Minggu, 16 September 2012

Rindu mereka lagi

Siang di saat waktu lowong, aku membuka tumpukan kardus usang, isinya beberapa buku lama yang tidak memiliki lagi hak domisili  di lemari. Kan,mereka buku kuliah dan makalah-makalah yang sudah jarang dibuka jadi tempatnya pun di kotak yang aman.Saking amannya tentunya teronggok manis di gudang. Hobi yang satu ini memang menguntungkan.Apa itu sodara-sodara?aku,jika sedang "ga' tau mau ngapain" seringnya memandangi seantero jagad,eh...ruangan rumah.Dengan satu keinginan,mendekor ulang apa yang ada.Baik itu menggeser lemari,memutar arah tempat tidur dan menyusun ulang baju-baju anak yang berantakan.Hobi yang menguntungkan bukan? hati yang fresh,wajah segar,ruangan pun rapi.

Tiba-tiba aku menemukan sebuah map file yang isinya kumpulan surat-surat.Tersusun rapi  dibungkus sampul buku bening per helainya.mulai kubaca....dan...ini nih...sessi menyenangkannya.Kenapa menyenangkan? karena kamu akan duduk fokus membaca dan tak terasa waktu berlalu hingga saat kamu sadar suasana masih berantakan! tapi yang terpenting,ada 'nuansa baru'di hati.

Kumpulan surat itu adalah warisan era 'korespondensi'.Dimana menurut buku biografi-ku (ciee...),pada  saat aku kelas 6 SD,aku sudah aktif  menjalin persahabatan melalui surat alias sahabat pena.Sahabat pena pertamaku adalah Alifa Royana Fitri atau Fitri.Dia asalnya dari kota batik,Pekalongan.Masih kuingat,namanya kudapatkan dari majalah Bobo,majalah anak-anak yang tren kala itu.Persahabatan kami terus berlanjut melalui  surat yang termasuk lancar. Karena nama panggilan kami sama,dibuat kesepakatan bahwa dia dipanggil Fitri dan aku dipanggil Sari.
Semua hal menjadi fokus "persuratan"kami.Dari urusan sekolah,lanjut masa SMP dan SMU yang membahas urusan remaja.Yang seringnya juga adalah bertukar teks lagu (kan masa itu belum ada Google yang bisa dimintai bantuan mencari teks lagu terutama lagu berbahasa asing).

Selain dengan Fitri,aku juga berkirim surat dengan beberapa orang yang lainnya.Termasuk juga dengan teman-teman yang pernah ketemu dalam suatu acara sekolah.Tapi mungkin karena masing-masing disibukkan urusan sekolah persuratan itu berjalan sekedarnya.Terutama bersahabat pena dengan anak laki-laki,seringnya bingung mencari topik pembahasan di surat.Aku juga pernah memiliki sahabat pena dari Switzerland,namanya Stephen Lantz.Tapi...cuma berlangsung satu putaran.Karena...prangko mahal untuk ukuran kantong anak SMA sepertiku juga suratnya yang berbulan-bulan baru sampai di tangan.Selain itu dia kurang lancar berbahasa inggris sedangkan aku?lebih...(kurang lancarnya).hehe..

Dari map  itu,surat dari Fitri adalah yang terbanyak,dan kertas suratnya cantik-cantik,lagi.Bahkan sampai foto yang saling kami tukarkan masih ada.sedangkan suratku yang ada padanya menurut kabar sudah musnah ketika banjir pernah menyapu rumah keluarganya.
Persahabatan pena itu berlanjut hingga di bangku kuliah.Aku kuliah di Faperta Universitas Andalas ,Padang dan Fitri di FE-UGM,jogja.Alurnya agak ngadat ketika kami sedang sibuk ujian di kampus dan  akibat pengaruh kemajuan teknologi.Ya..disaat telepon sudah lancar dilanjutkan internet yang semakin mudah di dapatkan,kebiasaan surat menyurat itu mulai hilang.
kami jadi lebih sering bertukar kabar via telepon dan e-mail.

