Selasa, 21 Januari 2020

GPS oh..GPS

Kemajuan jaman memang memberikan kita banyak kemudahan.Inovasi dan kreatifitas dalam segala bidang terkadang membuat kita terkagum-kagum .Namun jangan salah,rasa kagum kita terkadang membuat kita merasa bodoh juga.Kenapa demikian?
Salah satu penemuan yang mempermudah kita adalah GPS atau Global Positioning System.Pemandu arah ini sudah lazim digunakan manusia terutama yang berkendara.
Tapi dibalik kemudahan tersebut,kita sering dibuat bingung lalu akhirnya tertawa.
Pengalaman menggunakan GPS sudah sering kami gunakan saat berkendara terutama menjelajah daerah baru.Tapi pengalaman yang paling horor kurasakan saat kami berlibur sekeluarga ke Kota Sawahlunto,awal bulan lalu.
Rute via sudah kami lewati saat perjalanan pergi ke Sawahlunto.Tujuan selanjutnya adalah Bukittinggi..karena rute tadi terasa jauh kami cari opsi lain.
Berdasarkan 'saran ' dari google map,katanya kami sebaiknya mengambil rute Kota Batusangkar ->Baso->Bukittinggi.Okelah,kami pilih itu.Akhirnya kami dipandu oleh seseembak alias suara dari aplikasi itu.
Sampai Batusangkar,situasi aman terkendali.Hari sudah menjelang maghrib, hujan pun turun dengan lebatnya.Jalan lurus Tabek Patah Tanah Datar kami lewati diiringi sore yang semakin meremang.
Hingga maps memandu kami menyuruh belok kiri ke arah Bukittinggi.Kami ikuti hingga dua kali simpang.
Hingga kami tersadar,kenapa memasuki jalan kecil?mungkin bisa dikatakan itu jalan perkampungan.Kami ikuti saja..tapi sudah mulai bertanya-tanya .Hari semakin gelap,dan kami melewati jalan kecil yang hanya bisa dilewati satu mobil ukuran besar.Sebelah kiri kami sudah menjulang hutan membuat kami tersadar mungkin kami salah jalan.Rumah pun hanya terlihat satu dua,selebihnya hanya kegelpan.Tapi pemandu maps tetap diam.hehe..dia tidak tau kami mulai cemas.
Hingga kami menemui jalan dengan bekas longsoran tebing yang hampir menutupi jalan.Aku yang semakin ketar-ketir menyarankan suami yang menyetir agar bertanya ke penduduk sekitar.Karena melihat sang navigator sudah buntu,akhirnya ia turun saat menemukan sebuah warung.Aku dan anak-anakku menanti sambil berharap.Dia pun datang dengan wajah sumringah.Memang ternyata jalan itu menuju Baso,Bukittinggi.
Kami lanjutkan perjalanan dengan hati masih berharal lepas dari kegelapan ini.
Alhamdulillah,tak sampai sepuluh menit perjalanan kami pun tiba di jalan raya Bukittinggi-Payakumbuh tepatnya di Baso.
Ooh. Ternyata si google memberi solusi jalan yang singkat,namun penuh resiko.
Yang paling merasa lega tentu saja diriku.Sudah terbayang bagaimana nasib kami di situasi seperti tadi.Dalam musim hujan seperti itu,bagaimana kalau tebing itu longsor ,sedangkan kami tak tau sedang berada dimana?
Terlebih lagi sebelumnya kami mendengar bencana longsor di beberapa daerah termasuk di Baso itu
Namun kami masih diberi Allah kesempatan bersyukur karena tadi sempat khawatir dan harap-harap cemas.
Semoga bisa dijadikan pelajaran ke depannya.


Rabu, 08 Januari 2020

tanggal kelahiran

Setiap awal tahun, aku diingatkan akan tanggal-tanggal kelahiran anggota keluarga kami.Kebiasaanku ini sudah ad sejak aku duduk di sekolah menengah,saat masih tinggal di Sidikalang, kota kelahiranku. Di keluargaku sangat tahu jika aku selalu menghafal tanggal lahir ayah,mamak dan ketujuh anak mereka.
Entah mengapa,bagiku momen ulang tahun adalah momen yang harus diingat dan dimaknai sebagai kebahagiaan di satu sisi.
Bagi keluarga kami,tak pernah ada perayaan besar-besaran atau pesta ulang tahun karena ayah dan mamakku bukan tipe riweuh alias heppot,bahasa Sidikalangnya.Dan seingatku merekapun tak melarang ketika ada sepupu yang merayakan ulang tahun dengan pesta.Namun di keluarga tak pernah mengadakan dan kami anak-anaknya tak pernah memaksa merayakan juga.
Saat ayah atau mamak atau abang dan adik-adikku ulang tahun, biasanya aku yang mengingat duluan dilanjutkan dengan masak mie goreng lalu kami makan beramai-ramai.Berlanjut hingga aku kuliah di Padang,momen ulang tahun biasanya kuingat disambung dengan menelpon keluarga.
Sesudah berkeluarga,yang paling kuhafal adalah tanggal lahir suami dan anak-anakku.
Kelima anakku lahir dalam bulan yang berbeda-beda secara berurutan.Ini bukan direncanakan,hanya kebetulan.
Januari  tanggal 9 tanggal lahir Jundi
Februari tanggal 18 lahirnya Arik
Maret tanggal 11 tanggal lahir Zaki
April tanggal 23 lahir Wafa
Mei  tanggal 13 adalah kelahiran Azzam
Juni,belum ada kandidat hehe
Juli tanggal 16 lahirnya suami
Agustus tanggal 22 tanggal lahirku
Biasanya kami hanya mengingat bahwa si dia sedang ulang tahun,saling menasehati .
Waktu anak-anak masih kecil biasanya kami beli kue,tapi tanpa lilin.Kuenya kami bagi-bagi anak tetangga,nenek,paman dan keluarga lainnya,seraya minta di do'akan agar diberi kebaikan oleh Allah Swt.Tapi ketika anak-anak beranjak remaja,tidak lagi beli kue,kami hanya mengingat dan menyalami dengan sayang si dia yang berulang tahun.Di do'akan,dimohonkan keberkahan,di nasehati agar semakin baik dan shalih dan beribu do'a kebaikan lainnya yang sebenarnya telah terlantun juga setiap harinya .
Kelihatan biasa saja,tapi pasti akan membekas.Setidaknya itu yang kurasakan.Saat hari spesialku diingat akau merasa sangat diperhatikan,aku merasa istimewa dan dicintai.Apakah kalian juga begitu??
Foto pemanis:si nomor 2,
Abdurrahman AlJundi.
Ultah 9 Januari.
Foti saat kunjungan ke Padang panjang,19 Januari 2020
Lokasi:Rumah susu Padangpanjang

