Selasa, 21 April 2020

Mengisi masa isolasi mandiri

Sebulan sudah anak sekolah belajar dari rumah.Duuuhhh..emak yang punya anak 4 ini harus menyabar-nyabarkan diri menjadi guru dadakan. Apa yang kalian bayangkan ,emak yang cuma guru PAUD mendadak harus jadi guru SD dan SMP? ternyata emak bisaaaa...
Pertama, emak rempong di 3 hari pertama sekolah rumah (emak yakin bahwa sang guru juga rempong tuuh..)
tiga hari pertama, ustadzah kirim tugas via grup WA.Ada 4 grup WA boo...Wadduhh..
yang ada tablet Oppo emak dan laptop yang sudah diinstall WA.
Emak tugasnya memantau anak, untuk Zaki dan Arik yang masih SD, ustadzah kasih soal pertanyaan dari buku yang harus ditulis dan dijawab.Shalat dhuhaa..difotoin,kirim ke ustadzah.hafalan Qur'annya (ini emak suka ini..heee) sekalian emak muraja'ah kan??) direkam...lalu kirim ke ustadzah
Emak  memelototi anak agar stay dengan tugasnya,kalau tidaakkk...matanya bisa liat yutub alias nonton.
Kalau yang SMP sih sudah mandiri
Melihat emak rempong dengan HP yang tang..ting..tung...si Abi menelpon petugas buat pasang Indihome...Alhamdulillah...kalau tidak paket internet bisa jeboll karena hotspot ke laptop.
Alhamdulillah pekan kedua sudah stabil, anak SD via Oppo dan yang SMP via laptop.

Sebenarnya ini seni menemukan ritme aja.
Emak orangnya gak mau setress..karena kadang kasian liat anak kan??
Kondisi wabah ini kita harus hindari stres supaya imun gak turun.
Emak buat kesepakatan sama anak, habis salat subuh ..kita sekeluarga baca Alma'tsurat /dzikir pagi dulu, lanjut mengerjakan tugas rumah.Pembagian tugas ini sudah disepakati, Arik buang sampah, zaki jemur kain, Jundi menyapu rumah dan kak Wafa mencuci piring. Itu tugas utama,tugas sampingan nanti ada juga diinstruksikan emak tergantung situasi yang membutuhkan.
Sesudah menerima tugas dari ustadzah, selesaikan dulu baru dah bisa bebas...mau main game di komputer, mau main di laptop kecuali main di luar rumah..stop dulu!
Dengan schedule ini Alhamdulillah emak gak payah negosiasi. Kalau tugas ga siap ga boleh main.
Sejauh ini lancar...kecuali beberapa kali berdebat dengan si Arik yang memang jago ngeyel.Tapi dengan jurus emak dia selalu kalah.Yeay..
Di pekan ke 4,negara ini menginstruksikan belajarnya dengan video yang bisa ditonton di youtube dan TVRI.Mungkin maksudnya supaya terjangkau ya..karena tidak semua ortu punya WA.Sesudah nonton anak menjawab pertanyaan yang tersedia. Alhamdulillah agak berkurang tugas emak 

Rabu, 15 April 2020

Masa isolasi mandiri


Sudah hampir 3 pekan masa karantina ini kami lalui.Masih belum tahu kapan himbauan ini dicabut oleh para pemuka negeri ini. Sebagai rakyat, kami hanya berperan menjalani sesuai yang kami juga patuhi. Berbicara tentang virus Corona dan segala hal nya tentu lebih dipahami oleh ahli virology, misalnya. Segala sesuatu yang terjadi ini sudah dibahas, diperkirakan demi memutus rantai penyebaran Covid-19 lebih meluas.
Wabah ini mewajibkan semua warga untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing. Di antara yang patuh,banyak juga warga yang tidak peduli. Sepertinya karena cuek, kurang informasi atau tidak peduli. Di luar sana masih banyak yang belum memakai masker seperti anjuran.Daripada pusing melihat orang yang tidak patuh, mending kita cari aman saja. menetap di rumah dan hindari keluar jika tidak perlu sekali.
Besok, Rabu, 22 April 2020 pemerintah Sumatera Barat akan memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).Dilihat dari edaran yang ada di media, pelaksanaannya tidak jauh beda dengan yang sudah dilakukan 3 pekan ini tapi mungkin memperkuat dasar pelaksanaan saja. Di samping itu pemerintah akan menanggung bantuan untuk warga yang kekurangan. bantuan yang diberikan berbentuk sembako dan juga uang untuk bertahan hidup selama beberapa bulan ke depan.
Kondisi ini dirasakan semua lapisan masyarakat. Yang pegawai juga dipotong beberapa tunjangannya. Pejabat selain dipangkas gaji juga beberapa biaya di smaping itu.Tidak ada yang diuntungkan dengan wabah ini.Semua merasakan beratnya cobaan ini. Yang biasanya menerima gaji harus bersyukur juga masih ada uang tetap,walaupun berkurang.Pengusaha juga kehilangan pendapatan akibat warga bertahan di rumah. Pengusaha pun harus menanggung biaya operasional usaha dan pegawainya.
Aah...memang sebaiknya tidak sering-sering buka media sosial kalau tidak ingin terpuruk sedih.Aku yang memang tidak punya penghasilan sendiri juga harus menyabarkan diri. Kami yang bergantung pada gaji suami, yang juga dipotong partai untuk bantuan covid. Keperluan terpaksa memakai tabungan yang ada, karena  di samping biaya hidup rumah tangga kami juga menjadi tempat pengaduan beberapa kenalan dan relasi  yang minta dibantu sebisanya.
Ala kulli hal....di tengah kesedihan ini Allah ingin menunjukkan hikmah untuk kita semua.Jangan terlalu larut dalam kegembiraan karena semua ada batasnya. Seperti pesan mamak ku dalam telepon, ini saatnya kita ingat untuk bersyukur, bersabar, tidak lupa diri, membantu sesama, menyadari tujuan hidup kita. Betul juga, siapa yang akan menyangka bahwa di tengah segala rencana kita ada kejadian ini.Kita merancang tahun ini akan pulang kampung , berziarah ke makam ayah, tahun ini rencana akan wisuda, tahun ini akan mulai mendirikan bangunan PAUD ku. Semua terhenti tanpa tahu kapan akan normal kembali. Jika difikirkan sekarang percuma juga karena wabah ini belum tau juga kapan berakhirnya.
Tapi...ramadhan ini semoga menjadi hiburan hati muslim yang sedang resah. Ramadhan ini kita di suruh untuk tidak memikirkan rencana muluk-muluk dulu. Kita mungkin tidak memikirkan baju baru,karena shalat ied di lapangan, kunjungan rumah lebaran,takbiran di tiadakan. Kita mungkin juga tidak terlalu memikirkan kue karena silaturahmi cukup via video saja? Saat ini kita diingatkan untuk ingat mati dan fokus bersandar kepadaNYA. Semoga kita semua sehat dan  menjalani ramadhan dengan lancar,hingga masih merasakan takbiran di  1 syawal nanti.
AAmiin..Yaa Rabbal 'Alamiin..
 

Kesempatan kedua di Apresiasi GTK 2023

 Seolah rendezvous, aku menatap Bandara Internasional Minangkabau pagi itu, 20 November 2023. Sementara hiruk pikuk rombongan Apresiasi GTK ...