Orang yang tinggal di daerah pesisir, tepatnya pinggir pantai,kita diberi Allah SWT kesempatan menyaksikan mahakarya berupa view lautan yang tak terbatas dalam pandangan. Kita juga diberi kesempatan menyaksikan sunrise dan sunset dalam berbagai pola lukisan.Terkadang sunset dilatari semburat jingga langit senja.Sesekali sang surya berangkat ke peraduannya diiringi lazuardi yang mengelam.Nikmat itu tampak di depan mata tapi seringkali terlupakan sebagai nikmat karena terbiasa disaksikan.
Begitu juga dengan benda-benda "peninggalan" yang sering terdampar di tepi pantai.Kenapa dikatakan peninggalan,karena sebagian merupakan benda-benda mati yang tak berarti bagi orang kebanyakan.Contohnya;rumah siput laut (disini biasa disebut sarang umang-umang),terumbu karang yang telah mati,dan cangkang kerang.Semua berserakan tak berguna.
Sebagai 'orang gunung' yang sekarang tinggal di pesisir,bagiku ini adalah sesuatu yang berbeda.Kenapa dulu sering membeli souvenir kerang mahal-mahal padahal di sini dia malah berserakan.Malah terkesan sampah bagi masyarakat.Ternyata kuncinya adalah ide dan hasil karya.
Maka,tak salah rasanya kucoba juga membuat 'karya' yang gratis dan dinikmati sendiri pula.berikut contohnya:
Walaupun tak terlalu indah dan tak terlalu profesional,namun dengan pe-de,kugantungkan juga di dinding rumah untuk dipandang mata.
Dan,keindahan pulau-pulau kecil di sepanjang pesisir barat Sumatera menaburkan putihnya pasir laut yang masih belum terkotori oleh sampah-sampah manusia.Edisi pasir berikut ini berakhir di gelas bekas setelah diberi warna-warni menarik hati.
Kepuasan hati adalah ketika tangan dapat membuat sesuatu yang baru dari hal-hal yang tak berguna lagi.Apalagi jika mata memandangnya teringat semua kepada ciptaanNYA.
Sesuatu yang baru tak harus dibeli,dan sesuatu yang baru tak harus mahal.
*ada yang tau nggak cara memutar foto yang terakhir agar tampilannya tegak?*he..he..maklum...baru belajar.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar