Ada yang harus kuceritakan tentang perjalanan ke Kota Bandung bulan lampau.Karena ini adalah pengalaman menarik bagiku. Setelah lima hari penuh mengikuti kegiatan magang di sekolah,Sabtu adalah hari bebas bagi kami menjelang perjalanan pulang esok pagi (Minggu jam 05.00).Bagi diriku yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Kota Bandung lebih tertarik menjelajahi seantero kota daripada harus ke Lembang,atau Kawah Putih di Ciwidey.Selain karena tempat tersebut cukup jauh dan mengingat weekend yang padat,jelajah kota adalah pilihan tepat.
Tujuan pertama tentunya Gedung Sate dong...tempat ini adalah yang paling ingin kudatangi setelah selama ini hanya dapat dilihat di layar tv atau gambar.Kebetulan,sabtu pagi gedung bersejarah ini sedang dipakai untuk beberapa iven sehingga penuh tenda pameran sepanjang di jalan masuk,pelataran,halaman depan hingga belakang.Di depan kami disambut jejeran tenda pameran yang mewakili daerah tingkat 2 di Jawa Barat yang menampilkan karya terbaik dan khas daerahnya.Mata kami terpuaskan oleh unik dan kreatifnya hasil karya anak bangsa.
lanjut ke jalan masuk menuju gedung,ada tenda pameran UKM Kota Bandung.Segala macam masakan,makanan hasil usaha dihamparkan di sana.Keluar tenda kami dihadapkan langsung bagian depan Gedung Sate.
Sayangnya gedung sate yang juga merupakan tempat Gubernur Jabar berkantor tutup.Iyalah...hari sabtu kan...yah..ga bisa ketemu Ridwan Kamil dong..
Sesudah mengagumi kegagahan gedung tua yang masih kokoh ini kami lanjutkan dengan pilihan 2 rencana ,apakah lanjut ke Museum Geologi yang terletak seberang atau mau ke Museum Gedung Sate yang terletak di bawah?kami putuskan ke museum ini dulu.
Setelah membayar karcis masuk sebesar 5000 rupiah kami dihadapkan pada lorong di jalan masuk yang berisi foto dokumentasi Gedung Sate dari masa ke masa.Museum ini sebenarnya tidak terlalu besar.Bangunannya hanya memakai sedikit bagian bawah gedung.Salah satu akses pintunya langsung ke dalam gedung Oiya ,sebelumnya..Museum Gedung Sate ini ternyata baru diresmikan tahun 2017 oleh Gubernur pada masa itu Ahmad Heryawan,Lc.
Pantas saja,tampilan museumnya terlihat modern.Serius,memang keren dan tidak membosankan.Biasanya kalau kita ke museum,kesannya suram,monoton,warna dindingnya abu-abu,bikin ngantuk..hihi..tapi beda jika kita masuk ke sini.Pencahayaan pun dibuat temaram,tapi pantulan lampu membuat remang-remang menenangkan (hmmm..gimana maksudnya ini???:))
Belum lama kami masuk,terdengar pemberitahuan bahwa sebentar lagi akan diputar film di ruang audiovisual.
kami pun bergegas menuju pintu yang ruangan dalamnya didesain seperti bioskop betulan.Lampu dipadamkan dan film ditampilkan di layar lebar.Isinya tentang sejarah Gedung Sate,penyerangan Belanda ke gedung ini karena mereka ingin menguasai serta kisah 7 pemuda yang gugur dalam mempertahankannya.
Film dokumenternya diputar hanya sekitar 7 menit saja.Kami pun melanjutkan penelusuran.Di sepanjang lorong kita akan dihamparkan lantai yang bergerak.
Opss..bukan lantainya betul yang bergerak,tetapi pancaran video sehingga terpantul ke lantai yang menggambarkan kondisi Kota Bandung disorot dari atas.kalau kita berdiri di atasnya maka akan terasa seperti raksasa di tengah kota..heee...hati-hati pusing sesudah keluar dari sana.
Di museum ini juga ada ruang 'Virtual Reality' dimana kita berasa menyusuri langit di atas gedung dengan balon udara.Bukan balonnya yang bergerak,tapi kita yang memakai kacamata bantu yang seolah sdang terbang dengan balon melewati gedung.
Saya antrian mencoba naik 'balon'sesudah dua wisman ini.
Juga ada ruang yang dinamai 'Augmented Reality" memperlihatkan sekumpulan pengrajin tapi pandanglah ke cermin,maka kita akan melihat diri kita berdiri di antara para pengrajin itu.seolah nyata..!!
Terdapat juga Architarium.Nggak tau apa ya artinya...cuma di ruangan itu ditampilkan jejeran video atau gambar yang ternyata gabungan dari beberapa layar,yang menampilkan keajaiban dunia.
Kreatifnya Bandung tampak dari jejeran lukisan yang ditempel di dinding yang ternyata hasil karya milenial.Wahh..menikmati museum tanpa bosan.
Kita juga akan disuguhkan diorama serta maket gedung dan informasi seputar gedung secara ringkas dan jelas.
Akhirnya kesampaian juga ketemu Kang Emil..dududu..
Kesimpulan:Kalau tampilan museum seperti ini,siapapun pasti akan senang mempelajari sejarah.Karena informatif,kreatif dan interaktif.Kalau museum lain dibuat seperti ini oke juga lah..
Rencana kapan -kapan bawa anak-anak ke sini dan museum lain yang punya keunikan tersendiri.
sampai jumpa lagi!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar