Minggu, 16 September 2012

Rindu mereka lagi

Siang di saat waktu lowong, aku membuka tumpukan kardus usang, isinya beberapa buku lama yang tidak memiliki lagi hak domisili  di lemari. Kan,mereka buku kuliah dan makalah-makalah yang sudah jarang dibuka jadi tempatnya pun di kotak yang aman.Saking amannya tentunya teronggok manis di gudang. Hobi yang satu ini memang menguntungkan.Apa itu sodara-sodara?aku,jika sedang "ga' tau mau ngapain" seringnya memandangi seantero jagad,eh...ruangan rumah.Dengan satu keinginan,mendekor ulang apa yang ada.Baik itu menggeser lemari,memutar arah tempat tidur dan menyusun ulang baju-baju anak yang berantakan.Hobi yang menguntungkan bukan? hati yang fresh,wajah segar,ruangan pun rapi.

Tiba-tiba aku menemukan sebuah map file yang isinya kumpulan surat-surat.Tersusun rapi  dibungkus sampul buku bening per helainya.mulai kubaca....dan...ini nih...sessi menyenangkannya.Kenapa menyenangkan? karena kamu akan duduk fokus membaca dan tak terasa waktu berlalu hingga saat kamu sadar suasana masih berantakan! tapi yang terpenting,ada 'nuansa baru'di hati.

Kumpulan surat itu adalah warisan era 'korespondensi'.Dimana menurut buku biografi-ku (ciee...),pada  saat aku kelas 6 SD,aku sudah aktif  menjalin persahabatan melalui surat alias sahabat pena.Sahabat pena pertamaku adalah Alifa Royana Fitri atau Fitri.Dia asalnya dari kota batik,Pekalongan.Masih kuingat,namanya kudapatkan dari majalah Bobo,majalah anak-anak yang tren kala itu.Persahabatan kami terus berlanjut melalui  surat yang termasuk lancar. Karena nama panggilan kami sama,dibuat kesepakatan bahwa dia dipanggil Fitri dan aku dipanggil Sari.
Semua hal menjadi fokus "persuratan"kami.Dari urusan sekolah,lanjut masa SMP dan SMU yang membahas urusan remaja.Yang seringnya juga adalah bertukar teks lagu (kan masa itu belum ada Google yang bisa dimintai bantuan mencari teks lagu terutama lagu berbahasa asing).

Selain dengan Fitri,aku juga berkirim surat dengan beberapa orang yang lainnya.Termasuk juga dengan teman-teman yang pernah ketemu dalam suatu acara sekolah.Tapi mungkin karena masing-masing disibukkan urusan sekolah persuratan itu berjalan sekedarnya.Terutama bersahabat pena dengan anak laki-laki,seringnya bingung mencari topik pembahasan di surat.Aku juga pernah memiliki sahabat pena dari Switzerland,namanya Stephen Lantz.Tapi...cuma berlangsung satu putaran.Karena...prangko mahal untuk ukuran kantong anak SMA sepertiku juga suratnya yang berbulan-bulan baru sampai di tangan.Selain itu dia kurang lancar berbahasa inggris sedangkan aku?lebih...(kurang lancarnya).hehe..

Dari map  itu,surat dari Fitri adalah yang terbanyak,dan kertas suratnya cantik-cantik,lagi.Bahkan sampai foto yang saling kami tukarkan masih ada.sedangkan suratku yang ada padanya menurut kabar sudah musnah ketika banjir pernah menyapu rumah keluarganya.
Persahabatan pena itu berlanjut hingga di bangku kuliah.Aku kuliah di Faperta Universitas Andalas ,Padang dan Fitri di FE-UGM,jogja.Alurnya agak ngadat ketika kami sedang sibuk ujian di kampus dan  akibat pengaruh kemajuan teknologi.Ya..disaat telepon sudah lancar dilanjutkan internet yang semakin mudah di dapatkan,kebiasaan surat menyurat itu mulai hilang.
kami jadi lebih sering bertukar kabar via telepon dan e-mail.

Tahun 2001,kampus mengutus kami melalui Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) ke Jogja untuk menghadiri acara BEM selama 3 hari..Motivasi terbesarku adalah,bertemu dengan Fitri yang saat itu sudah bekerja di sebuah bank di Jogja.Namun keinginan itu tidak terwujud.Di tengah padatnya jadwal acara tidak ada waktu lowong.Antara kampus dan tempatnya bekerja juga agak jauh yakni Prambanan sana.Dan, saat acara selesai kami harus langsung berangkat dengan kereta api malam ke Jakarta.Walaupun kecewa,souvenir miniatur jam gadang yang telah kupersiapkan untuk Fitri kuserahkan ke teman-teman panitia sebagai kenang-kenangan.Karena aku juga tidak tahu mau menitipkan ke siapa.