wisata heritage ke Kota Sawahlunto

Liburan awal tahun kami agendakan ke Kota Sawahlunto, masih di provinsi Sumatera Barat.Perjalanan kami awali dari Kota Pariaman pada pukul 08.00 hari Kamis, 2 Januari 2020.
Perjalanan via Padang panjang-Pariangan-Batu Sangkar-Padang ganting-Talawi-Sawahlunto memakan waktu lebih kurang 3 jam jika tidak terkena macet.
Tujuan pertama kami ke kompleks wisata Kandi,dimana di sana ada Danau Kandi dan Kebun Margasatwa.
Hewan di sana sudah mulai kurang lengkap , dilihat dari beberapa kandang yang telah kosong.Setelah mengenali beberapa hewan koleksi,kami menghabiskan waktu di  Danau Kandi,naik perahu mengelilingi danau per orang 15.000 rupiah.Kompleks wisata Kandi diresmikan tahun 2006 pada masa pemerintahan Walikota Amran Nur.
Gebrakan wisata di Kota Sawahlunto terkait dengan mulai matinya penambangan seiring sumberdaya batubara yang menipis untuk digali.
Wisata Kandi memang terkenal pada awalnya.Termasuk waterboom di Muaro Kalaban.Tapi seiring waktu,pusat wisata ini harus dibenahi kembali agar makin semarak.
Tapi Danau Kandi masih menggambarkan sejuknya pinggiran Kota Sawahlunto
Kami lanjutkan perjalanan menuju Puncak Cemara.Puncak ini sebenarnya ketinggian sebelum kita menuruni bukit menuju Kota Sawahlunto.Lokasi sudah di set sedemikian rupa dengan menyediakan spot selfi  dengan latar Kota Sawahlunto.Kita diminta karcis 4000 rupiah per orang.
puas memandangi hamparann kota di bawah sana,kami lanjutkan menuju kota Sawahlunto melalui jalan alternatif menuruni bukit yang akhirnya akan melewati Museum Gudang Ransum.
Karena waktu zuhur sudah masuk,kami memutuskan untuk shalat dulu di mesjid yang menaranya terlihat menjulang dari puncak cemara.Mudah mencarinya,karena puncak menara terlihat dari jauh.
Mesjid tersebut ternyata sudah cukup tua,dilihat dari bangunannya yang bernuansa abad ke  19.Namanya Mesjid Agung Nurul Islam.Tapi aku tak menemukan catatan mengenai riwayat bangunan ini di sana.
 Siang kami lanjutkan mengelilingi Kota Sawahlunto.Bangunan tua peninggalan Belanda masih banyak yang utuh dan telah beralih fungsi menjadi toko atau perkantoran.Kesan yang sama kudapati saat melintasi jalan Braga, Bandung.Mungkin karena kota ini dahulunya dihuni mereka dan segala aktivitas mereka diwadahi oleh bangunan yang mereka buat.Contoh salah satunya Gedung pertemuan yang biasa dipakai mereka berpesta dan berkumpul.Letaknya strategis di persimpangan jalan utama kota ini.
Sisa kejayaan  kota tambang ini dapat kita lihat juga dari bangunan tua PT yang dulunya mengelola batubara dari penambangan hingga pendistribusiannya.
Kami tiba di Museum Gudang Ransum.Catatn sejarah menerangkan bahwasanya dahulu bangunan ini adalah dapur yang menyediakan makanan /ransum bagi karyawan dan orang rantai (sebutan bagi pekerja tambang).Di sana banyak sisa peninggalan berupa kuali ,dandang,piring,replika menu makanan dan peralatan makan lainnya.Peralatan masak ukurannya sangat besar karena jumlah makanan yang dimasak banyak.Terdapat juga foto asli yang menunjukkan bagaimana kondisi orang pribumi yang dijadikan pekerja tambang dan dapur.
Sekian dulu catatan sebagian daerah wisata di Kota Sawahlunto.
Terima kasih

Kesempatan kedua di Apresiasi GTK 2023

 Seolah rendezvous, aku menatap Bandara Internasional Minangkabau pagi itu, 20 November 2023. Sementara hiruk pikuk rombongan Apresiasi GTK ...