Awal Agustus kemarin,perjalanan pertama kali bagiku berkunjung ke Istana Maimun di Kota Medan.
Yup! walaupun lahir dan dibesarkan di Sidikalang, Sumatera Utara aku belum pernah menginjakkan kaki di bangunan bersejarah ini.Kenapa belum pernah?ya ..belum ada kesempatan saja.Dan walaupun pernah mempelajarinya sewaktu sekolah tapi belum pernah diadakan studi banding ke sana.So,jadilah aku dan suami yang kebetulan mudik sebentar ke Sidikalang menyempatkan diri mengunjunginya.Ini namanya turis di kampung sendiri..hehe
Istana Maimun merupakan salah satu warisan sejarah kebanggan orang Medan,terutama melayu.Karena istana ini dulunya adalah tempat raja bertahta,mengambil keputusan dan menjadi pusat pemerintahan pada saat itu. Bangunannya masih kokoh dan terawat.
Berdasarkan googling di Wikipedia,ini sedikit informasi tentang Istana Maimun:
Istana Maimun adalah istana Kesultanan Deli yang merupakan salah satu ikon kota Medan, Sumatera Utara, terletak di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun.
Didesain oleh arsitek Italia dan dibangun oleh Sultan Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid. Pembangunan istana ini dimulai dari 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 m2
dan 30 ruangan. Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3
bagian yaitu bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap
kanan. Bangunan istana ini menghadap ke utara dan pada sisi depan
terdapat bangunan Masjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Masjid Raya Medan.
(Sumber: Wikipedia)
Kami datang pagi sekali bersamaan orang yang sedang jogging.Karena kebetulan tempat kami menginap dekat dan cukup berjalan kaki sekitar 10 menit.
Sewaktu kami datang, para petugas yang berseragam baru bersiap.Gerbang piket juga belum ada petugasnya.Jadi,kami keliling-keliling dulu.
Tepat pukul 8.30 pintu istana dibuka.Kami disambut seorang lelaki yang sepertinya masih keturunan keluarga raja. Menurut informasi, kesultanan kerajaan ini masih berlangsung hingga kini.Sultan masih diwariskan turun temurun dan di istana tersebut masih ditinggali keluarga sultan.Pantas saja terlihat terawat ya..
Selain kami telah ada beberapa orang juga yang telah berkunjung. Setelah menaiki tangga yang dinaungi atap,kami disambut beranda yang terdapat 2 pasang kursi dan meja kayu.
Dan..jrengng..pintu dibuka,subhanallah,sungguh menakjubkan di dalamnya. Bangunan berloteng tinggi dan luas,khas bangunan aula.Lorong pendek menyambut kami.Di sana terdapat plakat-plakat dan beberapa foto yang menunjukkan sejarah istana ini.
Selanjutnya kami langsung memasuki aula utama, dimana di salah satu sisinya terdapat singgasana sultan yang posisinya di desain tinggi dan berkelambu berwarna kuning,khas melayu.Di sisi seberang singgasana terdapat ruangan yang memuat lemari pajangan peninggalan senjata,alat musik,peralatan perang dan yang lainnya.Walaupun beberapa asli,sebagiannya tampaknya mewakili benda-benda yang mungkin pernah hilang.
Foto: Latar singgasana raja dahulunya
Bangunan permanen tersebut dihiasi kayu-kayu ukiran yang dahulunya merupakan meja rias,kursi bersofa lembut dan berukir,lemari yang cukup antik.
Di sisi tiap dinding terdapat meja-meja panjang yang diisi foto-foto sultan dari masa ke masa.Baik yang berbentuk lukisan maupun foto cetak.Dan tergantung foto raja berpigura besar di dinding.Di salah satu sisi aula terdapat ruangan untu pengunjung selfie dengan baju khas melayu.Kita mesti bayar untuk penyewaan baju dan jasa cuci foto.
Kami tidak berfoto karena waktu waktu tak cukup..Jadi,kami hanya membeli souvenir yang bisa didapatkan di toko souvenir yang terletak di salah satu ruangan di sebelah singgasana raja.Tampaknya tempat ini telah dikelola bagian pariwisata karena semua petugasnya sepertinya pegawai pemda.
Jika kamu pencinta souvenir,dijamin pengen memborong semua..habis..lucu-lucu souvenirnya.Itu yang kurasakan hehe.
Selain bangunan utama istana, di sisi kanannya terdapats ebuah bangunan kecil tertutup yang berisi meriam pontong.Menurut hikayatnya ,meriam ini konon adalah potongan tubuh pangeran kerajaan yang mengubah dirinya menjadi meriam demi melindungi kerajaannya yang diserang musuh.Peperangan itu akibat ditolaknya pinangan seorang raja pada Puteri Hijaun, sang putri cantik kesultanan.Karena kepanasan,meriam tadi terbelah/puntung.Itulah cerita yang mereka percayai.Kami sih tidak masuk ke dalam bangunan karena meriam itu sudah pernah kulihat di buku pelajaran waktu SMP.:)
Sesudah puas berkeliling,kami bersiap pulang karena akan ke bandara Kuala Namu mengejar penerbangan jam 1 siang.
Goodbye Istana Maimun..jumpa lagi....
Ma'af kalau fotonya kebanyakan selfi.Maklum..turis.haha
Sabtu, 27 Agustus 2016
Rabu, 24 Agustus 2016
Komunitas Kampung Dongeng
Ayo mendongeng!!
Bisa mendongeng itu biasa,terbiasa mendongeng
itu luar biasa!!
Semangat itulah yang selalu didengungkan Kak
Awam Prakoso, pendongeng nasional sekaligus pendiri
Komunitas Kampung
Dongeng.Komunitas yang berkecimpung dan mendukung kegiatan literasi bagi semua
usia.Melalui Yayasan Kampung Dongeng,Kak Awam dan relawan tidak saja
memiliki program menyebarkan dongeng
tetapi juga melakukan pembinaan pendongeng.
Siapa yang bisa menjadi pendongeng?semua
orang.Baik anak-anak maupun orang dewasa.
Jika selama ini banyak pendongeng yang
berkeliling beberapa daerah sebagai pendongeng,Kak Awam memiliki keinginan
bagaimana dongeng bisa tersebar di semua daerah di Indonesia melalui
orang-orang yang memiliki kemampuan yang terlatih.Sehingga upaya untuk
membentuk cabang Komunitas Kampung Dongeng di semua provinsi dilakukan melalui
program kerja yang telah tersusun.
Melalui dongeng dan bercerita,banyak
nilai-nilai yang bisa disampaikan kepada pendengar/audiens.Kampung
Dongeng
tidak sekedar menyampaikan hikayat kosong tetapi juga mengutamakan nilai-nilai
positif dalam setiap kisahnya.Dongeng merupakan salah satu aternatif
menyebarkan nilai moral dan karakter.
Siapa saja dapat bergabung ke dalam Komunitas
Kampung Dongeng, asalkan memiliki niat yang sama untuk berkontribusi di bidang
literasi.Mau bersungguh-sungguh menjadi relawan dan memiliki kemauan kuat untuk
berkumpul dan memperdalam kemampuan mendongeng.
Di Sumatera Barat telah terbentuk Komunitas
Kampung Dongeng sejak tahun 2015 yang
lalu.Pelantikan pengurusnya dilakukan bersamaan dengan Seminar Dongeng yang
diadakan bekerja sama dengan Perpustakaan Daerah Sumatera Barat.Kampung Dongeng
Sumbar telah mengadakan workshop bagi calon pendongeng periode April-Agustus
sebanyak 6 kali pertemuan dan menghasilkan beberapa kegiatan yang salah satunya
lomba dongeng antar peserta workshop dongeng yang diadakan pada tanggal 11
Agustus 2016 kemarin.
Foto:Praktek mendongeng oleh semua peserta workshopFoto:Kita semua bisa,hanya kita belum terbiasa.
Foto:Relawan Kampung Dongeng se- Sumatera Barat
Salah satu hasil dari pembinaan Kampung
Dongeng Sumbar adalah terbentuknya cabang Kampung Dongeng di Kota Pariaman.Diawali
oleh peserta workshop asal Kota Pariaman sebanyak 8 orang yang menjadi pengurus
dan telah dilantik pada 30 Juli 2016.Kegiatan pelantikan ini digandengkan
dengan kegiatan Hari Anak bekerjasama dengan beberapa PAUD dan SDIT Mutiara Kota Pariaman dengan kegiatan
lomba mewarnai di Taman Anas Malik selama 2 hari yaitu 30-31 Juli 2016.
Sebagai salah satu wujud keseriusan KaDo Kota Pariaman (Kampung Dongeng),pada tanggal 26-28 Agustus mengirimkan 4 orang pengurus dan pendongeng untuk mengikuti kegiatan Kemah Dongeng ke -15 yang rutin diadakan Kampung Dongeng pusat .Bertempat di Taman Mini Indonesia Pusat (TMII)
Semoga ilmu yang didapatkan disana dapat segera disebarkan kepada relawan yang lainnya.
Tetap semangat para pejuang literasi!!
Semoga ilmu yang didapatkan disana dapat segera disebarkan kepada relawan yang lainnya.
Tetap semangat para pejuang literasi!!
Bagi yang ingin bergabung dipersilahkan
menghubungi Pengurus Kampung Dongeng di Sekretariat Jalan S.M.AbidinPasir
Lohong Kota Pariaman.
Selasa, 23 Agustus 2016
Ruang Kreatifitasku
Hobi yang menurutku paling menyenangkan adalah membuat kerajinan
alias menjadi seorang perajin ,be a crafter!
Entah kenapa,setiap melihat hasil karya yang
unik mataku selalu berbinar dan ada gairah tersendiri untuk bisa pula membuat
yang seperti itu.Setiap melihat souvenir di toko atau di majalah,aku pasti
tertarik.Dan setiap melihat tutorial kerajinan di internet,selalu ku simpan
dengan tekad untuk dipraktekkan.
Tak dinyana, di dunia pendidikan anak usia
dini aku berkecimpung sekarang ini membuat kerajinan adalah hal yang tak bisa
dipisahkan.Karena belajar anak PAUD adalah bermain,dan membuat hasil karya
merupakan salah satu cara bermain.Dan guru pun dituntut untuk mampu membuat
sebuah bahan ajar 2 atau 3 dimensi sebagai sarana menyampaikan pembelajaran
kepada peserta didik.Kita mengenalnya dengan APE (Alat Peraga Edukasi)
Yang merupakan
dasar pembuatan APE bagi anak usia dini salah satunya adalah
mengintegrasikan pola pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah
anorganik untuk didaur ulang.Sehingga diupayakan memakai bahan bekas untuk
dikreasikan sesuai imajinasi peserta didik.Misalnya;kertas bekas,botol plastik
bekas,kardus bekas dan yang lainnya.Yang terpenting masih layak untuk dipakai
dan tidak mengabaikan unsur kebersihan benda tersebut.Tetapi jika
membahayakan kesehatan sebaiknya tidak
dipergunakan.
Pembuatan APE tidak saja pekerjaan seorang
pendidik anak usia dini di sekolah.Orangtua pun seharusnya melakukan hal itu
juga bagi anaknya di rumah.Seperti masa saat era digital belum kita masuki,generasi
sebelumnya membuat APE dan alat main sendiri dari bahan alam dan bahan bekas
dengan memanfaatkan imajinasi.
Jika kita masih ingat pernah membuat mobilan
dari kaleng bekas,dengan 4 bulatan dari busa sendal jepit sebagai rodanya dan
kayu sebagai pendorongnya.Atau kita pernah membuat kapal-kapalan dari sabut
kelapa,pistol/senjata dari batang pelepah pisang?dan masih banyak benda lainnya
yang pernah tercipta dan dimainkan bersama.