Komunikasi kami tetap berlanjut hingga saat kami sama-sama menikah dengan pasangan masing-masing di tahun yang sama.Tema pun beralih menjadi tema keluarga,hehe,.komunikasi
 terasa semakin dekat sejak adanya Fb dan BB.Jadi,persahabatan ini telah berlangsung sekitar 20 tahun tanpa pernah bertemu wajah.

Semakin kubaca semua surat-surat itu aku semakin bersyukur pernah memiliki mereka,sahabat-sahabat penaku.Bagaimanapun,tak bisa kupungkiri dengan mereka aku melewati masa remaja yang menyenangkan,Saling menasehati,bertukar info daerah masing-masing dan yang lainnya.Duniapun terasa  berwarna.

Ketika kita melewati masa-masa korespondensi via surat kertas,sangat..berbeda kesannya saat surat  fisik itu tergantikan dengan e-mail.Karena ketika kita menulis surat memang keluar sangat hati-hati dari fikiran kita.dibaca ulang,di edit hingga tersusun baik.Kalau email,seringkali kita ketik langsung tanpa konsep dan mengeditnya sekaligus menghapus editan tersebut.Tapi itulah zaman dan teknologi,kita harus mengiringi perubahan itu.Memang,komunikasi menjadi lebih praktis dan efisien,namun terasa ada yang kurang.

Dan,sama seperti yang kuduga.diriku fresh kini....surat sahabat penaku menghadirkan memory indah.Dan,aku semakin merindukan mereka,lagi.

Sabtu, 15 September 2012

 I'M TERROHIS!!

Teman-teman di Fb heboh,di BB heboh,di twitter juga heboh...apa pasal?penyebabnya tak lain dan tak bukan pemberitaan di Metro tv yang menyimpulkan bahwa "rohis/kerohanian islam" yaitu sebuah ekskul di sekolah menengah adalah "sarang teroris muda".Berita tersebut diangkatkan pada acara Metro Hari Ini edisi 5 September 2012 dialog bersama narasumber guru besar UIN,Prof.Bambang Pranowo,mantan kepala BIN Hendropriyono dan pengamat terorisme Taufik Andri.
Beberapa hari  berita itu semakin luas beredar.Dan,memunculkan kegeraman tersendiri bagi orang-orang yang terlibat di rohis.Wajar saja geram,karena berita tersebut dimunculkan oleh mereka yang mungkin  tidak pernah mengetahui bagaimana rohis itu sebenarnya. Membuat kesimpulan tanpa menyertakan data-data.Himbauan pengaduan pun di sebarkan.Dikhawatirkan berita ini menimbulkan kecemasan pada masyarakat dan orangtua anak-anak yang aktif di rohis.Media tersebut dituntut meralat beritanya dan meminta maaf kepada rohis secara umum. Para aktivis,mantan aktivis,anggota,simpatisan rohis se Indonesia mengirimkan pengaduan ke  Komisi Penyiaran Indonesia(KPI).Atas pemberitaan media tersebut yang dinilai gegabah

Hingga, pada sore 15 September 2012 pihak tv swasta tersebut membuat penjelasan terkait berita itu. Mereka menyangkal dan  mengatakan  tidak ada penyebutan  nama 'rohis"oleh presenter dan narasumber saat acara itu berlangsung. Mereka mengaku dalam acara bertema:"awas,generasi baru teroris!' itu  memberitakan salah satu pola rekrutmen teroris muda yaitu dengan merekrut siswa SMP/SMU melalui program ekstra kurikuler  di masjid-masjid sekolah.Dalam bantahannya Metro tv juga menyatakan bahwa poin-poin itu adalah hasil penelitian si guru besar UIN dan mereka tidak mencantumkan sumber di tampilan televisinya. Pada kenyataannya berita ini sudah mengambang lebih dari seminggu.Membawa nama ekstra kurikuler sekolah yang berbasis masjid yg tentunya ...Rohis. Siswa dan guru di sekolah menegah juga tahu bahwa ekstra kurikuler yang berkegiatan di mesjid-mesjid sekolah adalah rohis.Belum ada ditemui ekskul marching band, pramuka,basket dll latihannya di mesjid,bukan?Namanya juga media,melalui bahasa bisa jadi pembelaan dan penyangkalan walaupun pada tujuannya sama.Yah...media yang satu itu memang akhir-akhir ini semakin tak bijak mengeluarkan berita,semakin tak menengahi dan terkadang memprovokasi.

