KARENA ENGKAU BUKAN MANTAN PACARKU
Pernahkan
kalian merasakan rasa takjub dan sangaat bersyukur saat permintaan kalian
diijabah Allah? Sering.Aku juga demikian.Salah satunya adalah saat aku bermohon
sangat pada Allah untuk dikabulkan salah satu diantara dua pilihan.Begini
kisahnya;
Januari
2004..telah 5 tahun masa studiku di fakultas Pertanian Universitas Andalas,dan
tepat bulan itu juga akhirnya aku lulus ujian komprehensif yang mensahkan aku sebagai calon wisudawati.Seminar hasil penelitian
ku telah berlangsung 4 bulan sebelumnya.Tapi karena pembimbing 1ku Prof Helmi
sedang melawat ke Belanda 2 minggu sehingga lewatlah limit kompre dan otomatis tak masuk
kategori sebagai peserta wisuda tahun
2003.
Wisuda
berikutnya Maret 2004.Ada sekitar 2 bulan ke depan aku ‘nganggur’.Sebagai mahasiswa..tidak.Sebagai sarjana juga belum.Dan
sebuah pemikiran berseliweran di fikiranku.Sebenarnya pemikiran ini tak lebih
karena keinginan meringankan beban orangtua.Kuingin,saat aku wisuda nanti,orangtuaku tak memikirkan mengirimkan uang belanja kepadaku lagi/mandiri.Dan
akupun tak ingin pulang kampung jika belum dapat pekerjaan.
Masih
lekat dalam ingatanku,sebuah do’a yang selalu kulantunkan pada Allah di
penghujung shalatku.Dan diiringi keyakinan bahwa Allah pasti mengabulkannya.Aku
minta
”
Ya Allah…aku ingin yang terbaik
untukku.Jika menurutMU bekerja menghasilkan duit adalah yang terbaik bagiku
selepas wisuda,maka dekatkanlah aku dengan sumber pekerjaan yang tepat
untukku.Dan jika menikah adalah yang terbaik untukku,maka dekatkanlah jodohku’
Bolehkan
berdo’a seperti itu?boleh boleh saja.Allah pasti mendengar dan apa yang terjadi
pasti yang terbaik.Apa sih yang tidak bagi Allah?jika itu permintaan yang baik.Lowongan pekerjaan
belum terbuka walaupun sudah sering kulirik koran local di kolom pekerjaan (hue…hue)
dan jodohpun kuserahkan bulat-bulat pada Allah karena aku tidak pacaran.Tarbiyah/ngaji
yang kuikuti membuatku tahu bahwa pacaran itu dosa (mendekati zina).Siapa yang
mau kuajak menikah dong?carikan Ya Allah…Do’a itu selalu kupanjatkan penuh
harap.
Kedua
do’aku itu bermuara sama,yaitu ingin meringankan biaya kiriman ayah mamak.Kalau
bekerja bisa menghasilkan duit
sendiri,kalau menikah ditanggung suami,hihi…
Takjubnya
aku,tak sampai 2 bulan,sekitar awal Maret 2004,guru ngajiku mengajak bicara
tentang jodoh dan mengatakan ada seorang ikhwan ingin ta’aruf/kenalan.Diawali
tukaran biodata dulu.Dari biodatanya,mengejutkanku, ternyata dia seniorku di Fak.Pertanian
namun beda jurusan.Apakah aku mengenalnya?tidak banyak.Hanya sebatas
organisasi. Apakah kira-kira dia mengenalku?rasanya tidak juga,karena aku
tipikal orang biasa bukan aktivis yang biasanya dikenal orang.
Untuk memutuskan,aku sandarkan melalui dialog denganNYA melalui shalat istikharahku.dan,aku merasa ini adalah jawaban do'aku.Mungkin Allah ingin mendekatkan jodohku terlebih dahulu.Dan Akhir Maret kami bertemu untuk ta’aruf.sambil didampingi oleh guru mengaji yang menjadi perantara.Melalui momen ta’aruf pun tak banyak info yang kudapatkan tentang dia.Wong proses ta’arufnya Cuma 2 jam.Akhirnya dilanjutkan perkenalan dengan keluarganya di Pariaman.
Untuk memutuskan,aku sandarkan melalui dialog denganNYA melalui shalat istikharahku.dan,aku merasa ini adalah jawaban do'aku.Mungkin Allah ingin mendekatkan jodohku terlebih dahulu.Dan Akhir Maret kami bertemu untuk ta’aruf.sambil didampingi oleh guru mengaji yang menjadi perantara.Melalui momen ta’aruf pun tak banyak info yang kudapatkan tentang dia.Wong proses ta’arufnya Cuma 2 jam.Akhirnya dilanjutkan perkenalan dengan keluarganya di Pariaman.
