Senin, 29 Februari 2016


TREKKING KE LUBUK NYARAI
Sungguh Allah menganugerahi suatu hari yang cerah,saat kami memutuskan mengisi liburan minggu ini berpetualang ke Lubuk Nyarai.Suatu zona untuk trekking yang kabarnya menarik dan menantang.Walaupun kesehariannya kami tinggal di Kota Pariaman yang hanya berjarak sekitar 15 km dari Kecamatan Lubuk Alung (lokasi Lubuak Nyarai) namun baru sekarang terealisasi rencana indah itu.
Karena tema liburan kali ini adalah liburan keluarga,jadi yang berangkat aku,suami  dan 2 orang anak yang sudah cukup besar,Wafa( 11 tahun) dan Jundi (9 tahun) . Usia  dan fisik mereka kami anggap sudah cukup kuat untuk menempuh perjalanan sejauh sekitar 10 km pulang pergi.
Minggu, 28 Februari 2016 kami mulai perjalanan dari rumah, Kampung Baru Kota Pariaman sekitar pukul 08.40 WIB dan sampai di daerah Salibutan,Lubuk Alung  pukul 09.30 WIB.Salibutan adalah desa tempat masuk ke lokasi Lubuk Nyarai. Suasana pagi itu cenderung sepi.Pengunjung yang ada baru dua rombongan yang barusan berangkat bersama pemandu.O,ya….pengelola wisata Lubuk Nyarai mewajibkan pengunjung dipandu seorang pemandu pulang pergi.Jika rombongan terdiri dari banyak orang,maka pemandu akan memandu sekelompok yang terdiri dari 12 orang. 

Sesudah membayar sebanyak 100.000 rupiah untuk biaya parkir mobil dan pemandu,kami di briefing sebentar untuk menjelaskan beberapa hal seperti: gambaran view yang akan dilewati,kondisi perjalanan dan peraturan bagi pengunjung diantaranya tidak dibenarkan membawa miras,narkoba dan dilarang keras berbuat maksiat.It’ s good…menurutku itu sebuah upaya kontrol dari pengelola untuk meminimkan pelanggaran yang mungkin terjadi dan merusak tatananan alam dan peradaban (ciee..) 

Sesuai papan informasi,jauh jarak yang akan kami tempuh sekitar 5,3 km yang akan memakan waktu sekitar 1-2 jam,menyeberangi sungai dan melewati tanjakan serta view beberapa lubuak/aliran sungai yang dalam dan cenderung menyudut berair tenang. Sesudah di briefing,kami memulai perjalanan dengan do’a dan pemandu telah siap mengiringi kami.Da Son,nama pemandu kami orangnya masih muda dan termasuk cepat akrab.Sepanjang perjalanan kami berbincang-bincang sembari menikmati perjalanan.Sekitar 1 km perjalanan suasana masih cerah karena kanan-kiri kita hanya melewati ladang penduduk dan kebun sawit di sekitar perbukitan.Tak lama kemudian kami mulai menuruni lembah dan petualangan pun dimulai!!
Waahh…rute yang harus kami lewati memang cukup menantang seperti yang digambarkan.Kami menyusuri jalan kecil dimana disisi kirinya bukit dan sisi kanan jurang/tepian sungai besar berbatu dan berarus deras.Terutama karena kami membawa anak-anak jadi tiap sebentar kami harus saling memperhatikan.Alhamdulillah nya lagi,cuaca sangat cerah dan sudah lama tidak turun hujan sehingga jalanan keras.Jika sebelumnya hujan,biasanya jalanan akan becek dan harus lebih berhati-hati.

Sambil memandangi suasana sungai berwarna hijau di bawah kami,tangan berpegangan ke akar-akar pepohonan yang menjulur sepanjang sisi bukit.Rute pun mulai menanjak dan menurun,melalui jalanan berbatu dan dikelilingi pepohonan besar-besar yang membuat suasana seperti di gunung.Langkah mulai terasa capai saat separuh perjalanan.Tetapi jangan takut karena di beberapa titik ada warung yang menyediakan makanan ringan dan minuman.jadi,bagi yang ingin mengaso sebentar melepas lelah.






Ini kita lagi ngaso di warung sambil menikmati jernihnya air yang ada di sebelah warung

Yang mengasyikkan lagi,sepanjang jalan kita akan diiringi bunyi burung dan beberapa hewan yang entah bagaimana bentuknya.Karena hanya suaranya saja yang terdengar di antara dedaunan.Sepanjang kami lewat tak pernah bersua dengan hewan buas atau hewan lainnya.Mungkin karena telah dilalui banyak manusia ya..Menurut pemandu kami,dulunya banyak kera liar yang sesekali muncul tapi sekarang tidak tampak lagi.
Sekitar separo perjalanan menjelang  air terjun,kita akan melewati sungai berbatu yang airnya cukup deras.Kami pun membuka sepatu dan kaus kaki karena bebatuan di sana cenderung licin karena berlumut jadi supaya bisa menapak dengan kuat kami harus melepaskannya.Karena hujan sudah lama tidak turun,arus sungai tidak terlalu besar.Biasanya,ketika arus sungai besar dan deras,pemandu akan membawa ke rute alternatif yang tidak harus menyeberangi sungai namun memiliki tanjakan di ketinggian yang curam.Jalur alternatif ini nantinya kami pilih untuk dilewati dalam perjalanan pulang dan memang sangat menantang.Karena jarang dilalui,jalur itu memang lebih ‘hutan’,simpelnya,lebih gelap,berdaun lebat dan banyak akar-akar besar seperti yang dipakai tarzan gelayutan,hehehe..

Ahhh..Alhamdulillah..akhirnya kami sampai ke tujuan.Tidak memakan waktu lebih 2 jam.Berarti jalan kami termasuk normal walaupun membawa anak-anak.Dan bersyukurnya lagi,karena kami datangnya lebih pagi dan pengunjung saat itu tidak seperti bisanya,sesudah duduk sekitar 10 menit kami langsung menceburkan diri ke air yang dingin.Aku, Wafa dan Jundi cukup berenang di air ketinggian 0,5 meter saja.hihihi..kalau abinya anak-anak langsung menuju lubuk yang sejatinya itulah pesona Lubuak Nyarai.Sebuah lubuak yang indah sejuk dengan airnya yang berwarna kehijauan tampak dari atas.Sungguh indah karunia Allah itu.

Beberapa pengunjung menceburkan diri dari tebing ke sejuknya air yang berkedalaman 3 -4 meter..wuiih…harus pintar berenang tuh.
Saat itu baru ada sekitar 10 orang yang bergantian mencebur ke lubuk.Menurut pemandu,hari ini termasuk sepi.Biasanya pagi Minggu begini sudah dipenuhi pengunjung.Apalagi ketika awal dulu waktu Lubuk Nyarai baru di promosikan (sekitar tahun 2013),sekitar ribuan pengunjung setiap hari libur memenuhi tempat itu.Tak terbayang lah ramainya.Kalau bagiku sih,tidak penting keramaiannya.malah kalau terlalu ramai kita jadi kurang syahdu gitu menikmati keindahan alamnya.jadi,bersyukur jugalah hari itu masih sepi pengunjung.
Walaupun tidak mencebur ke lubuk (karena tak memiliki keahlian berenang) tempat kami berenang ini…eh..tepatnya berendam..gak terlalu mengecewakan sih..karena airnya sangaattt….jernih.Batu-batunya tampak jelas dan ikan-ikan hilir mudik dengan cueknya tapi tetap susah juga ditangkap. Menurut info ibu pemilik warung,,dulunya ikan banyak dan besar-besar.Mungkin karena manusia sudah menjelajah hingga kesini mereka sudah mulai menghindar.

Ini Jundi lagi belajar berenang.Aku pun tidak ingin ketinggalan,karena airnya sangaaattt jernih.daripada teringat-ingat di rumah kan?hehe
Saat itu kami menguasai aliran sungai bagian bawah.kami puas-puaskan berendam.Bukan apa-apa,karena pengunjung semuanya kumpul di lubuak.hehe..
Semakin siang hari orang semakin banyak berdatangan.Karena semakin ramai,kami memutuskan untuk keluar dari air dan bersiap menyantap bekal makan siang yang kami bawa .Oya,di pinggiran sungai juga ada sekitar 3 buah warung masyarakat yang menyediakan makanan,teh manis yang bisa kita pesan sambil duduk di bangku bawah tenda mereka.Soalnya,cuaca sangat panas..selain pohon teduh,warung adalah alternatif kita.Wah..saking panasnya hari,baju,jilbab yang kupakai berendam tadi,kering di badan.Walaupun membawa baju ganti namun akhirnya aku tetap memakai baju yang lekat di badan.
Kami  shalat zuhur di mushalla yang dibangun pengelola wisata/mushalla sederhana,beratap tak berdinding.Di sini juga dibuatkan sejenis kamar kecil yang diperuntukkan untuk salin pakaian dan buang air kecil.Tapi,saat masuk ke dalamnya yangada tetap aliran sungai bukan pancuran tapi lumayanlah bisa menutupi.
Sesudah puas menikmati pemandangan,kami pun pulang bersama pemandu kami yang baru bangun tidur.. Hari sudah menunjukkan pukul 14.15 WIB.Seperti disampaikan di awal tadi,kepada pemandu kami memilih  menyusuri jalur alternative. Jalanan curam menurun dan menyusuri sungai.Saking menantangnya,Wafa saja menuruni lereng sambil duduk dan merangkak.Sepertinya dia gamang melihat kecuraman.Padahal waktu pergi Wafa terlihat biasa saja.tapi dia mengaku memang takut menuruni jurang yang di bawahnya sungai deras.
Melewati jalur alternative kami kembali tiba di jalur penyeberangan sungai yang tidak kami lewati lagi.ternyata walaupun hari sudah menjelang sore,masih ada juga rombongan yang baru menuju lokasi.Mereka rata-rata anak-anak muda yang mungkin memiliki keberanian pulang kalau hari sudah mulai gelap.Kalau kami, sudah merasa cukup dulu untuk petualangan hari ini.Walau bagi ukuran emak-emak yang jarang olahraga (ngakuuu…)aku bisa dikatakan fit juga,hehe.tetap bugar saat pulang. Tapi aku salut sama Wafa dan Jundi.Karena sebelumnya mereka tidak pernah diajak rihlah cara trekking.jadi, petualangan hari ini sebenarnya pemanasan bagi mereka dan uji kekuatan fisiknya. Memang mujahid dan mujahidah ummi harus seperti itu.Menyambut tantangan.dalam perjalanan pulang,wajah kami sudah penuh peluh dan memerah tapi kepuasan menikmati perjalanan ini membuat suatu tantangani yang membuat Jundi berkata
“kapan-kapan kita ke sini lagi ya mi..!!”
InsyaAllah nak..kalaupun tidak kesini mudah-mudahan bisa mendaki gunung bersama abi.Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang abadi dalam do'aku

 Kepada lelaki yang telah berada di sisiku 21 tahun, aku bercerita tentang seorang lelaki yang selalu di hatiku selama 46 tahun ini. Dia aya...