Jika ditilik sejarahnya,rohis telah berperan besar dalam pembangunan generasi muda Indonesia.Beberapa tokoh yang islami dengan lantangnya mengaku bahwa mereka dulunya adalah alumni dan  bentukan rohis.Dan berapa banyak generasi yang semakin mengenal islam dengan terlibat di rohis?islam yang mencerahkan,islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.Mereka mengkaji islam dan juga mengamalkannya dalam kesehariannya. Menjadi pelajar yang santun,berpakaian sopan,memiliki pergaulan yang baik dan juga,cerdas!
Berapa banyak juga generasi masa kini yang telah terlena oleh tipuan narkoba,terjerat oleh pergaulan bebas dan tawuran?Seharusnya kegiatan rohis ini mendapat tempat dan dukungan selalu dari pemerintah,guru,,orangtua dan masyarakat sebagai sebuah wadah berkegiatan positif bagi pelajar kita.Tapi sayangnya,beberapa pihak yang saking kalutnya akan isu terorisme dengan mudahnya men-generalisir Rohis sebagai hal yang harus diwaspadai.


Sebagai yang pernah duduk di bangku SMA,aku kenal yang namanya ekskul rohis tapi tak pernah menjadi anggota apalagi aktif di dalamnya. Dikarenakan di sekolahku dulu memang belum ada dibentuk secara khusus. Mungkin SDM yang masih terbatas.Tapi sebuah pengalaman bertemu aktivis rohis SMU se Sumatera Utara pernah kuikuti  di pertengahan tahun 1997. Kesan pertama yang kudapatkan begitu indahnya, 3 hari bertemu dan berdiskusi bersama ikhwan dan akhwat (istilah yang pertama kali kudengar di sana..hihi..).Saking eratnya ukhuwah selama di sana,beberapa orang telah menjadi sahabat via surat hingga aku menempuh bangku kuliah dan hingga saat ini.

Eratnya ukhuwah,menariknya berkegiatan di rohis akhirnya kutemui di bangku kuliah.Allah mempertemukankui dengan Universitas Andalas,Padang.Dan,siapakah insan-insan yang membuatku betah merantau di kala "homesick"?..yah.akhwat-akhwat LDK(Lembaga dakwah kampus) rohisnya-kampus.Soalnya,di saat senior lain pasang wajah sangar dan penuh wibawa di kala OSPEK,mereka muncul dengan wajah teduh menenangkan dan senyum manisnya).Dan salah satu bukti betahku juga,tinggal di pondokan yang sama selama 5 tahun!ga' pindah-pindah.Karena di dalam pondokan itu,tinggal mereka-mereka saudaraku seiman  yang sambil kuliah,juga berprestasi,juga berkegiatan amal di Rohis (faperta namanya Forstudi-forum studi dinamika islam).Suasana ukhuwah islamiyah yang membalut tak kutemui di selainnya.

Kenapa berbasis di masjid?karena sebagai seorang islam selayaknya kita menjadikan mesjid sebagai sentra kegiatan dalam upaya mencintainya.Rohis membuatku semakin mencintai Allah,semakin mencintai Rasulullah,semakin mencintai agamaku.rohis mengarahkan proses pencarian jati diriku,di rohis pula ke mengetahui hijab yang Allah telah wajibkan untuk aku kenakan.Di rohis juga diajarkan tawazun/keseimbangan dunia akhirat.Rohis mengajarkan berorganisasi yang total,berdiskusi yang seru dan  meng-up grade kemampuan diri selalu.Saling memotivasi prestasi akademik,saling menasihati dalam kebaikan.Tak heran banyak juga aktivis rohis yang berprestasi di berbagai bidang karena bagi mereka memaksimalkan potensi diri adalah upaya mensyukuri nikmat Allah.Ah...betapa banyak sudah manfaat yang kudapatkan melalui berkegiatan di rohis.Dan,keluarga pun tak pernah merasa keberatan dengan keterlibatanku itu.Malah mungkin mereka bersyukur,putrinya di rantau orang memang bersama orang-arang yang aman.GR dah!^-^
Setamatku dari kuliah....aku masih sering merasakan semangat  itu ketika menyaksikan adik-adik siswa dan mahasiswa yang masih menjadi  aktivis-aktivis rohis .Kebanggaan berislam itu tampak di wajah-wajah mereka,di pakaian-pakaian mereka.Dan kukatakan;teruslah berbuat kebajkan,InsyaAllah Allah dan seluruh langitNYA akan melihat padamu.Berbuat kebajikan pasti ada onak durinya,mungkin fitnah ini adalah salah satunya.




Kesempatan kedua di Apresiasi GTK 2023

 Seolah rendezvous, aku menatap Bandara Internasional Minangkabau pagi itu, 20 November 2023. Sementara hiruk pikuk rombongan Apresiasi GTK ...