Berbeda dengan anak-anak sekarang, disibukkan
dengan gadget yang menawarkan game online dan semacamnya yang membuat matanya
terfokus pada layar tablet atau komputer/laptop.Atau orangtuanya yang semakin
malas atau sibuk sehingga tidak sempat mendampingi anaknya membuat
kreasi-kreasi seperti itu?mungkin jawabannya terletak pada kita masing-masing.
Kembali kepada pendidik paud.Pelatihan membuat
APE adalah salah satu kegiatan yang wajib bagi pendidik dan pengelolanya.Dengan
kata lain,metoda ini masih tetap berlaku dan sangat mendukung pada tahap
perkembangan.Karena APE bisa dimanfaatkan sebagai pajangan, miniatur benda yang
ingin dikenalkan pada anak,alat pendukung bercerita dan mendongeng dan yang
lainnya.
Ket.Foto:Salah satu kegiatan dalam pelatihan pengelola dan pendidik paud dengan session 'membuat APE'
Taadaa..inilah hasil karya kami dalam waktu 40 menit.Walaupun terlihat sederhana tapi buah kerjasama tim
Dan membuat APE mengasyikkan!
Biarkan imajinasimu berkelana dan wujudkan
dalam sebuah hasil karya!
Pesona Angso Duo
Salah satu opsi destinasi wisata di Kota Pariaman adalah pulau Angso Duo.Pulau berpasir putih nan indah ini termasuk pulau yang cukup mungil.
Sebagaimana informasi yang tercatat di website remi pemerintah Kota Pariaman,Pulau Angso Duo memiliki luas daratan 3,7 hektare dan merupakan pulau kecil yang paling dekat dengan pesisir.Kawasan Pulau Angso Duo memiliki ekosistem terumbu karang dalam kondisi baik.Keberadaan karang hidup di sekitar pulau angso duo mencapai 80 persen .Pulau angso duo sendiri terdiri dari 3,7 hektare kawasan daratan,4,3 hektare kawasan perairan berkedalaman 0,5 meter hingga 1 meter 14,8 hektare kawasan perairan 1,1 meter hingga 2 meter dan 5,2 hektare kawasan terumbu karang(Pariamankota.go.id)
Jika dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM),kita menuju Kota Pariaman selama kurang lebih 1 jam perjalanan.Dari Pantai Gandoriah kita akan menyeberang ke pulau tersebut dengan kapal kecil atau speedboat.Tenang saja..di sana terdapat loket penjualan tiket resmi dimana termasuk asuransi di dalamnya.Jika ingin informasi yang terkait dengan pulau,kita bisa bertanya ke petugas yang selalu stand by.dengan ongkos Rp40.000 kita bisa segera menyeberang ke pulau dengan kapal yang dilengkapi pelampung untuk setiap penumpangnya.
Nah..sebagai penduduk yang telah menetap di Pariaman selama 12 tahun..Baru tahun ini aku berkesampatan menjejaki pulau indah ini.Karena sebelumnya wisata ini kurang terdengar gebyar promo wisatanya.Memang sih..selama ini pulau Angso Duo tetap dikunjungi orang yang bertujuan ziarah ke makam berukuran panjang (sekitar 4,5 meter) yang terletak di pulau itu.Yang diyakini sebagai Makam Katik Sangko,teman salah satu ulama penyebar islam di Pariaman,Syekh Burhanuddin.Di sebelah makam tersebut terdapat sebuah surau yang bernama sama.Terbuat dari kayu dan berjenjang tinggi.
Sepuluh tahun belakangan ini,barulah geliat wisata Angso Duo meningkat lagi.Pemerintah mempercantik tampilan land mark-nya,memperbaiki transportasi ke sana secara lebih proesional.Sehingga memancing banyak wisatawan datang.Tapi nampaknya masih wisatawan lokal ya..soalnya jarang sekali terlihat bule /wisman.Katanya dulu sekali..pulau ini ramai.tapi seperti apa ramainya,aku tidak pernah menyaksikan karena aku tidak besar di sini.Yang kusaksikan adalah kenyataan hari ini..ciee..
Keberangkatanku kali ini adalah yang kedua di tahun ini.Kali ini dalam rangka membawa Ina,adikku yang tinggal di Jakarta datang berlibur bersama anaknya ke Pariaman.
.
Nah..mari kita berangkat!
Ket.Foto: Menunggu keberangkatan.Karena penumpangnya harus penuh 20 orang.Karena dengan niat agar tidak hangus kepanasan di pulau nanti,kami datang ke sini pagi sekali.Ya..terpaksa nunggu deh..Sabar..
Bismillah..kita berangkat
Pulaunya sudah kelihatan.Perjalanan dengan kapal tak sampai 20 menit kok
Alhamdulillah..sampai dengan selamat.Kita disambut dermaga yang cukup luas.
Anak-anak langsung mencebur ke ombak yang cukup tenang sehingga aman untuk anak-anak/asal tidak terlalu jauh ke tengah.Pasirnya putihhh..
Ada pondok bertingkat untuk kita duduk menghindari panas menyengat dan menggelar dagangan..eh makanan.Ini Wafa lagi meminta minum dari tangga/karena bajunya basah
Ini salah satu sisi pulau yang kami pilih.Jika ingin berkeliling gak sampai 30 menit bisa terjalani mengelilinginya.Tapi kami memilih di sini saja karena tujuannya agar anak-anak bisa berenang.Karena di sisi ini cukup sepi.
Dan juga bermain pasir...sayangnya kita gak bawa cetakan dan ember pasir sih.
Di sini juga disediakan wahana Banana Boat dan Doughnut Boat bagi yang ingin menguji adrenalin.Juga layanan Diving.tepatnya sih 'mengintip' terumbu karang di pantai.
Dan..mencari inspirasi..alias berkhayal ! hahaha...
Di sini juga banyak yang menjual makanan.Banyak warung juga.
Sesudah puas bermain,kita shalat zuhur dulu di Musala/surau Katik Sangko
Hari mulai panas,kita bersiap pulang.Menunggu kapal datang.
Di atas kapal menuju daratan kembali.
Alhamdulillah...Kita diberi Allah keselamatan pergi dan pulang.
Sampai bertemu lain waktu.
Sebagaimana informasi yang tercatat di website remi pemerintah Kota Pariaman,Pulau Angso Duo memiliki luas daratan 3,7 hektare dan merupakan pulau kecil yang paling dekat dengan pesisir.Kawasan Pulau Angso Duo memiliki ekosistem terumbu karang dalam kondisi baik.Keberadaan karang hidup di sekitar pulau angso duo mencapai 80 persen .Pulau angso duo sendiri terdiri dari 3,7 hektare kawasan daratan,4,3 hektare kawasan perairan berkedalaman 0,5 meter hingga 1 meter 14,8 hektare kawasan perairan 1,1 meter hingga 2 meter dan 5,2 hektare kawasan terumbu karang(Pariamankota.go.id)
Jika dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM),kita menuju Kota Pariaman selama kurang lebih 1 jam perjalanan.Dari Pantai Gandoriah kita akan menyeberang ke pulau tersebut dengan kapal kecil atau speedboat.Tenang saja..di sana terdapat loket penjualan tiket resmi dimana termasuk asuransi di dalamnya.Jika ingin informasi yang terkait dengan pulau,kita bisa bertanya ke petugas yang selalu stand by.dengan ongkos Rp40.000 kita bisa segera menyeberang ke pulau dengan kapal yang dilengkapi pelampung untuk setiap penumpangnya.
