegiatannya.Dan akupun tak berusaha menelepon karena khawatir mengganggu kekhusyu’an ibadahnya.

Entah mengapa...sepenggal hari ini hatiku mendadak melow.ihiks..

Ada sebuah ruang yang kosong di sudut hatiku

Dan kusadari...aku sangat merindukan mereka berdua...

Sangat rindu...

Kucoba menggambarkan rindu itu..tapi selalu terhapus oleh air mata

Semakin kugambarkan bentuk rinduku,semakin kabur oleh air mata.

Dan aku menyadari,aku tak lebih dari anak kecil.Yang hadir di tengah mereka berdua 37 tahun silam.Yang dicintai sebagai anak perempuan pertama.Dan aku merasa kecil dalam mencintai dan merindu mereka.

Aku tetap gadis kecil ayah dan mamakku yang saat ini terus menyeka air mata namun tak bisa menghentikannya.:’(

Allah...mereka memenuhi panggilanmu ke tanahMU.

Kepada Engkau yang Maha Menjaga...

Berkahi mereka dalam penjagaanMU



Elegi malam rintik




Mata



Awal Agustus Tour de Singkarak memeriahkan Sumatera Barat.Iven tahunan itu seperti biasanya dinanti sebagian orang dan dirutuki sebagian orang lainnya.Tapi,kali ini kita tak membicarakan itu karena koran dan media sosial sudah terlalu banyak membahasnya.Aku hanya ingin membahas tentang sebuah kesadaran.

Pagi menjelang siang itu,aku dan Ariq ke pasar membeli kado untu adik Sa’ad yang akan datang dari Padang Panjang.Ternyata bertepatan momen pesepeda TdS menuju Kota Pariaman.Entah kenapa,tahun ini aku cuek beibeh.Biasanya aku paling antusias mengikuti jadwalnya.Kapan dan kemana rutenya dan siapa pemenang tiap etapenya.Kali ini agak-agak malas gitu.Dan  secara tak sengaja aku malah terjebak di dalamnya.maksudnya,terjebak gak bisa pulang,hihi.

Kenapa begitu?karena saat kami menuju pasar,jalan lempang-lempang saja.Tau lempang?itu artinya lurus dalam bahasa Sidikalang.

Nah,sesudah belanja...alamak...jalan pun ditutup karena pesepeda akan lewat.Infonya begitu.Tak kirain 10 menit lagi...karena anak-anak sekolah telah berdiri melambai-lambaikan  bendera di tepi jalan.Kita putuskan menunggu...sekalian menonton.

Malah ariq sempat tidur di gendonganku.Aku dan puluhan orang yang ‘terjebak’ hanya bisa memandangi jalanan kosong berharap mereka cepat lewat.Mungkin sebagian saking senangnya sama TdS tapi sebagiannya memikirkan bagaimana supaya bisa cepat pulang.

Tapiii...ternyata peserta baru lewat 1,5 jam kemudian!

Penantian kami yang hampir 2 jam hanya bisa menyaksikan pesepeda lewat di depan kami tak lebih dari 5 menit.Saking kencangnya balapan mereka.

Semua orang yang punya handphone  telah bersiap dengan  kamera hp nya masing-masing.Termasuk aku tentunya :D

Jika kamu pernah menyaksikan Tour de Singkarak atau balapan sepeda lainnya,pasti tau kalau ingin memfoto mereka harus cepat dan tepat.Jika  tidak , alamat tertinggal karena mereka akan berlalu seperti angin wushh...

Nah..diiringi sirene dan mobil official..rombongan peserta TdS yang berangkat dari Padang tiba di pasar Pariaman,di depan kami.Semua orang memfokuskan mata di hape masing-masing.

Dalam hitungan menit, rombongan pun lewat.Penonton bersorak,bertepuk tangan.Tak berapa lama,jalan lengang kembali.Lalu penonton riuh rendah seketika saat pak polisi mempersilahkan lewat.

Aku tercenung.Menyadari suatu hal.Pembalap TdS lewat di layar kameraku tapi tidak di mataku.Kusadari, tadi mataku tak sepenuhnya menoleh ke mereka karena fokus membidik di kamera.Dan rombongan remaja di depanku malah berfoto dengan membelakangi jalan.Agar mereka dapat di shoot dengan rombongan pesepeda tampak di belakangnya.berarti mereka lebih ‘parah’ lagi.Ya kan??dipastikan mereka tak melihat rombongan kilat itu lewat karena mereka membelakang.

Hingga pulang ke rumah,aku masih terfikirkan akan hal itu.Kenapa aku malah sibuk dengan kameraku?Bukankah mata ini adalah lensa tercanggih yang diberikan Allah untuk menatap secara langsung?Keindahan yang dipandang mata secara langsung tak akan bisa diwakili dengan pantulan gambar lensa kamera.Keindahan itu akan terekam dalam memori internal otak kita yanag maha dahsyat.

Dan,jika ingin merekam dan melihat di layar hape..kenapa aku tidak melihatnya di televisi saja?

Ternyata aku telah menyia-nyiakan nikmat mata ini dengan dalih membuat  foto indah iven TdS padahal sebenarnya telah banyak memenuhi berlembar-lembar surat kabar.

Itulah efek teknologi yang membuat kita lebih bergegas mengejar yang semu,padahal yang riil tak kalah indahnya,hanya saja kita tidak menyadarinya.


Minggu, 03 Juli 2016

Islamic Song



 Nasyidnya Maher Zain 'UMMATI' dalam album ONE bikin baper.Sediihhh...
Karena teringat Rasulullah dan karena ga pande (bahasa Sidikalang niihh) bahasa arab,hiks ;'(

Tapi...efek googling...mau nyimpan ini untuk Wafa,Jundi
Biasaaaa...mau menghafal bareng,versi english and arabic -nya

Naahh..yang ini English version
di Copas aja dari sumber yang tertera di baris paling bawah ya..

 UMMATI

Shining bright you came to us
With a heart so full of love
And you showed that you’re
The one who cares the most
And to us you’ve always been so close
Everyone will say
Please save me
Except Al-Habib (the beloved)

Chorus:
أمتي، أمتي
Ummati, Ummati
(My nation, my nation)
يقولها لنا يوم القيامة
Yaquluha lana yawmal qiyamati
(He will say to us on the Day of Judgement)
أمتي، أمتي
Ummati, Ummati
(My nation, my nation)
يقولها شفاعة
Yaquluha shafa’atan
(He will say as an intercession)
أنا لها، أنا لها
Ana laha ana laha
(“I will do it, I will do it” [to intercede to God on behalf of his nation])
You have always sacrificed
Smiled with patience through the hard times
All you did inspired everyone you knew
Always selfless, striving for the truth
Everyone will say
Please save me
Except Al-Habib (the beloved)

CHORUS
Muhammadun
I’d give my heart and soul for you
Wish my eyes can see your face and be close to you
Coz in your guidance I find peace of mind indeed
No on else on that day can intercede
CHORUS
Lyrics: Paddy Dalton, Bara Kherigi, Maher Zain
Arabic Lyrics: Ahmed Al-Yafie
Melody: Maher Zain, Hamza Namira
Arrangement: Hamza Namira, Maher Zain
Strings Arrangement: Emre Moğulkoç


Read more http://www.islamiclyrics.net/maher-zain/ummati/

Yang abadi dalam do'aku

 Kepada lelaki yang telah berada di sisiku 21 tahun, aku bercerita tentang seorang lelaki yang selalu di hatiku selama 46 tahun ini. Dia aya...