TREKKING
KE LUBUK NYARAI
Sungguh Allah
menganugerahi suatu hari yang cerah,saat kami memutuskan mengisi liburan minggu
ini berpetualang ke Lubuk Nyarai.Suatu zona untuk trekking yang kabarnya
menarik dan menantang.Walaupun kesehariannya kami tinggal di Kota Pariaman yang
hanya berjarak sekitar 15 km dari Kecamatan Lubuk Alung (lokasi Lubuak Nyarai) namun
baru sekarang terealisasi rencana indah itu.
Karena tema
liburan kali ini adalah liburan keluarga,jadi yang berangkat aku,suami
dan 2 orang anak yang sudah cukup besar,Wafa(
11 tahun) dan Jundi (9 tahun) . Usia
dan
fisik mereka kami anggap sudah cukup kuat untuk menempuh perjalanan sejauh
sekitar 10 km pulang pergi.
Minggu, 28
Februari 2016 kami mulai perjalanan dari rumah, Kampung Baru Kota Pariaman sekitar
pukul 08.40 WIB dan sampai di daerah Salibutan,Lubuk Alung pukul 09.30 WIB.Salibutan adalah desa tempat
masuk ke lokasi Lubuk Nyarai. Suasana pagi itu cenderung sepi.Pengunjung yang
ada baru dua rombongan yang barusan berangkat bersama pemandu.O,ya….pengelola wisata
Lubuk Nyarai mewajibkan pengunjung dipandu seorang pemandu pulang pergi.Jika
rombongan terdiri dari banyak orang,maka pemandu akan memandu sekelompok yang terdiri
dari 12 orang.
Sesudah
membayar sebanyak 100.000 rupiah untuk biaya parkir mobil dan pemandu,kami di briefing
sebentar untuk menjelaskan beberapa hal seperti: gambaran view yang akan
dilewati,kondisi perjalanan dan peraturan bagi pengunjung diantaranya tidak
dibenarkan membawa miras,narkoba dan dilarang keras berbuat maksiat.It’ s good…menurutku
itu sebuah upaya kontrol dari pengelola untuk meminimkan pelanggaran yang
mungkin terjadi dan merusak tatananan alam dan peradaban (ciee..)
Sesuai papan
informasi,jauh jarak yang akan kami tempuh sekitar 5,3 km yang akan memakan
waktu sekitar 1-2 jam,menyeberangi sungai dan melewati tanjakan serta view
beberapa lubuak/aliran sungai yang dalam dan cenderung menyudut berair tenang. Sesudah
di briefing,kami memulai perjalanan dengan do’a dan pemandu telah siap
mengiringi kami.Da Son,nama pemandu kami orangnya masih muda dan termasuk cepat
akrab.Sepanjang perjalanan kami berbincang-bincang sembari menikmati
perjalanan.Sekitar 1 km perjalanan suasana masih cerah karena kanan-kiri kita
hanya melewati ladang penduduk dan kebun sawit di sekitar perbukitan.Tak lama
kemudian kami mulai menuruni lembah dan petualangan pun dimulai!!
Waahh…rute
yang harus kami lewati memang cukup menantang seperti yang digambarkan.Kami
menyusuri jalan kecil dimana disisi kirinya bukit dan sisi kanan jurang/tepian
sungai besar berbatu dan berarus deras.Terutama karena kami membawa anak-anak
jadi tiap sebentar kami harus saling memperhatikan.Alhamdulillah nya lagi,cuaca
sangat cerah dan sudah lama tidak turun hujan sehingga jalanan keras.Jika
sebelumnya hujan,biasanya jalanan akan becek dan harus lebih berhati-hati.
Sambil
memandangi suasana sungai berwarna hijau di bawah kami,tangan berpegangan ke
akar-akar pepohonan yang menjulur sepanjang sisi bukit.Rute pun mulai menanjak
dan menurun,melalui jalanan berbatu dan dikelilingi pepohonan besar-besar yang
membuat suasana seperti di gunung.Langkah mulai terasa capai saat separuh
perjalanan.Tetapi jangan takut karena di beberapa titik ada warung yang
menyediakan makanan ringan dan minuman.jadi,bagi yang ingin mengaso sebentar melepas
lelah.
Ini kita lagi ngaso di warung sambil menikmati jernihnya air yang ada di sebelah warung
Yang mengasyikkan
lagi,sepanjang jalan kita akan diiringi bunyi burung dan beberapa hewan yang
entah bagaimana bentuknya.Karena hanya suaranya saja yang terdengar di antara
dedaunan.Sepanjang kami lewat tak pernah bersua dengan hewan buas atau hewan
lainnya.Mungkin karena telah dilalui banyak manusia ya..Menurut pemandu
kami,dulunya banyak kera liar yang sesekali muncul tapi sekarang tidak tampak
lagi.
Sekitar separo
perjalanan menjelang air terjun,kita
akan melewati sungai berbatu yang airnya cukup deras.Kami pun membuka sepatu
dan kaus kaki karena bebatuan di sana cenderung licin karena berlumut jadi
supaya bisa menapak dengan kuat kami harus melepaskannya.Karena hujan sudah lama
tidak turun,arus sungai tidak terlalu besar.Biasanya,ketika arus sungai besar
dan deras,pemandu akan membawa ke rute alternatif yang tidak harus menyeberangi
sungai namun memiliki tanjakan di ketinggian yang curam.Jalur alternatif ini nantinya
kami pilih untuk dilewati dalam perjalanan pulang dan memang sangat menantang.Karena
jarang dilalui,jalur itu memang lebih ‘hutan’,simpelnya,lebih gelap,berdaun
lebat dan banyak akar-akar besar seperti yang dipakai tarzan gelayutan,hehehe..