Nah..sebagai penduduk yang telah menetap di Pariaman selama 12 tahun..Baru tahun ini aku berkesampatan menjejaki pulau indah ini.Karena sebelumnya wisata ini kurang terdengar gebyar promo wisatanya.Memang sih..selama ini pulau Angso Duo tetap dikunjungi orang yang bertujuan ziarah ke makam berukuran panjang (sekitar 4,5 meter) yang terletak di pulau itu.Yang diyakini sebagai Makam Katik Sangko,teman salah satu ulama penyebar islam di Pariaman,Syekh Burhanuddin.Di sebelah makam tersebut terdapat sebuah surau yang bernama sama.Terbuat dari kayu dan berjenjang tinggi.
Sepuluh tahun belakangan ini,barulah geliat wisata Angso Duo meningkat lagi.Pemerintah mempercantik tampilan land mark-nya,memperbaiki transportasi ke sana secara lebih proesional.Sehingga memancing banyak wisatawan datang.Tapi nampaknya masih wisatawan lokal ya..soalnya jarang sekali terlihat bule /wisman.Katanya dulu sekali..pulau ini ramai.tapi seperti apa ramainya,aku tidak pernah menyaksikan karena aku tidak besar di sini.Yang kusaksikan adalah kenyataan hari ini..ciee..
Keberangkatanku kali ini adalah yang kedua di tahun ini.Kali ini dalam rangka membawa Ina,adikku yang tinggal di Jakarta datang berlibur bersama anaknya ke Pariaman.
.
Nah..mari kita berangkat!
Ket.Foto: Menunggu keberangkatan.Karena penumpangnya harus penuh 20 orang.Karena dengan niat agar tidak hangus kepanasan di pulau nanti,kami datang ke sini pagi sekali.Ya..terpaksa nunggu deh..Sabar..
Bismillah..kita berangkat
Pulaunya sudah kelihatan.Perjalanan dengan kapal tak sampai 20 menit kok
Alhamdulillah..sampai dengan selamat.Kita disambut dermaga yang cukup luas.
Anak-anak langsung mencebur ke ombak yang cukup tenang sehingga aman untuk anak-anak/asal tidak terlalu jauh ke tengah.Pasirnya putihhh..
Ada pondok bertingkat untuk kita duduk menghindari panas menyengat dan menggelar dagangan..eh makanan.Ini Wafa lagi meminta minum dari tangga/karena bajunya basah
Ini salah satu sisi pulau yang kami pilih.Jika ingin berkeliling gak sampai 30 menit bisa terjalani mengelilinginya.Tapi kami memilih di sini saja karena tujuannya agar anak-anak bisa berenang.Karena di sisi ini cukup sepi.
Dan juga bermain pasir...sayangnya kita gak bawa cetakan dan ember pasir sih.
Di sini juga disediakan wahana Banana Boat dan Doughnut Boat bagi yang ingin menguji adrenalin.Juga layanan Diving.tepatnya sih 'mengintip' terumbu karang di pantai.
Dan..mencari inspirasi..alias berkhayal ! hahaha...
Di sini juga banyak yang menjual makanan.Banyak warung juga.
Sesudah puas bermain,kita shalat zuhur dulu di Musala/surau Katik Sangko
Hari mulai panas,kita bersiap pulang.Menunggu kapal datang.
Di atas kapal menuju daratan kembali.
Alhamdulillah...Kita diberi Allah keselamatan pergi dan pulang.
Sampai bertemu lain waktu.
Kenapa aku sampai di sini?
Suatu ketika dalam sebuah perjalanan, kuhabiskan mengisi
waktu dengan membaca majalah berlabel LionMag.Saat menelusuri gambar yang
tulisan,mataku terpaku pada sebuah judul di bagian dalam sampul halaman depan.”The
Butterfly Effect”.Hmmm..rasa pernah dengar bahasa ini.
Tulisan tersebut menguraikan bahwa terjadinya suatu
peristiwa adalah merupakan akibat dari kejadian sebelumnya.Sebuah kejadian yang
remeh kadang bisa menjadi pemicu kejadian dahsyat yang menggemparkan
dunia.setidaknya begitulah yang dimaksud dengan ‘Teori Efek Kupu-Kupu” ini.
