Selasa, 06 Maret 2018

Karena Engkau Bukan Mantan Pacarku



KARENA ENGKAU BUKAN MANTAN PACARKU
Pernahkan kalian merasakan rasa takjub dan sangaat bersyukur saat permintaan kalian diijabah Allah? Sering.Aku juga demikian.Salah satunya adalah saat aku bermohon sangat pada Allah untuk dikabulkan salah satu diantara dua pilihan.Begini kisahnya;
Januari 2004..telah 5 tahun masa studiku di fakultas Pertanian Universitas Andalas,dan tepat bulan itu juga akhirnya aku lulus ujian komprehensif yang mensahkan aku sebagai calon wisudawati.Seminar hasil penelitian ku telah berlangsung 4 bulan sebelumnya.Tapi karena pembimbing 1ku Prof Helmi sedang melawat ke Belanda 2 minggu sehingga lewatlah limit kompre dan otomatis tak masuk kategori sebagai peserta  wisuda tahun 2003.
Wisuda berikutnya Maret 2004.Ada sekitar 2 bulan ke depan aku ‘nganggur’.Sebagai mahasiswa..tidak.Sebagai sarjana juga belum.Dan sebuah pemikiran berseliweran di fikiranku.Sebenarnya pemikiran ini tak lebih karena keinginan meringankan beban orangtua.Kuingin,saat aku wisuda nanti,orangtuaku tak memikirkan mengirimkan uang belanja kepadaku lagi/mandiri.Dan akupun tak ingin pulang kampung jika belum dapat pekerjaan.
Masih lekat dalam ingatanku,sebuah do’a yang selalu kulantunkan pada Allah di penghujung shalatku.Dan diiringi keyakinan bahwa Allah pasti mengabulkannya.Aku minta
Ya Allah…aku ingin yang terbaik untukku.Jika menurutMU bekerja menghasilkan duit adalah yang terbaik bagiku selepas wisuda,maka dekatkanlah aku dengan sumber pekerjaan yang tepat untukku.Dan jika menikah adalah yang terbaik untukku,maka dekatkanlah jodohku’
Bolehkan berdo’a seperti itu?boleh boleh saja.Allah pasti mendengar dan apa yang terjadi pasti yang terbaik.Apa sih yang tidak bagi Allah?jika itu permintaan yang baik.Lowongan pekerjaan belum terbuka walaupun sudah sering kulirik koran local di kolom pekerjaan (hue…hue) dan jodohpun kuserahkan bulat-bulat pada Allah karena aku tidak pacaran.Tarbiyah/ngaji yang kuikuti membuatku tahu bahwa pacaran itu dosa (mendekati zina).Siapa yang mau kuajak menikah dong?carikan Ya Allah…Do’a itu selalu kupanjatkan penuh harap.
Kedua do’aku itu bermuara sama,yaitu ingin meringankan biaya kiriman ayah mamak.Kalau bekerja  bisa menghasilkan duit sendiri,kalau menikah ditanggung suami,hihi…
Takjubnya aku,tak sampai 2 bulan,sekitar awal Maret 2004,guru ngajiku mengajak bicara tentang jodoh dan mengatakan ada seorang ikhwan ingin ta’aruf/kenalan.Diawali tukaran biodata dulu.Dari biodatanya,mengejutkanku, ternyata dia seniorku di Fak.Pertanian namun beda jurusan.Apakah aku mengenalnya?tidak banyak.Hanya sebatas organisasi. Apakah kira-kira dia mengenalku?rasanya tidak juga,karena aku tipikal orang biasa bukan aktivis yang biasanya dikenal orang.
Untuk memutuskan,aku sandarkan melalui dialog denganNYA melalui shalat istikharahku.dan,aku merasa ini adalah jawaban do'aku.Mungkin Allah ingin mendekatkan jodohku terlebih dahulu.Dan Akhir Maret kami bertemu untuk  ta’aruf.sambil didampingi oleh guru mengaji yang menjadi perantara.Melalui momen ta’aruf pun tak banyak info yang kudapatkan tentang dia.Wong proses ta’arufnya Cuma 2 jam.Akhirnya dilanjutkan perkenalan dengan keluarganya di Pariaman.
Sedikit yang menjadi kerikil, adat istiadat.Di Sidikalang pihak perempuan harus diberi uang pesta dan adat pariaman mengenal bahwa pihak lelaki yang diberi ‘uang japuik dan uang hilang’
Karena semua disandarkan pada Allah SWT Yang Maha Baik,niat ikhlas berjalan juga.Bulan April aku wisuda dan langsung pulang ke Sidikalang karena pihak lelaki hendak datang pula meminang ke Sidikalang.Bulan Mei mereka datang sekeluarga dan disepakatilah menikah di bulan Juli 2004.
Menunggu tanggal pernikahan adakah kami saling berkomunikasi?Seingatku hanya 2 kali melalui telpon .itupun karena membahas perihal surat-menyurat.Saat itu belum ada HP,internet.Dia pun bekerja di rimba perkebunan sawit yang jauh dari wartel.
Apa aku merindukannya?belum ada rasa rindu saat itu.Yang ada hanya kepasrahan pada Allah,tak usah berandai-andai.Karena sebelum menikah segala kemungkinan bisa terjadi.Jikalau itu jodoh insyaAllah ketemu di depan penghulu.titik.Kuperbanyak shalat dan do’a.Pintaku pada Allah "Ya Allah..jika dia memang jodoh yang Engkau persiapkan untukku,maka mudahkanlah prosesnya.tapi jika dia bukan yang terbaik maka tunjukkan hidayahMU.Kuharap Allah beri kelancaran jika ini adalah rencanaNYA dan jawaban atas doa’-do’aku.
Kesibukan mengurus administrasi selesai.Repot mempersiapkan pesta?tidak perlu.Karena sebagai mahasiswa baru tamat,segan rasaku meminta yang berlebihan ke ayah mmakku.Menikah dan resepsi biasa saja. Singkat.
18 Juli 2004.Hari-H pun tiba. Ahamdulillah lancar.2 hari menikah, aku diboyong ke Pariaman.Waktu cuti suamiku hanya sebentar.Dia harus masuk kerja dulu. Setelah 4 hari bersama keluarga mertua di Pariaman aku dijemput suami untuk dibawa ke Pasaman Barat.dimna suami bekerja sebagai staf afdeling kebun sawit PT.Bintara Tani Nusantara 2.
Dimulailah kehidupan baru.Tempat kami tinggal terpisah jauh dari keramaian.karena merupakan wilayah bukaan baru/land celaring.Yang ada pohon sawit yang baru setinggi lutut.jangan harap ada handphone.jangan harap ada keramaian,yang ada 2 rumah staf (kami dan tetangga) di atas bukit.kalau suami pergi bekerja gak ada teman ngobrol deh…
Rupanya Allah ciptakan suasana itu menjadikan masa ta’aruf semakin intens.Ini jugalah masa pacaran yang sesungguhnya karena kami satu kampus,banyak hal yang jadi topic pembicaraan.dan banyak hal yang jadi topic perdebatan(salah satu kesamaan kami,suka berdebat)boleh dong ya berdebat dalam diskusi untuk mempertajam pengetahuan? Kalau kata ayahku,aku tipe orang ngeyel/suka membantah.yang mana sifat-sifat itu kusadari bisa berubah,di kemudian hari aku menjadi orang yang mudah memaklumi keadaan dan mudah menerima
Pacaran sesudah menikah membuat kita berfikir panjang tentang  kata putus.Kondisi kami yang jauh dari keluarga membuat antara kami saling membutuhkan dan harus saling membantu.Tak ada curhat ke orang lain dan tak ada acara kabur ngambek ke rumah mamak .Ngadunya hanya sama Allah,curhatnya sama Dia.dan Allah menunjuki hati untuk selalu sabar dan semakin dewasa.Dan permasalahn dihadapi berdua membuat ikatan hubungan semakin erat.
Kalau teman sering mengatakan suami/istrinya sebagai mantan pacar.Aku malah baru terikat janji pacaran dengan suamiku saat akad nikahkami  dilafazhkan dan hingga sekarang dia masih pacar/kekasihku.Semoga Allah menjadikannya jodohku hingga ke syurga kelak.

*menuju 14 tahun usia pernikahan
#5 orang anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang abadi dalam do'aku

 Kepada lelaki yang telah berada di sisiku 21 tahun, aku bercerita tentang seorang lelaki yang selalu di hatiku selama 46 tahun ini. Dia aya...