Tahun 2001,kampus mengutus kami melalui Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) ke Jogja untuk menghadiri acara BEM selama 3 hari..Motivasi terbesarku adalah,bertemu dengan Fitri yang saat itu sudah bekerja di sebuah bank di Jogja.Namun keinginan itu tidak terwujud.Di tengah padatnya jadwal acara tidak ada waktu lowong.Antara kampus dan tempatnya bekerja juga agak jauh yakni Prambanan sana.Dan, saat acara selesai kami harus langsung berangkat dengan kereta api malam ke Jakarta.Walaupun kecewa,souvenir miniatur jam gadang yang telah kupersiapkan untuk Fitri kuserahkan ke teman-teman panitia sebagai kenang-kenangan.Karena aku juga tidak tahu mau menitipkan ke siapa.

Komunikasi kami tetap berlanjut hingga saat kami sama-sama menikah dengan pasangan masing-masing di tahun yang sama.Tema pun beralih menjadi tema keluarga,hehe,.komunikasi
 terasa semakin dekat sejak adanya Fb dan BB.Jadi,persahabatan ini telah berlangsung sekitar 20 tahun tanpa pernah bertemu wajah.

Semakin kubaca semua surat-surat itu aku semakin bersyukur pernah memiliki mereka,sahabat-sahabat penaku.Bagaimanapun,tak bisa kupungkiri dengan mereka aku melewati masa remaja yang menyenangkan,Saling menasehati,bertukar info daerah masing-masing dan yang lainnya.Duniapun terasa  berwarna.

Ketika kita melewati masa-masa korespondensi via surat kertas,sangat..berbeda kesannya saat surat  fisik itu tergantikan dengan e-mail.Karena ketika kita menulis surat memang keluar sangat hati-hati dari fikiran kita.dibaca ulang,di edit hingga tersusun baik.Kalau email,seringkali kita ketik langsung tanpa konsep dan mengeditnya sekaligus menghapus editan tersebut.Tapi itulah zaman dan teknologi,kita harus mengiringi perubahan itu.Memang,komunikasi menjadi lebih praktis dan efisien,namun terasa ada yang kurang.

Dan,sama seperti yang kuduga.diriku fresh kini....surat sahabat penaku menghadirkan memory indah.Dan,aku semakin merindukan mereka,lagi.

Sabtu, 15 September 2012

 I'M TERROHIS!!

Teman-teman di Fb heboh,di BB heboh,di twitter juga heboh...apa pasal?penyebabnya tak lain dan tak bukan pemberitaan di Metro tv yang menyimpulkan bahwa "rohis/kerohanian islam" yaitu sebuah ekskul di sekolah menengah adalah "sarang teroris muda".Berita tersebut diangkatkan pada acara Metro Hari Ini edisi 5 September 2012 dialog bersama narasumber guru besar UIN,Prof.Bambang Pranowo,mantan kepala BIN Hendropriyono dan pengamat terorisme Taufik Andri.
Beberapa hari  berita itu semakin luas beredar.Dan,memunculkan kegeraman tersendiri bagi orang-orang yang terlibat di rohis.Wajar saja geram,karena berita tersebut dimunculkan oleh mereka yang mungkin  tidak pernah mengetahui bagaimana rohis itu sebenarnya. Membuat kesimpulan tanpa menyertakan data-data.Himbauan pengaduan pun di sebarkan.Dikhawatirkan berita ini menimbulkan kecemasan pada masyarakat dan orangtua anak-anak yang aktif di rohis.Media tersebut dituntut meralat beritanya dan meminta maaf kepada rohis secara umum. Para aktivis,mantan aktivis,anggota,simpatisan rohis se Indonesia mengirimkan pengaduan ke  Komisi Penyiaran Indonesia(KPI).Atas pemberitaan media tersebut yang dinilai gegabah

Hingga, pada sore 15 September 2012 pihak tv swasta tersebut membuat penjelasan terkait berita itu. Mereka menyangkal dan  mengatakan  tidak ada penyebutan  nama 'rohis"oleh presenter dan narasumber saat acara itu berlangsung. Mereka mengaku dalam acara bertema:"awas,generasi baru teroris!' itu  memberitakan salah satu pola rekrutmen teroris muda yaitu dengan merekrut siswa SMP/SMU melalui program ekstra kurikuler  di masjid-masjid sekolah.Dalam bantahannya Metro tv juga menyatakan bahwa poin-poin itu adalah hasil penelitian si guru besar UIN dan mereka tidak mencantumkan sumber di tampilan televisinya. Pada kenyataannya berita ini sudah mengambang lebih dari seminggu.Membawa nama ekstra kurikuler sekolah yang berbasis masjid yg tentunya ...Rohis. Siswa dan guru di sekolah menegah juga tahu bahwa ekstra kurikuler yang berkegiatan di mesjid-mesjid sekolah adalah rohis.Belum ada ditemui ekskul marching band, pramuka,basket dll latihannya di mesjid,bukan?Namanya juga media,melalui bahasa bisa jadi pembelaan dan penyangkalan walaupun pada tujuannya sama.Yah...media yang satu itu memang akhir-akhir ini semakin tak bijak mengeluarkan berita,semakin tak menengahi dan terkadang memprovokasi.

Jika ditilik sejarahnya,rohis telah berperan besar dalam pembangunan generasi muda Indonesia.Beberapa tokoh yang islami dengan lantangnya mengaku bahwa mereka dulunya adalah alumni dan  bentukan rohis.Dan berapa banyak generasi yang semakin mengenal islam dengan terlibat di rohis?islam yang mencerahkan,islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.Mereka mengkaji islam dan juga mengamalkannya dalam kesehariannya. Menjadi pelajar yang santun,berpakaian sopan,memiliki pergaulan yang baik dan juga,cerdas!
Berapa banyak juga generasi masa kini yang telah terlena oleh tipuan narkoba,terjerat oleh pergaulan bebas dan tawuran?Seharusnya kegiatan rohis ini mendapat tempat dan dukungan selalu dari pemerintah,guru,,orangtua dan masyarakat sebagai sebuah wadah berkegiatan positif bagi pelajar kita.Tapi sayangnya,beberapa pihak yang saking kalutnya akan isu terorisme dengan mudahnya men-generalisir Rohis sebagai hal yang harus diwaspadai.


Sebagai yang pernah duduk di bangku SMA,aku kenal yang namanya ekskul rohis tapi tak pernah menjadi anggota apalagi aktif di dalamnya. Dikarenakan di sekolahku dulu memang belum ada dibentuk secara khusus. Mungkin SDM yang masih terbatas.Tapi sebuah pengalaman bertemu aktivis rohis SMU se Sumatera Utara pernah kuikuti  di pertengahan tahun 1997. Kesan pertama yang kudapatkan begitu indahnya, 3 hari bertemu dan berdiskusi bersama ikhwan dan akhwat (istilah yang pertama kali kudengar di sana..hihi..).Saking eratnya ukhuwah selama di sana,beberapa orang telah menjadi sahabat via surat hingga aku menempuh bangku kuliah dan hingga saat ini.

Eratnya ukhuwah,menariknya berkegiatan di rohis akhirnya kutemui di bangku kuliah.Allah mempertemukankui dengan Universitas Andalas,Padang.Dan,siapakah insan-insan yang membuatku betah merantau di kala "homesick"?..yah.akhwat-akhwat LDK(Lembaga dakwah kampus) rohisnya-kampus.Soalnya,di saat senior lain pasang wajah sangar dan penuh wibawa di kala OSPEK,mereka muncul dengan wajah teduh menenangkan dan senyum manisnya).Dan salah satu bukti betahku juga,tinggal di pondokan yang sama selama 5 tahun!ga' pindah-pindah.Karena di dalam pondokan itu,tinggal mereka-mereka saudaraku seiman  yang sambil kuliah,juga berprestasi,juga berkegiatan amal di Rohis (faperta namanya Forstudi-forum studi dinamika islam).Suasana ukhuwah islamiyah yang membalut tak kutemui di selainnya.

Kenapa berbasis di masjid?karena sebagai seorang islam selayaknya kita menjadikan mesjid sebagai sentra kegiatan dalam upaya mencintainya.Rohis membuatku semakin mencintai Allah,semakin mencintai Rasulullah,semakin mencintai agamaku.rohis mengarahkan proses pencarian jati diriku,di rohis pula ke mengetahui hijab yang Allah telah wajibkan untuk aku kenakan.Di rohis juga diajarkan tawazun/keseimbangan dunia akhirat.Rohis mengajarkan berorganisasi yang total,berdiskusi yang seru dan  meng-up grade kemampuan diri selalu.Saling memotivasi prestasi akademik,saling menasihati dalam kebaikan.Tak heran banyak juga aktivis rohis yang berprestasi di berbagai bidang karena bagi mereka memaksimalkan potensi diri adalah upaya mensyukuri nikmat Allah.Ah...betapa banyak sudah manfaat yang kudapatkan melalui berkegiatan di rohis.Dan,keluarga pun tak pernah merasa keberatan dengan keterlibatanku itu.Malah mungkin mereka bersyukur,putrinya di rantau orang memang bersama orang-arang yang aman.GR dah!^-^
Setamatku dari kuliah....aku masih sering merasakan semangat  itu ketika menyaksikan adik-adik siswa dan mahasiswa yang masih menjadi  aktivis-aktivis rohis .Kebanggaan berislam itu tampak di wajah-wajah mereka,di pakaian-pakaian mereka.Dan kukatakan;teruslah berbuat kebajkan,InsyaAllah Allah dan seluruh langitNYA akan melihat padamu.Berbuat kebajikan pasti ada onak durinya,mungkin fitnah ini adalah salah satunya.




Minggu, 12 Agustus 2012

Kenapa namaku:Fitri?
Sumber terpercaya mengatakan,aku dilahirkan di bulan Ramadhan yang hampir menjelang Syawal.33 tahun yang lalu.saat itu bulan Agustus.Mungkin seperti sekarang ini kali yaa.....
33.....hhmmmhm...sudah tua juga.Kalau versi iklan kosmetik di tivi,kerutan-kerutan di wajah sudah tampak!hehehe...itu sesuatu yang tidak bisa dihindarkan ya...tapi yang terpenting,apakah perubahan pribadi ke arah yang lebih baik sudah tampak pula??

Senin, 09 Januari 2012


Menurut kabarnya,novel ini akan segera di filmkan.Karangan Dewi "Dee"Lestari.Bercerita tentang perasaan yang tak terungkapkan,sebuah konsekuensi atas pilihan hati dan waktu yang menjelaskan semua akhir kisah. Memiliki novel ini sebenarnya sebuah ketidaksengajaan membeli.Sekilas melihatnya kurang tertarik sehingga terbiarkan lama untuk mulai membacanya.Tapi sesudah dibaca,penceritaannya bagus juga.Apakah nanti di versi filmnya akan semenarik bukunya?? kita tunggu!

Selasa, 27 Desember 2011

Sudut sepi

Saat jalan ini butuh kerja-kerja nyata

Kenapa aku mesti terpuruk pada praduga-praduga
Menderas mengalir telaga air mata
Terasa terhempas segalanya tak berharga


Oh,rasa tak berharga,rasa yang menggurita jiwa
Buhul-buhul syetan yang menggoda selaksa
Seolah semua orang berbuat nyata,hanya aku yang tidak


Sesalan akan berakhir tidak pada penyalahan takdir
Terlalu takut aku untuk itu Ya Allah...
Selalu pertanyaan,penyalahan pada sudut hati
kemana bening?
Kebangganku akan ketulusan,keikhlasan ternyata hanya fatamorgana
Terbuai perasaan hembusan yang ternyata dusta


Aku sadari...hanya Engkau Pemberi kekuatan Jiwa
Tapi kenapa aku jauh??
Kenapa aku tak merayuMu selalu??
kesombongan ini ternyata merapuhkan
Tak ada guna jika Engkau tak ridha
Jiwa hanya kan menemui kegersangan
Impian savana ternyata menjadi sahara


Kesombongan-kesombongan ini memperdayaku
Jika kelak tiba akupun pasti tak sanggup Ya..Rabb-ku
Runtuh sudah dinding kepura-puraan
Ketika padanya kurekatkan sekeping luka
Jangan......
Engkau tahu apa sebenarnya yang ada di sudut terdalam hatiku
Tak sanggup aku membayangkannya saat ini
Itu hanya gurauan sesaat hati yang membatu

pagicerah

Resensi







REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU
Penulis:Tere Liye
Penerbit:republika
Tahun:2009

Menyelesaikan membaca novel setebal 426 ini dalam sehari merupakan hal yang mengherankan bagiku.Rasa penasaran..ya..penasaranlah yang membuatku menuntaskannya seolah-olah terasa basi jika dilanjutkan membacanya esok hari.Aku seolah ditarik oleh pusaran cerita.Salut pada penceritaan Mas Darwis “Tere Liye” . Bagus.
Novel ini diawali oleh seorang anak panti asuhan berusia 6 tahun bernama Rinai.dalam rintik hujan di malam takbiran hari raya di halaman sebuah panti asuhan,Rinai mengumpulkan tanya tentang orangtuanya.  Masih di bab yang sama muncul tokoh lelaki enampuluh-an yang tersadar dari komanya.Rasa penasaran pun dimulai...apa hubungan keduanya??
Tokoh si orang tua yang diceritakan masih dalam keadaan koma,”diajak”berjalan-jalan oleh seseorang yang tak dikenal sebelumnya.Seseorang yang “berwajah menyenangkan” itu membawanya mencari jawaban atas 5 pertanyaan besar dalam hidupnya.
Cerita mengalami flash back,si lelaki enam-puluhan bernama Rehan terlempar ke kehidupan masa lalunya di sebuah panti asuhan.Sebagai seorang anak usia belasan tahun yang dikenal cerdas dia juga pembangkang.Saat teman seasramanya takut dan menurut,Rehan malah berani melawan penjaga panti yang menurutnya hanya memperalat mereka mencari uang demi keinginan besarnya untuk naik haji.Puncaknya,saat Rehan dihukum penjaga panti karena mencuri parsel lebaran Rehan malah membulatkan tekad sebuah pembalasan.Saat penjaga dan anak-anak panti shalat Id di lapangan rehan membongkar brankas milik penjaga panti dan membobol uang anak panti yang dikumpulkannya untuk dirinya.
Rehan yang melarikan diri dengan uang panti menjelajah dunia bebas terminal, berjudi,beruntung,berjudi,kalah.Menghabiskan uang yang didapatnya sesuka hatinya.Hingga tiba adegan masa lalunya mempertunjukkan bagaimana Diar,teman sekamarnya di panti meninggal diakibatkan olehnya.Dan Rehan selama ini tak menyadari itu.Selanjutnya kisah hidup Rehan yang penuh lika-liku dimulai.