Penelusuranku di internet menyimpulkan: Efek Kupu-kupu /Butterfly effect) adalah istilah
dalam "Teori Chaos" (Chaos Theory) yang berhubungan dengan
"ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal" (sensitive
dependence on initial conditions), di mana perubahan kecil pada satu tempat
dalam suatu sistem non-linear dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan
kemudian. Istilah yang pertama kali dipakai oleh Edward
Norton Lorenz ini merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di
hutan belantara Brazil
secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian (situs Wikipedia)
Ringkasnya,sebuah kejadian di alam dunia ini saling
berkaitan dan mempunyai hokum sebab akibat.Kalau kita menginterpretasikan dari
sisi lain mungkin bisa dikatakan sebagai perjalanan hidup dan takdir yang mesti
dijalani.
Membuatku tercenung
dan diingatkan pada sebuah kejadian sebulan sebelumnya.Dimana aku memutuskan
mengambil kuliah Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) untuk semester
ini.Jurusan yang berbeda dengan pendidikanku sebelumnya dan berstatus S1 pula!
Kenapa aku terfikirkan untuk kuliah lagi?akupun tak ingat
darimana ide itu berasal.Keinginan itu muncul saja secara tiba-tiba.Dan suami
mendukung juga asalkan itu untuk menuntut ilmu.
Aku pernah berfikir surut dan membuatku tersenyum
sendiri.Aku teringat ketika masa sekolah SMA,mamak mendorongku untuk kelak
kuliah di IKIP Medan/sekarang Unimed.Agar bisa menjadi guru dan menurutnya
profesi itulah yang paling sesuai dengan perempuan.Aku enggan karena aku tak ingin
jadi guru dan menjadi guru adalah pilihan terakhirku saat itu.
Setelah sekian tahun dan aku menjadi guru PAUD,aku sering
teringat akan itu.Sejauh mana aku tak menginginkan menjadi guru,Allah malah
mengahantarkanku ke sana.Walaupun hanya sebagai guru anak usia dini.Inilah
perjalanan takdir.
Dan aku sering berandai-andai.Seandainya aku dulu kuliah di
universitas kejuruan,apakah memang sekarang aku akan jadi guru juga?guru
apa?tapi itu hanya andai-andai.Tak sampai aku menggugat perjalanan hidup ini.
Dan pernah bertanya…jika
akhirnya menjadi guru PAUD,kenapa mesti kuliah di Fakultas Pertanian?kenapa
tidak dari dulu saja kuliah di jurusan pendidikan anak usia dini?
Tapi pertanyaan itu telah ada jawabannya.Karena kuliah di
Faperta Unand adalah salah satu cara Allah mempertemukanku dengan jodohku.Dan
karena berjodoh dengannya aku tinggal di Pariaman ini.dan karena tinggal di
Pariaman ini aku diperlihatkan Allah betapa banyak anak usia dini di sekitar
rumah yang kurang terlayani pendidikannya.Dan karena pemikiran itulah suami
mendorong untuk mendirikan lembaga PAUD melalui yayasannya.Dan karena mengajar
anak usia dini juga lah aku memiliki koneksi dengan sesama kepala sekolah/pengelola
PAUD dan Dinas Pendidikan.Karena banyak berinteraksi dengan mereka pulalah
aku termotivasi untuk maju.Dan kuliah di
jurusan PGRA adalah merupakan salah satu jalan untuk meraih itu.
Mirip dengan teori efek kupu-kupu tadi, semua terjadi karena
sebab akibat.
Dan masih banyak lagi rahasia Allah tentang kehidupanku ini.Jalani
saja dan jadilah professional.
Senin, 22 Agustus 2016
Elegi
22 Agustus kali ini terasa beda.Hari yang baru diawali
dengan kegembiraan dan harapan.Tapi di pertengahannya serasa menyedihkan.
Hari ini adalah hari ulang tahunku.Tanggal yang selalu
berulang setiap tahunnya.Yang menghantarkanku di usia 37 tahun.
Tak bisa dipungkiri,aku menunggu orang-orang yang tercinta mengingat itu.Dan
turut memanjatkan do’a yang mengharapkan kebaikan padaku ke depannya.
Alhamdulillah...orang-orang yang terdekatlah yang pertama
mengingat.Suami,anak-anak,adik-adikku.
Kali ini aku iseng.Aku mencoba sebuah cara untuk melihat
apakah mereka memang mengingat tanggal spesial ini atau diingatkan.Salah satu
media sosial yang rajin mengingatkan ultah seseorang adalah facebook.Seminggu
sebelum ini,aku menon-aktifkan pemberitahuan tanggal lahir di akun
facebook.Karena sebagaimana aku, mengingat di dalam kepala hanya tanggal lahir
orang-orang spesial saja.Selebihnya diingatkan facebook.Aku ingin menguji
‘orang-orang spesial itu’.
Alhamdulillah...mereka ternyata mengingatnya.Membelikan
kue,memberikan hadiah untuk sedikit memeriahkan hari ini dan membuatku merasa
dicintai.
Dan...tak sampai 10 teman yang mengingatnya! hahaha...harus
terima kenyataan deh...
Bagiku tidak menjadi masalah...itulah realita
Tapi di tengah kebahagiaanku,di sisi lain ..di separuh hari
ini aku sedih.Ucapan yang sangat dan paling kuharapkan tak kunjung tiba.
Dari mamak dan ayah.
Biasanya,di tahun sebelumnya...pagi hari telah datang
telepon atau sms dari mamak mengucapkan selamat hari lahir dan menyertai dengan
harapan-harapan.Dan aku yakin,do’a terbaiknya selalu mereka ungkapkan dalam
hari-harinya.
Tetapi kali ini tak ada.Karena seminggu kemarin mereka
berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.Pasti mereka sedang
disibukkan dengan kegiatannya.Dan akupun tak berusaha menelepon karena khawatir
mengganggu kekhusyu’an ibadahnya.
Entah mengapa...sepenggal hari ini hatiku mendadak
melow.ihiks..
Ada sebuah ruang yang kosong di sudut hatiku
Dan kusadari...aku sangat merindukan mereka berdua...
Sangat rindu...
Kucoba menggambarkan rindu itu..tapi selalu terhapus oleh
air mata
Semakin kugambarkan bentuk rinduku,semakin kabur oleh air
mata.
Dan aku menyadari,aku tak lebih dari anak kecil.Yang hadir
di tengah mereka berdua 37 tahun silam.Yang dicintai sebagai anak perempuan
pertama.Dan aku merasa kecil dalam mencintai dan merindu mereka.
Aku tetap gadis kecil ayah dan mamakku yang saat ini terus
menyeka air mata namun tak bisa menghentikannya.:’(
Allah...mereka memenuhi panggilanmu ke tanahMU.
Kepada Engkau yang Maha Menjaga...
Berkahi mereka dalam penjagaanMU
Elegi malam rintik
Langganan:
Postingan (Atom)
Kesempatan kedua di Apresiasi GTK 2023
Seolah rendezvous, aku menatap Bandara Internasional Minangkabau pagi itu, 20 November 2023. Sementara hiruk pikuk rombongan Apresiasi GTK ...
-
Perjalanan ke Rinjani ada adalah idaman di hati sejak tahun 2017 Kala itu suami mendaki kesana dan pamer foto yang semuanya indah serta men...
-
SAHABAT PENAKU,FITRI Setiap 5 Februari adalah momen penting dalam dunia persahabatanku dengan sahabat penaku Alifa Royana Fitri.Kar...
-
'Apa sih enaknya naik gunung? sudah capek naik eh... turun lagi." Itulah kesan awalku saat diajak suami naik gunung. Awal menikah ...