Ahhh..Alhamdulillah..akhirnya
kami sampai ke tujuan.Tidak memakan waktu lebih 2 jam.Berarti jalan kami
termasuk normal walaupun membawa anak-anak.Dan bersyukurnya lagi,karena kami
datangnya lebih pagi dan pengunjung saat itu tidak seperti bisanya,sesudah
duduk sekitar 10 menit kami langsung menceburkan diri ke air yang dingin.Aku,
Wafa dan Jundi cukup berenang di air ketinggian 0,5 meter saja.hihihi..kalau
abinya anak-anak langsung menuju lubuk yang sejatinya itulah pesona Lubuak
Nyarai.Sebuah lubuak yang indah sejuk dengan airnya yang berwarna kehijauan
tampak dari atas.Sungguh indah karunia Allah itu.
Beberapa pengunjung
menceburkan diri dari tebing ke sejuknya air yang berkedalaman 3 -4
meter..wuiih…harus pintar berenang tuh.
Saat itu baru
ada sekitar 10 orang yang bergantian mencebur ke lubuk.Menurut pemandu,hari ini
termasuk sepi.Biasanya pagi Minggu begini sudah dipenuhi pengunjung.Apalagi ketika
awal dulu waktu Lubuk Nyarai baru di promosikan (sekitar tahun 2013),sekitar
ribuan pengunjung setiap hari libur memenuhi tempat itu.Tak terbayang lah
ramainya.Kalau bagiku sih,tidak penting keramaiannya.malah kalau terlalu ramai
kita jadi kurang syahdu gitu menikmati keindahan alamnya.jadi,bersyukur jugalah
hari itu masih sepi pengunjung.
Walaupun tidak
mencebur ke lubuk (karena tak memiliki keahlian berenang) tempat kami berenang
ini…eh..tepatnya berendam..gak terlalu mengecewakan sih..karena airnya
sangaattt….jernih.Batu-batunya tampak jelas dan ikan-ikan hilir mudik dengan
cueknya tapi tetap susah juga ditangkap. Menurut info ibu pemilik warung,,dulunya
ikan banyak dan besar-besar.Mungkin karena manusia sudah menjelajah hingga kesini
mereka sudah mulai menghindar.
Ini Jundi lagi belajar berenang.Aku pun tidak ingin ketinggalan,karena airnya sangaaattt jernih.daripada teringat-ingat di rumah kan?hehe
Saat itu kami
menguasai aliran sungai bagian bawah.kami puas-puaskan berendam.Bukan
apa-apa,karena pengunjung semuanya kumpul di lubuak.hehe..
Semakin siang
hari orang semakin banyak berdatangan.Karena semakin ramai,kami memutuskan
untuk keluar dari air dan bersiap menyantap bekal makan siang yang kami bawa .Oya,di
pinggiran sungai juga ada sekitar 3 buah warung masyarakat yang menyediakan
makanan,teh manis yang bisa kita pesan sambil duduk di bangku bawah tenda mereka.Soalnya,cuaca
sangat panas..selain pohon teduh,warung adalah alternatif kita.Wah..saking
panasnya hari,baju,jilbab yang kupakai berendam tadi,kering di badan.Walaupun membawa
baju ganti namun akhirnya aku tetap memakai baju yang lekat di badan.
Kami shalat zuhur di mushalla yang dibangun
pengelola wisata/mushalla sederhana,beratap tak berdinding.Di sini juga
dibuatkan sejenis kamar kecil yang diperuntukkan untuk salin pakaian dan buang
air kecil.Tapi,saat masuk ke dalamnya yangada tetap aliran sungai bukan
pancuran tapi lumayanlah bisa menutupi.
Sesudah puas
menikmati pemandangan,kami pun pulang bersama pemandu kami yang baru bangun
tidur.. Hari sudah menunjukkan pukul 14.15 WIB.Seperti disampaikan di awal
tadi,kepada pemandu kami memilih menyusuri
jalur alternative. Jalanan curam menurun dan menyusuri sungai.Saking
menantangnya,Wafa saja menuruni lereng sambil duduk dan merangkak.Sepertinya
dia gamang melihat kecuraman.Padahal waktu pergi Wafa terlihat biasa saja.tapi
dia mengaku memang takut menuruni jurang yang di bawahnya sungai deras.
Melewati jalur
alternative kami kembali tiba di jalur penyeberangan sungai yang tidak kami
lewati lagi.ternyata walaupun hari sudah menjelang sore,masih ada juga
rombongan yang baru menuju lokasi.Mereka rata-rata anak-anak muda yang mungkin
memiliki keberanian pulang kalau hari sudah mulai gelap.Kalau kami, sudah merasa
cukup dulu untuk petualangan hari ini.Walau bagi ukuran emak-emak yang jarang
olahraga (ngakuuu…)aku bisa dikatakan fit juga,hehe.tetap bugar saat pulang. Tapi
aku salut sama Wafa dan Jundi.Karena sebelumnya mereka tidak pernah diajak
rihlah cara trekking.jadi, petualangan hari ini sebenarnya pemanasan bagi
mereka dan uji kekuatan fisiknya. Memang mujahid dan mujahidah ummi harus
seperti itu.Menyambut tantangan.dalam perjalanan pulang,wajah kami sudah penuh
peluh dan memerah tapi kepuasan menikmati perjalanan ini membuat suatu tantangani
yang membuat Jundi berkata
“kapan-kapan
kita ke sini lagi ya mi..!!”
InsyaAllah
nak..kalaupun tidak kesini mudah-mudahan bisa mendaki gunung bersama abi.Amin..