Rabu, 06 April 2016

Membaca,Jelajahi Dunia


                                                        Membaca, jelajahi dunia
Pernah seorang teman bertanya:bagaimana cara menjadikan anak gemar membaca.Dia melihat,keempat anakku sangat suka (malah bisa dikatakan keranjingan) membaca.Dia baru memiliki seorang anak berusia 2 tahun dan belum tampak tanda-tanda suka pada buku.Aku belum menjawab sepenuhnya pertanyaannya hingga saat ini.Karena akupun tak bermaksud memprogram anak-anak agar keranjingan pada buku.Menurutku,itu terjadi secara alamiah.
Anak-anak adalah pribadi yang unik,yang memiliki berbagai perilaku termasuk perilaku ingin tahu dan suka mencari tahu.Membaca adalah salah satu wujud perilaku ingin tahu.Anak berusia dibawah 3 tahun melihat buku sebagi sebuah benda yang ingin dieksplorasi secara fisik.Buku terlihat ‘menggiurkan’sehingga ingin digigit,diremas,dirobek.Seiring anak usia ini yang memang suka  aktivitas yang mematangkan motorik halusnya.
Suka membaca bukanlah sifat yang bisa diturunkan dari orangtua ke anaknya.Dengan kata lain bukan bawaan genetika. Membaca merupakan sebuah aktivitas. Sebuah kebiasaan.Dan bisa menjadi sebuah budaya.Lain halnya dengan bakat.,Mungkin saja dapat dipengaruhi bawaan sifatnya.Contohnya: bakat seorang anak di bidang seni. Bakat dan stimulus dari lingkungannya bisa menjadikannya seorang yang handal di bidang seni yang diminatinya.    
Buku adalah ibarat makanan bagi orang yang suka membaca.terutama anak-anak. Tampilan sampul dan kemasan buku anak-anak terkini sangat penuh dengan warna,gambar  dan judul yang  menarik. Sebelum anak membuka dan menikmati isi sebuah buku,dia terlebih dahulu telah disuguhi kemasan yang menarik hati.
Saat ini kita melihat budaya membaca semakin meningkat di Indonesia.Walaupun saya tidak memiliki data  tentang  peningkatan tahun per tahun,Namun saat ini kita mudah menemukan orang-orang yang membaca sambil menunggu antrian,membaca di kenderaan.Tidak saja  orang dewasa  tetapi juga anak-anak.Semakin banyaknya perpustakaan (yang dikelola pemerintah maupun komunitas penggiat gemar membaca).
Bagaimana agar anak suka dan minat membaca? Perkenalkan mereka dengan buku.Itu  cara termudah.Kepung mereka dengan buku sedari dini. Tentu saja ini memerlukan peran orangtua yang serius.Serius menyediakan buku untuk anak,serius dalam membacakan buku juga serius mencontohkan perilaku gemar membaca. Walaupun terkadang ada juga anak yang kecanduan membaca dengan sendirinya,namun itu terjadi karena sedari awal dia telah memiliki ketertarikan dan diiringi sikap ingin tahu-nya.
Berdasarkan pengalamanku sendiri, kesukaan anak-anak kami terhadap buku dan membaca bisa jadi karena
1.Kami pengoleksi buku.Walaupun tidak bisa dikatakan banyak dan lengkap namun sudah cukup memadai untuk dijadikan perpustakaan keluarga.Sejak mahasiswa sampai sekarang , suami rutin membeli buku.Jadi,buku yang tersedia di rumah telah menjadi pemandangan awal anak-anak tumbuh dan berkembang. Untuk anak-anak,jenis buku kami belikan berisi cerita sirah ,ensiklopedia dan juga buku cerita.
2.Saat anak dalam kandungan,kami membacakannya buku.Ini mungkin lebih  maksimal dilakukan saat aku mengandung anak pertama.. Suami membacakannya buku dan akupun begitu.Saat itu kami masih tinggal di Pasaman,dan aktivitas yang paling mudah dilakukan mengusir kesunyian tinggal di tengah lahan sawit..ya..membaca! Beda ketika mengandung anak kedua,saat kesibukan bertambah,aktivitas membacakan janin buku sudah berkurang.
Tahapan literasi dini dimulai saat anak masih di alam rahim.Kita percaya bahwa sejak janin di kandungan bisa mendengar suara karena pendengarannya telah aktif. Nada suara ayah maupun ibu akan diingatnya saat dia telah terlahir nantinya.Membaca,memiliki nada yang berbeda dengan berbicara.Janin akan mengingat suara ibunya  saat telah mampu melihat dan dia akan mengetahui bahwa ibunya membaca.Dan itu memerlukan sebuah buku (atau yang lainnya yang bisa dibaca)
3.Membacakan buku pada anak .Si bayi yang belum bisa apa-apa kecuali menangis dan mengoceh,percayalah bahwa ia juga pemerhati dengan mata dan otaknya yang sinkron. Dia akan mengenal buku yang dipegang orangtuanya .Dia akhirnya tahu bahwa buku adalah sesuatu yang menarik.T
4.Memberinya buku untuk dibaca. Ini hal yang lucu jika dilakukan pada anak usia dibawah 3 tahun.Karena jangankan membacanya,perlakuan pertamanya pada buku itu bisa saja digigit,direma,disobek. Idealnya,pada tahapan anak diberikan buku plastic atau buku kain.Yaitu buku yang memang bahannya terbuat dari non kertas.Jadi,aman jika di tangan anak.Yang kami alami, buku kertaslah yang bisa kami berikan pada anak karena buku kain maupun plastic harganya cukup mahal.Jadi,pandai menyiasati dan menjaga saja agar buku awet dengan cara mendampingi anak membacanya .
5.Sugesti.Membiasakan buku sebagai hadiah. Karena telah terbiasa,Wafa selalu meminta buku sebagai kado ulang tahunnya setiap tahun.Begitu juga dengan Jundi.
6.Membawa anak ke toko buku atau perpustakaan.Bagi kami,Ke toko buku atau pustaka adalah liburan keluarga.Mereka sangat senang ketika mendengar ajakan “ayo ke pustaka!” .Perpustakaan di Pariaman letaknya di pantai Gandoriah.Dikelola oleh Humas Kota Pariaman dan didirikan oleh keluarga H.M Rasjid,tokoh Pariaman.Di sana menyenangkan menunggu anak-anak karena kita bisa online dengan wi-fi yang tersedia.
Selain perpustakaan lokal,kami juga rutin ke Perpustakaan daerah di Padang. Disanalah kita bisa membawa anak dan melihatnya terpuaskan dengan buku.Karena stok buku untuk anak banyak dan beragam.






Toko buku selalu membuat Wafa cemberut kalau pulangnya tidak membawa buku.Bukannya ortunya tidak mau selalu membelikan,tapi ayahnya punya tempat membeli buku yang bisa dikatakan harganya lebih  miring.Dan Walaupun rutin dioleh-olehi buku setiap keluar daerah,tapi anak-anak selalu minta buku jika ke toko buku.
7.Orangtua adalah contoh. Ayah ibu yang suka membaca akan semakin  membuat minat baca pada anak semakin besar. Karena seperti yang dikatakan di awal tadi,membaca merupakan sebuah kebiasaan. Orang tua yang biasa membaca membentuk karakter keluarga suka membaca.Anak-anaknya dan lingkungannya.
Aku mengalami sendiri bagaimana kesukaanku pada membaca berawal.Kakek kami (poli) tinggal bersebelahan rumah dengan kami.Membaca Koran adalah aktivitas rutinnya pagi dan sore .Poli menjadi seorang yang berwawasan luas. Jika diskusi dengannya, banyak pengetahuan baru terserap. Aku sangat suka meniru poli tapi kebiasaannya yang tidak terlalu kuikuti adalah menonton berita.Hehe…pada masa  itu seorang abege sepertiku tampaknya lebih tertarik menonton film atau music kali ya..
Ayah adalah pembaca koran dan majalah.Dia rutin berlangganan  Harian  Waspada.Karena ayah punya kedai kopi. Koran sepertinya perlu bagi pengunjung kedai.Selain itu ayah juga sempat berlangganan majalah Tempo,Gatra,Humor pada masa aku SMU. Sepulang sekolah,aktivitas yang menyenangkan dilakukan adalah makan siang sambil membaca koran! walaupun bukan aktivitas yang layak ditiru,tapi memang menyenangkan sih.Aku begitu ingat,sainganku adalah adikku, Fauzi yang juga suka membaca.Koran akhirnya kami bagi dua dan bergantian ketika selesai.  
Bagaimana membudayakan membaca pada semua anak? Aku jawab ,bisa! Karena ketika anak pertama menjadi contoh,semua adiknya mengikuti. Seperti itu juga Wafa yang ‘candu’ membaca,ketiga adiknya melihatnya sebagai contoh.Walaupun beberapa aktivitas anak-anak itu akhir-akhir ini sering membuatku khawatir adalah kegiatan membaca sebelum  tidur.Khawatir mata mereka bisa rusak.sekarang aku menjadi sering razia dan nyinyir mengingatkan mereka untuk melepaskan buku dari tangannya.terkadang kuambil secara paksa.Hiks…bagaimana kalau mereka terpaksa pakai kaca mata sedari dini?kan aku nggak ingin.
Si bungsu,Ariq yang berusia empat tahun,memilih sendiri aktivitasnya sebelum tidur.Dibacakan buku atau didongengi.Terkadang rasa kantukku harus dilawan agar bisa memenuhi permintaannya. Bisa dibayangkan, saat mata kita sudah berat, Ariq datang membawa buku untuk dibacakan,ensiklopedia besar bersampul hardcover,hehe..terbayang perjuangannya agar dia tidak kecewa. Yang lucu,terkadang saat aku memasak di dapur, dia datang memebawa buku dan minta dibacakan.Kalau sedang beraktivitas seperti itu tentu saja aku pahamkan dia agar membacanya bisa ditunda atau dia membaca sendiri.Biasanya sih dia menolak,dan marah sebentar..haha..maafkan ummi ya Ariq..semoga Ariq bisa cepat membaca.Amin.
Dan bagi semua orangtua yakinlah bahwa membaca membuat anak berpengetahuan luas.Tidak saja ilmu yang dimilikinya tetapi pengetahuan local maupun internasional.Aku masih yakin,kebiasaan membaca koran sejak SD membuatku sedikit ‘nyambung’ dengan berita politik internasional.Di ingatanku masih tersimpan jejak berita yang kubaca dahulu dan sekarang berperan menjadi bingkai dalam berfikir.
Selain berita tentunya pengetahuan yang lain.Yakinlah,hasilnya akan tampak ketika di masa depan anak-anak kita.Mereka akan memiliki ‘simpanan’ dalam fikirannya yang lebih dibanding anak yang tidak terbiasa membaca. Aku alami sendiri.walaupun tidak bisa dikategorikan mahasiswa cerdas saat kuliah,tapi aku akui terkadang dalam berdiskusi,dalam menanggapi suatu permasalahan,kita akan memiliki beberapa info yang membuat teman kita bertanya: Kok tau ? tau darimana.
Kujawab saja :karena aku membaca.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang abadi dalam do'aku

 Kepada lelaki yang telah berada di sisiku 21 tahun, aku bercerita tentang seorang lelaki yang selalu di hatiku selama 46 tahun ini. Dia aya...