Rindu mereka lagi
Siang di saat waktu lowong, aku membuka tumpukan kardus usang, isinya beberapa buku lama yang tidak memiliki lagi hak domisili di lemari. Kan,mereka buku kuliah dan makalah-makalah yang sudah jarang dibuka jadi tempatnya pun di kotak yang aman.Saking amannya tentunya teronggok manis di gudang. Hobi yang satu ini memang menguntungkan.Apa itu sodara-sodara?aku,jika sedang "ga' tau mau ngapain" seringnya memandangi seantero jagad,eh...ruangan rumah.Dengan satu keinginan,mendekor ulang apa yang ada.Baik itu menggeser lemari,memutar arah tempat tidur dan menyusun ulang baju-baju anak yang berantakan.Hobi yang menguntungkan bukan? hati yang fresh,wajah segar,ruangan pun rapi.
Tiba-tiba aku menemukan sebuah map file yang isinya kumpulan surat-surat.Tersusun rapi dibungkus sampul buku bening per helainya.mulai kubaca....dan...ini nih...sessi menyenangkannya.Kenapa menyenangkan? karena kamu akan duduk fokus membaca dan tak terasa waktu berlalu hingga saat kamu sadar suasana masih berantakan! tapi yang terpenting,ada 'nuansa baru'di hati.
Kumpulan surat itu adalah warisan era 'korespondensi'.Dimana menurut buku biografi-ku (ciee...),pada saat aku kelas 6 SD,aku sudah aktif menjalin persahabatan melalui surat alias sahabat pena.Sahabat pena pertamaku adalah Alifa Royana Fitri atau Fitri.Dia asalnya dari kota batik,Pekalongan.Masih kuingat,namanya kudapatkan dari majalah Bobo,majalah anak-anak yang tren kala itu.Persahabatan kami terus berlanjut melalui surat yang termasuk lancar. Karena nama panggilan kami sama,dibuat kesepakatan bahwa dia dipanggil Fitri dan aku dipanggil Sari.
Semua hal menjadi fokus "persuratan"kami.Dari urusan sekolah,lanjut masa SMP dan SMU yang membahas urusan remaja.Yang seringnya juga adalah bertukar teks lagu (kan masa itu belum ada Google yang bisa dimintai bantuan mencari teks lagu terutama lagu berbahasa asing).
Selain dengan Fitri,aku juga berkirim surat dengan beberapa orang yang lainnya.Termasuk juga dengan teman-teman yang pernah ketemu dalam suatu acara sekolah.Tapi mungkin karena masing-masing disibukkan urusan sekolah persuratan itu berjalan sekedarnya.Terutama bersahabat pena dengan anak laki-laki,seringnya bingung mencari topik pembahasan di surat.Aku juga pernah memiliki sahabat pena dari Switzerland,namanya Stephen Lantz.Tapi...cuma berlangsung satu putaran.Karena...prangko mahal untuk ukuran kantong anak SMA sepertiku juga suratnya yang berbulan-bulan baru sampai di tangan.Selain itu dia kurang lancar berbahasa inggris sedangkan aku?lebih...(kurang lancarnya).hehe..
Dari map itu,surat dari Fitri adalah yang terbanyak,dan kertas suratnya cantik-cantik,lagi.Bahkan sampai foto yang saling kami tukarkan masih ada.sedangkan suratku yang ada padanya menurut kabar sudah musnah ketika banjir pernah menyapu rumah keluarganya.
Persahabatan pena itu berlanjut hingga di bangku kuliah.Aku kuliah di Faperta Universitas Andalas ,Padang dan Fitri di FE-UGM,jogja.Alurnya agak ngadat ketika kami sedang sibuk ujian di kampus dan akibat pengaruh kemajuan teknologi.Ya..disaat telepon sudah lancar dilanjutkan internet yang semakin mudah di dapatkan,kebiasaan surat menyurat itu mulai hilang.
kami jadi lebih sering bertukar kabar via telepon dan e-mail.
Tahun 2001,kampus mengutus kami melalui Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) ke Jogja untuk menghadiri acara BEM selama 3 hari..Motivasi terbesarku adalah,bertemu dengan Fitri yang saat itu sudah bekerja di sebuah bank di Jogja.Namun keinginan itu tidak terwujud.Di tengah padatnya jadwal acara tidak ada waktu lowong.Antara kampus dan tempatnya bekerja juga agak jauh yakni Prambanan sana.Dan, saat acara selesai kami harus langsung berangkat dengan kereta api malam ke Jakarta.Walaupun kecewa,souvenir miniatur jam gadang yang telah kupersiapkan untuk Fitri kuserahkan ke teman-teman panitia sebagai kenang-kenangan.Karena aku juga tidak tahu mau menitipkan ke siapa.
Komunikasi kami tetap berlanjut hingga saat kami sama-sama menikah dengan pasangan masing-masing di tahun yang sama.Tema pun beralih menjadi tema keluarga,hehe,.komunikasi
terasa semakin dekat sejak adanya Fb dan BB.Jadi,persahabatan ini telah berlangsung sekitar 20 tahun tanpa pernah bertemu wajah.
Semakin kubaca semua surat-surat itu aku semakin bersyukur pernah memiliki mereka,sahabat-sahabat penaku.Bagaimanapun,tak bisa kupungkiri dengan mereka aku melewati masa remaja yang menyenangkan,Saling menasehati,bertukar info daerah masing-masing dan yang lainnya.Duniapun terasa berwarna.
Ketika kita melewati masa-masa korespondensi via surat kertas,sangat..berbeda kesannya saat surat fisik itu tergantikan dengan e-mail.Karena ketika kita menulis surat memang keluar sangat hati-hati dari fikiran kita.dibaca ulang,di edit hingga tersusun baik.Kalau email,seringkali kita ketik langsung tanpa konsep dan mengeditnya sekaligus menghapus editan tersebut.Tapi itulah zaman dan teknologi,kita harus mengiringi perubahan itu.Memang,komunikasi menjadi lebih praktis dan efisien,namun terasa ada yang kurang.
Dan,sama seperti yang kuduga.diriku fresh kini....surat sahabat penaku menghadirkan memory indah.Dan,aku semakin merindukan mereka,lagi.
Dan,sama seperti yang kuduga.diriku fresh kini....surat sahabat penaku menghadirkan memory indah.Dan,aku semakin merindukan mereka,lagi.