Jumat, 05 Februari 2016

Sahabat penaku,Fitri



SAHABAT PENAKU,FITRI

Setiap 5 Februari adalah momen penting dalam dunia persahabatanku dengan sahabat penaku Alifa Royana Fitri.Karena di tanggal itu dia berulang tahun.Dan Ulang tahun berarti masa berkirim kartu ucapan ke Pekalongan,kampung halaman sahabatku yang manis itu.Fitri,begitu dia kupanggil (dan dia memanggilku, Sari) adalah sahabat pena yang spesial.Panggilan 'pipit' pun tidak mungkin karena di keluarga,nama panggilan kami sama-sama 'pipit'!
Kenapa fitri spesial?karena persahabatanku dengannya dimulai sejak kami sama-sama duduk di bangku kelas 6 SD.Berarti sudah berjalan sekitar 25 tahun! Dan sekalipun kami  belum pernah bertemu.Tepatnya,Allah belum memberi kesempatan untuk bertemu hingga hari ini.
Awal mula aku mengajaknya bersahabat kala melihat namanya di majalah Bobo sebagai pemenang kuis.Kupilih dia karena (mungkin)bernama sama.Gayungpun bersambut.Surat-menyurat berlangsung lancar tanpa hambatan.Saat kuterima suratnya,langsung kubalas dan tak kurang seminggu telah dikirimkan ke Pekalongan dan begitupun Fitri,membalas surat-suratku tak pakai lama.Bertukar suratpun diiringi dengan bertukar foto.Tiap update foto,aku harus ke studio foto karena pada masa tahun 90-an belum ada kamera untuk selfi-selfian ,hihihi.
Banyak keluarga dan teman yang melihat foto Fitri mengatakan bahwa aku sedikit mirip dengannya.Sejujurnya yang kurasakan,sifat dan pemikiran kamipun ada mirip-miripnya juga.dan tak jarang dalam cerita-cerita kami mengalami kejadian yang hampir sama.
Fitri masuk SMP dan aku masuk MTsN.Cerita kami tentang sekolah baru,teman-teman baru,prestasi di sekolah.Saling memberi kabar dengan gembira saat menerima rapor karena kami sama-sama masuk peringkat 3 besar.Cerita meluas tentang bagaimana Pekalongan dengan batiknya dan aku mengirimkan kisahku tentang  Sidikalang dan kopinya. Kami sama-sama suka membaca.Dan ada saja bahan yang menjadi bahan cerita kami sehingga persahabatan ini semakin erat (dalam surat).
Memasuki SMU,cerita yang dikirimkanpun semakin berubah remaja.Perasaan pada seseorang,kesal pada seseorang,marah pada seseorang.dan mungkin karena kesibukan di sekolah yang semakin menuntut dan kegiatan yang semakin beragam,frekuensi kedatangan surat agak lama durasinya.tapi tak pernah terputus.
Berbagi cerita selalu seru karena mungkin menulis adalah sama-sama hobbi kami.Selain menceritakan pengalaman di sekolah,tentang keluarga,curhat-curhatan,kami juga sering berkirim catatan teks lagu berbahasa inggris.Karena pada saat itu belum ada google kan ya? J
Aku selalu menunggu kedatangan pak pos ke rumah,yang mengantar surat dari Fitri dan juga sahabat-sahabat penaku yang lain.O,iya...selain Fitri yang pertama aku juga punya sekitar 15 orang sahabat pena,lelaki dan perempuan.Karena namaku pernah  muncul di koran lokal sebagai pemenang TTS,aku menerima surat dari orang-orang yang ingin menjalin  persahabatan denganku.Tapi satu-persatu mulai meregang terutama dengan beberapa yang lelaki.Karena  yang kurasakan,persahabatan lelaki dan perempuan kurang seru,sedikit hal yang bisa kita bagi dan seringkali endingnya ke asmara,dan aku tidak suka itu!Malah ada yang pernah datang ke rumahku di Sidikalang,berseragam tentara yang ternyata sahabat penaku.Tapi kita tak berlangsung lama(persahabatannya,maksudnya)
Mengenai sahabat penaku yang lain,akan kuceritakan kelak dengan memory tersendiri.

Kembali tentang Fitri.
Lulus SMU,aku diterima masuk Fakultas Pertanian Universitas Andalas,dan Fitri masuk Fakultas Ekonomi Universitas Gadjahmada.Dan kami pun sama-sama berstatus merantau.Saat itu di tahun 1998...
Sekitar tahun 2000,akses internet pun sudah mulai lancar.Warnet-warnet sudah menjamur. Surat bukti persahabatan penaku dengan Fitri beralih ke surat elektronik/e-mail.hal itu tak membuat jarak,malah mendekatkan jarak.Pernah juga kita saling menelpon ke kos masing-masing.Karena sebagai mahasiswa biasa,handphone belumlah jadi barang tentengan.
Tahun 2002, aku dan 3 orang teman diutus ke Universitas Gadjahmada untuk mengikuti pertemuan pengurus BEM se Indonesia. Motivasi terbesarku adalah bertemu dengan Fitri di Yogyakarta.Namun,ternyata Allah belum memberi rizki untuk bertemu.Selama  5 hari di sana,padatnya  kegiatan membuat tak ada waktu untuk bertemu Fitri yang saat itu telah bekerja di Bank Danamon. Dan hingga hari ini keingina itu masih ada,bertemu Fitri dan 3 orang jagoannya.
Tahun 2004 aku dan Fitri sama-sama telah menemukan jodoh kita masing-masing.Fitri menikah bulan April dan aku di bulan Juli.Itulah perjalanan persahabatan kita yang akhirnya berlanjut ke media sosial.Kini segalanya telah instan.Mau kepo-in Fitri,tinggal buka facebooknya..hehe..
Namun,kenangan itu terekam   di kumpulan surat-surat yang dengan rapi kukoleksi.Semua ada dalam album foto yang kubawa saat merantau kuliah di Padang, saat pernah tinggal di Pasaman mengikuti suami yang kerja dan ketika sekarang telah tinggal di Pariaman.

Surat-surat Fitri tersimpan di file berlapis plastik bersama kumpulan surat sahabat pena yang lain.Yang kadang kubuka untuk dikenang lagi,manisnya persahabatan melalui pena.

Dan kumpulan surat,koleksi prangko, koleksi amplop surat imut lucu,koleksi kartu lebaran kujadikan saksi untuk bercerita pada Wafa dan Jundi mengenai sahabat pena melalui pos.
Foto ini kuambil dengan kamera laptop,jadi agak kabur bin mabur!!
Mungkin sekarang jikalau ada sahabat ,namanya mungkin “sahabat facebook”?

Selamat Hari Lahir,Alifa Royana Fitri
5 Februri 2016




2 komentar:

  1. Waaah, So Sweet...ni Fitri ternyata romantis banget, masih menyimpan rapi benda2 kenangan...
    Semoga persahabatan Uni berkekalan hingga k Jannah-NYA..aamiin..

    BalasHapus
  2. Amin..terimakasih helen. rasanya rindu pada saat2 menulis surat dan kirim via pos yang mungkin sudah jarang untuk era digital sekarang ini

    BalasHapus

Kesempatan kedua di Apresiasi GTK 2023

 Seolah rendezvous, aku menatap Bandara Internasional Minangkabau pagi itu, 20 November 2023. Sementara hiruk pikuk rombongan Apresiasi GTK ...