Sedikit
yang menjadi kerikil, adat istiadat.Di Sidikalang pihak perempuan harus diberi uang pesta dan adat pariaman mengenal bahwa pihak lelaki yang diberi ‘uang
japuik dan uang hilang’
Karena
semua disandarkan pada Allah SWT Yang Maha Baik,niat ikhlas berjalan juga.Bulan
April aku wisuda dan langsung pulang ke Sidikalang karena pihak lelaki hendak
datang pula meminang ke Sidikalang.Bulan Mei mereka datang sekeluarga dan disepakatilah
menikah di bulan Juli 2004.
Menunggu tanggal pernikahan adakah kami saling berkomunikasi?Seingatku hanya 2 kali melalui telpon .itupun karena membahas perihal surat-menyurat.Saat itu belum ada HP,internet.Dia pun bekerja di rimba perkebunan sawit yang jauh dari wartel.
Menunggu tanggal pernikahan adakah kami saling berkomunikasi?Seingatku hanya 2 kali melalui telpon .itupun karena membahas perihal surat-menyurat.Saat itu belum ada HP,internet.Dia pun bekerja di rimba perkebunan sawit yang jauh dari wartel.
Apa
aku merindukannya?belum ada rasa rindu saat itu.Yang ada hanya kepasrahan pada
Allah,tak usah berandai-andai.Karena sebelum menikah segala kemungkinan bisa
terjadi.Jikalau itu jodoh insyaAllah ketemu di depan penghulu.titik.Kuperbanyak
shalat dan do’a.Pintaku pada Allah "Ya Allah..jika dia memang jodoh yang Engkau persiapkan untukku,maka mudahkanlah prosesnya.tapi jika dia bukan yang terbaik maka tunjukkan hidayahMU.Kuharap Allah beri kelancaran jika ini adalah rencanaNYA dan
jawaban atas doa’-do’aku.
Kesibukan
mengurus administrasi selesai.Repot mempersiapkan pesta?tidak perlu.Karena
sebagai mahasiswa baru tamat,segan rasaku meminta yang berlebihan ke ayah
mmakku.Menikah dan resepsi biasa saja. Singkat.
18 Juli 2004.Hari-H
pun tiba. Ahamdulillah lancar.2 hari menikah, aku diboyong ke Pariaman.Waktu
cuti suamiku hanya sebentar.Dia harus masuk kerja dulu. Setelah 4 hari bersama
keluarga mertua di Pariaman aku dijemput suami untuk dibawa ke Pasaman
Barat.dimna suami bekerja sebagai staf afdeling kebun sawit PT.Bintara Tani
Nusantara 2.
Dimulailah
kehidupan baru.Tempat kami tinggal terpisah jauh dari keramaian.karena
merupakan wilayah bukaan baru/land celaring.Yang ada pohon sawit yang baru
setinggi lutut.jangan harap ada handphone.jangan harap ada keramaian,yang ada 2
rumah staf (kami dan tetangga) di atas bukit.kalau suami pergi bekerja gak ada
teman ngobrol deh…
Rupanya
Allah ciptakan suasana itu menjadikan masa ta’aruf semakin intens.Ini jugalah
masa pacaran yang sesungguhnya karena kami satu kampus,banyak hal yang jadi
topic pembicaraan.dan banyak hal yang jadi topic perdebatan(salah satu kesamaan
kami,suka berdebat)boleh dong ya berdebat dalam diskusi untuk mempertajam
pengetahuan? Kalau kata ayahku,aku tipe orang ngeyel/suka membantah.yang mana sifat-sifat itu kusadari bisa
berubah,di kemudian hari aku menjadi orang yang mudah memaklumi keadaan dan
mudah menerima
Pacaran
sesudah menikah membuat kita berfikir panjang tentang kata putus.Kondisi kami yang jauh dari keluarga membuat antara kami saling membutuhkan dan harus saling membantu.Tak ada curhat ke orang lain dan
tak ada acara kabur ngambek ke rumah mamak .Ngadunya hanya sama Allah,curhatnya
sama Dia.dan Allah menunjuki hati untuk selalu sabar dan semakin dewasa.Dan
permasalahn dihadapi berdua membuat ikatan hubungan semakin erat.
Kalau
teman sering mengatakan suami/istrinya sebagai mantan pacar.Aku malah baru terikat
janji pacaran dengan suamiku saat akad nikahkami dilafazhkan dan hingga sekarang dia masih
pacar/kekasihku.Semoga Allah menjadikannya jodohku hingga ke syurga kelak.
*menuju 14 tahun usia pernikahan
#5 orang anak
*menuju 14 tahun usia pernikahan
#5 orang anak