Hangatnya sebuah keluarga dirasakannya saat tinggal kemudian di sebuah rumah singgah.Bang Ape,pengasuh rumah singgah yang mengayomi sehingga membuat rehan bertekad membela keluarga barunya.Namun tindakannya menyelamatkan Ilham,pelukis cilik di rumah singgah dari keroyokan preman-preman membawanya kembali ke kerumitan masalah.Rentetan perkelahian yang berbuntut terancamnya nyawa teman-temannya di rumah singgah.Perdebatannya dengan Bang Ape yang tak menyetujui cara kekerasan membuatnya terpaksa meninggalkan rumah singgah dan berkelana sebagai pengamen.
Rehan bertemu secara tak sengaja dengan  Plee yang ternyata seorang pencuri berlian profesional.Diapun terlibat dalam sebuah pencurian berlian seribu karat dari brankas sebuah bank bersama Plee.Namun tak dinyana,aksi tersebut gagal yang menyebabkan Plee ditangkap polisi hingga dihukum mati.Plee membuat sebuah skenario agar Rehan aman.Rehan melarikan diri ke kota asalnya dan berkenalan dengan seorang gadis yang membuatnya jatuh cinta.Disamping itu,pekerjaan didapatkannya.Saat hidupnya terasa lengkap,Rehan dihadapkan pada kenyataannya bahwa gadis yang di taksirnya seorang wanita simpanan.Namun mereka akhirnya menikah seiring karir Rehan membaik.Fitri,sang istri ternyata tak lama memberi kebahagiaan pada Rehan,meninggalkanyya selamanya saat melahirkan anak mereka.Rehan yang patah,meninggalkan semua kenangannya dan melanjutkan hidup di kota besar.Kehidupannya melonjak sebagai seorang pemilik bisnis properti.Intuisinya melihat suatu peluang bisnis menjadikannya seorang lelaki mapan single disegani di antara taipan-taipan skala nasional.  
“Perjalanan”Rehan tua enam-puluhan dihadapkan pada tayangan slide kisah hidupnya dan segala misteri yang mengiringinya.Pertanyaan besarnya terjawab satu per satu.Keadilan langit yang selalu dipertanyakannya terjawab dengan runtutan sebab akibat yang saling berkaitan.Hal-hal yang dirasanya menyiksanya ternyata keselamatannya,penilaiannya terhadap sesuatu yang dirasanya sempurna ternyata awal dari keterpurukannya.Rehan terhempas pada penyesalan-penyesalan tak bertepi.Tapi apa daya dirinya kini hanya ruh yang sementara meninggalkan jasad tua yang keropos oleh komplikasi penyakit,terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Terakhir,saat segala pertanyaan Rehan terjawab,terjawab pula kaitan Rehan dengan Rinai yang kini menanyakan keadilan langit di sebuah panti asuhan.
Buku ini membawa kita pada rentetan kisah hidup rehan tanpa sempat menduga-duga.Karena penulis seolah-olah menyajikan itu di depan mata untuk kita saksikan dan bukannya kita terka.Sebagaimana Rehan dihadapkan pada rekaman perjalanan hidupnya tersebut.
Menurut aku,buku ini direkomen deh untuk dibaca!!
Pipit.




