Membaca,
jelajahi dunia
Pernah seorang
teman bertanya:bagaimana cara menjadikan anak gemar membaca.Dia melihat,keempat
anakku sangat suka (malah bisa dikatakan keranjingan) membaca.Dia baru memiliki
seorang anak berusia 2 tahun dan belum tampak tanda-tanda suka pada buku.Aku
belum menjawab sepenuhnya pertanyaannya hingga saat ini.Karena akupun tak bermaksud memprogram anak-anak agar keranjingan pada buku.Menurutku,itu terjadi
secara alamiah.
Anak-anak
adalah pribadi yang unik,yang memiliki berbagai perilaku termasuk perilaku
ingin tahu dan suka mencari tahu.Membaca adalah salah satu wujud perilaku ingin
tahu.Anak berusia dibawah 3 tahun melihat buku sebagi sebuah benda yang ingin
dieksplorasi secara fisik.Buku terlihat ‘menggiurkan’sehingga ingin digigit,diremas,dirobek.Seiring
anak usia ini yang memang suka aktivitas
yang mematangkan motorik halusnya.
Suka membaca
bukanlah sifat yang bisa diturunkan dari orangtua ke anaknya.Dengan kata lain
bukan bawaan genetika. Membaca merupakan sebuah aktivitas. Sebuah kebiasaan.Dan
bisa menjadi sebuah budaya.Lain halnya dengan bakat.,Mungkin saja dapat
dipengaruhi bawaan sifatnya.Contohnya: bakat seorang anak di bidang seni. Bakat
dan stimulus dari lingkungannya bisa menjadikannya seorang yang handal di
bidang seni yang diminatinya.
Buku adalah
ibarat makanan bagi orang yang suka membaca.terutama anak-anak. Tampilan sampul
dan kemasan buku anak-anak terkini sangat penuh dengan warna,gambar dan judul yang menarik. Sebelum anak membuka dan menikmati
isi sebuah buku,dia terlebih dahulu telah disuguhi kemasan yang menarik hati.
Saat ini kita
melihat budaya membaca semakin meningkat di Indonesia.Walaupun saya tidak
memiliki data tentang peningkatan tahun per tahun,Namun saat ini
kita mudah menemukan orang-orang yang membaca sambil menunggu antrian,membaca
di kenderaan.Tidak saja orang
dewasa tetapi juga anak-anak.Semakin
banyaknya perpustakaan (yang dikelola pemerintah maupun komunitas penggiat
gemar membaca).
Bagaimana agar
anak suka dan minat membaca? Perkenalkan mereka dengan buku.Itu cara termudah.Kepung mereka dengan buku
sedari dini. Tentu saja ini memerlukan peran orangtua yang serius.Serius
menyediakan buku untuk anak,serius dalam membacakan buku juga serius
mencontohkan perilaku gemar membaca. Walaupun terkadang ada juga anak yang
kecanduan membaca dengan sendirinya,namun itu terjadi karena sedari awal dia
telah memiliki ketertarikan dan diiringi sikap ingin tahu-nya.
Berdasarkan
pengalamanku sendiri, kesukaan anak-anak kami terhadap buku dan membaca bisa
jadi karena
1.Kami
pengoleksi buku.Walaupun tidak bisa dikatakan banyak dan lengkap namun
sudah cukup memadai untuk dijadikan perpustakaan keluarga.Sejak mahasiswa
sampai sekarang , suami rutin membeli buku.Jadi,buku yang tersedia di rumah
telah menjadi pemandangan awal anak-anak tumbuh dan berkembang. Untuk
anak-anak,jenis buku kami belikan berisi cerita sirah ,ensiklopedia dan juga
buku cerita.
2.Saat anak
dalam kandungan,kami membacakannya buku.Ini mungkin lebih maksimal dilakukan saat aku mengandung anak
pertama.. Suami membacakannya buku dan akupun begitu.Saat itu kami masih
tinggal di Pasaman,dan aktivitas yang paling mudah dilakukan mengusir kesunyian
tinggal di tengah lahan sawit..ya..membaca! Beda ketika mengandung anak
kedua,saat kesibukan bertambah,aktivitas membacakan janin buku sudah berkurang.
Tahapan
literasi dini dimulai saat anak masih di alam rahim.Kita percaya bahwa sejak
janin di kandungan bisa mendengar suara karena pendengarannya telah aktif. Nada
suara ayah maupun ibu akan diingatnya saat dia telah terlahir
nantinya.Membaca,memiliki nada yang berbeda dengan berbicara.Janin akan
mengingat suara ibunya saat telah mampu
melihat dan dia akan mengetahui bahwa ibunya membaca.Dan itu memerlukan sebuah
buku (atau yang lainnya yang bisa dibaca)
3.Membacakan
buku pada anak .Si bayi yang belum bisa apa-apa kecuali menangis dan
mengoceh,percayalah bahwa ia juga pemerhati dengan mata dan otaknya yang
sinkron. Dia akan mengenal buku yang dipegang orangtuanya .Dia akhirnya tahu
bahwa buku adalah sesuatu yang menarik.T
4.Memberinya
buku untuk dibaca. Ini hal yang lucu jika dilakukan pada anak usia dibawah
3 tahun.Karena jangankan membacanya,perlakuan pertamanya pada buku itu bisa
saja digigit,direma,disobek. Idealnya,pada tahapan anak diberikan buku plastic
atau buku kain.Yaitu buku yang memang bahannya terbuat dari non
kertas.Jadi,aman jika di tangan anak.Yang kami alami, buku kertaslah yang bisa
kami berikan pada anak karena buku kain maupun plastic harganya cukup
mahal.Jadi,pandai menyiasati dan menjaga saja agar buku awet dengan cara
mendampingi anak membacanya .
5.Sugesti.Membiasakan
buku sebagai hadiah. Karena telah terbiasa,Wafa selalu meminta buku sebagai
kado ulang tahunnya setiap tahun.Begitu juga dengan Jundi.
6.Membawa
anak ke toko buku atau perpustakaan.Bagi kami,Ke toko buku atau pustaka
adalah liburan keluarga.Mereka sangat senang ketika mendengar ajakan “ayo ke
pustaka!” .Perpustakaan di Pariaman letaknya di pantai Gandoriah.Dikelola oleh
Humas Kota Pariaman dan didirikan oleh keluarga H.M Rasjid,tokoh Pariaman.Di
sana menyenangkan menunggu anak-anak karena kita bisa online dengan wi-fi yang
tersedia.
Selain
perpustakaan lokal,kami juga rutin ke Perpustakaan daerah di Padang. Disanalah
kita bisa membawa anak dan melihatnya terpuaskan dengan buku.Karena stok buku
untuk anak banyak dan beragam.
Toko buku
selalu membuat Wafa cemberut kalau pulangnya tidak membawa buku.Bukannya
ortunya tidak mau selalu membelikan,tapi ayahnya punya tempat membeli buku yang
bisa dikatakan harganya lebih miring.Dan
Walaupun rutin dioleh-olehi buku setiap keluar daerah,tapi anak-anak selalu
minta buku jika ke toko buku.
7.Orangtua
adalah contoh. Ayah ibu yang suka membaca akan semakin membuat minat baca pada anak semakin besar.
Karena seperti yang dikatakan di awal tadi,membaca merupakan sebuah kebiasaan.
Orang tua yang biasa membaca membentuk karakter keluarga suka
membaca.Anak-anaknya dan lingkungannya.
Aku mengalami
sendiri bagaimana kesukaanku pada membaca berawal.Kakek kami (poli) tinggal
bersebelahan rumah dengan kami.Membaca Koran adalah aktivitas rutinnya pagi dan
sore .Poli menjadi seorang yang berwawasan luas. Jika diskusi dengannya, banyak
pengetahuan baru terserap. Aku sangat suka meniru poli tapi kebiasaannya yang
tidak terlalu kuikuti adalah menonton berita.Hehe…pada masa itu seorang abege sepertiku tampaknya lebih
tertarik menonton film atau music kali ya..
Ayah adalah
pembaca koran dan majalah.Dia rutin berlangganan Harian
Waspada.Karena ayah punya kedai kopi. Koran sepertinya perlu bagi
pengunjung kedai.Selain itu ayah juga sempat berlangganan majalah
Tempo,Gatra,Humor pada masa aku SMU. Sepulang sekolah,aktivitas yang
menyenangkan dilakukan adalah makan siang sambil membaca koran! walaupun bukan
aktivitas yang layak ditiru,tapi memang menyenangkan sih.Aku begitu
ingat,sainganku adalah adikku, Fauzi yang juga suka membaca.Koran akhirnya kami
bagi dua dan bergantian ketika selesai.
Bagaimana
membudayakan membaca pada semua anak? Aku jawab ,bisa! Karena ketika anak
pertama menjadi contoh,semua adiknya mengikuti. Seperti itu juga Wafa yang
‘candu’ membaca,ketiga adiknya melihatnya sebagai contoh.Walaupun beberapa
aktivitas anak-anak itu akhir-akhir ini sering membuatku khawatir adalah
kegiatan membaca sebelum
tidur.Khawatir
mata mereka bisa rusak.sekarang aku menjadi sering razia dan nyinyir
mengingatkan mereka untuk melepaskan buku dari tangannya.terkadang kuambil
secara paksa.Hiks…bagaimana kalau mereka terpaksa pakai kaca mata sedari
dini?kan aku nggak ingin.
Si bungsu,Ariq
yang berusia empat tahun,memilih sendiri aktivitasnya sebelum tidur.Dibacakan
buku atau didongengi.Terkadang rasa kantukku harus dilawan agar bisa memenuhi
permintaannya. Bisa dibayangkan, saat mata kita sudah berat, Ariq datang
membawa buku untuk dibacakan,ensiklopedia besar bersampul
hardcover,hehe..terbayang perjuangannya agar dia tidak kecewa. Yang
lucu,terkadang saat aku memasak di dapur, dia datang memebawa buku dan minta
dibacakan.Kalau sedang beraktivitas seperti itu tentu saja aku pahamkan dia
agar membacanya bisa ditunda atau dia membaca sendiri.Biasanya sih dia
menolak,dan marah sebentar..haha..maafkan ummi ya Ariq..semoga Ariq bisa cepat
membaca.Amin.
Dan bagi semua
orangtua yakinlah bahwa membaca membuat anak berpengetahuan luas.Tidak saja
ilmu yang dimilikinya tetapi pengetahuan local maupun internasional.Aku masih
yakin,kebiasaan membaca koran sejak SD membuatku sedikit ‘nyambung’ dengan
berita politik internasional.Di ingatanku masih tersimpan jejak berita yang
kubaca dahulu dan sekarang berperan menjadi bingkai dalam berfikir.
Selain berita
tentunya pengetahuan yang lain.Yakinlah,hasilnya akan tampak ketika di masa
depan anak-anak kita.Mereka akan memiliki ‘simpanan’ dalam fikirannya yang
lebih dibanding anak yang tidak terbiasa membaca. Aku alami sendiri.walaupun
tidak bisa dikategorikan mahasiswa cerdas saat kuliah,tapi aku akui terkadang
dalam berdiskusi,dalam menanggapi suatu permasalahan,kita akan memiliki
beberapa info yang membuat teman kita bertanya: Kok tau ? tau darimana.
Kujawab saja
:karena aku membaca.