Sabtu, 01 Oktober 2011

Merindukan mereka

Saya punya kebiasaan menulis sesuatu di buku harian.Tapi itu dulu.Semenjak saya kelas 6 SD.Setiap apa yang saya rasakan,baik berat maupun ringan pasti akan tertumpahkan di sana.Dan itu merupakan privasi saya.Saya menjaga mereka agar tak terbaca orang lain karena mereka berisikan semua rahasia dalam hidup saya.Saya keranjingan menulis diari karena saya tak terbiasa curhat kepada seseorang.Kadang saya susah untuk mempercayai orang lain.Selain itu,saya juga mudah merasa kecewa ketika saya curhat kepada seseorang tapi tak ditanggapi serius.So,curhat kepada buku harian menjadi solusi,setidaknya jika tidak memberi solusi bagi permasalahan saya tapi bisa membuat hati saya plong.Mereka juga saya beri nama.Nama-nama cewek tentunya.Beberapa teman yang tahu saya suka menulis di buku harian,kadang memberi saya kado buku harian saat ulang tahun saya.Yang saya ingat,saya pernah mendapatkan kado buku harian yang bagus,besar,indah hiasannya dan cantik kertasnya saya perlakukan secara spesial karena yang memberikannya adalah seseorang yang spesial buat saya untuk saat itu.Kira-kira ketika saya berumur 17 tahun dan masih duduk di bangku kelas 2 smu.
Saat ini saya merindukan buku harian saya,tentu kamu akan bertanya:temui saja mereka.nah itu masalahnya...mereka telah saya bakar semuanya!kenapa saya musnahkan mereka?itupun ada kisahnya.
Pada saat masih kuliah saya mendapat penyadaran dari seorang teman.Teman yang lebih tepat dikatakan seorang saudara karena dengannyalah saya merasa dekat untuk bercerita dan cocok dalam banyak hal.Pada suatu ketika dia pernah berkata sesuatu yang menohok hati saya.Yang menyadarkan saya bahwa saat saya sudah memutuskan hijrah meninggalkan masa kejahiliahan saya makan segala pintu yang mengingatkan saya akan masa-masa tersebut harus saya jauhi juga termasuk buku harian yang menyimpan cerita positif negatif saya.Selain itu dia juga pernah menyadarkan saya untuk berhenti curhat pada diary karena ada saatnya curhat kepada manusia lebih menenangkan.Sejak itu saya suka curhat pada teman saya tersebut.kenapa saya mulai berani curhat dengannya?karena dia menceritakan pula permasalahan pribadinya kepada saya dan saling memotivasi termasuk cita-cita serta komitmen di jalan dakwah.Namun,pemikiran untuk memusnahkan semua rekaman sejarah saya itu masih sebatas pemikiran dan rencana.
Kemudian,penyebab atau dorongan terbesar saya memusnahkan buku-buku harian ketika telah ada seseorang yang Allah kirimkan sebagai jodoh saya,sebagai suami saya.Rasanya tidak etis juga menyimpan buku-buku itu di saat saya telah memutuskan membuka lembaran baru bersama seseorang yang hatinya mungkin menjadi setengah milik saya dan hati saya sebagian juga dirinya.Akhirnya saya membakar beberapa buku (masih belum tega membakar semuanya..hehe..) yaitu buku-buku yang berisi kisah-kisah cengeng tak bermanfaat atau goresan perasaan yang jika suami saya membacanya pasti dia akan tidak enak hati.Tentunya saya yang akan lebih tak enak hati pastinya.
Namun kadang-kadang kini saya merasa menyesal terutama jika saya ingin merekam perjalanan kualitas tulisan saya dari dulu hingga kini.Tak ada arsip yang tersisa.Selain itu,buku harian masa SMU tidak semuanya berisi kisah penuh khayal atau perasaan yang semu namun di sana juga tergores ketika saya dalam dilema memilih pendidikan masa depan.Bagaimana kata-kata motivasi yang telah saya himpun terangkum di sana.
Kini,saya tak lagi menulis buku harian.Bukannya takut dibaca atau tak mau curhat pada sehelai kertas lagi tapi tak lebih karena tidak sempat.Waktu untuk menulis semakin terasa sempit.Di saat ingin menulis ada anak yang menuntut perhatian,terlebih rasa malas yang lebih dominan. :D.  Pernah juga mencoba menuangkan ide di selembar kertas tapi akhirnya tercecer entah kemana.
Di era teknologi yang semakin terasa memudahkan ini sebenarnya sangat membantu.Kita bisa mengetik di laptop dan menyimpannya dalam flashdisk.Tapi,tidak seenak kita menulis langsung di buku harian.Dan agak repot ya untuk mulai mengetik harus buka laptop dulu,kalau ingin membaca ulangpun harus dibuka dulu file-nya.Dan godaan terbesar di era dunia maya ini adalah godaan untuk mengekspos diri   atau istilahnya narsis gitu lah.Padahal,banyak hal yang seharusnya rahasia bagi pribadi kita ekspos pada semua orang yang belum tentu layak untuk mengetahuinya.
So,buku harian yang berhiaskan bunga,berwarna pink atau biru,juga harum....tetap menjadi kerinduanku untuk menggoreskan pena.

Yang abadi dalam do'aku

 Kepada lelaki yang telah berada di sisiku 21 tahun, aku bercerita tentang seorang lelaki yang selalu di hatiku selama 46 tahun ini. Dia aya...