Rabu, 13 April 2016

My Little Hijaber,Wafa


Hari ini hari ketiga Wafa tidak sekolah.Berarti sudah tiga hari Wafa mengikuti latihan rutin tim polisi cilik Polres Pariaman.Yang waktunya full sejak pukul 8 pagi hingga 5 sore.Setelah seminggu sebelumnya mengikuti seleksi,Alhamdulillah wafa lulus mewakili sekolahnya beserta 3 temannya masuk ke dalam tim Kota Pariaman.Seperti biasa,saat dijemput dari tempat latihan ,dia tetap dengan wajah lelahnya.tetapi sore ini Wafa melaporkan ‘sesuatu’.Tadi bapak pelatih membawa ibu penjahit baju untuk mengukur badan (sepertinya hendak dibuatkan seragam).Saran pak pelatihnya, seragam anak perempuan tidak usah pakai jilbab ,karena akan menyulitkan gerakan.
“Ummi,kakak gak mau ikut lagi kalau dipaksa harus buka jilbab”tegas Wafa
‘Trus,tadi kakak bilang apa sama pak pelatihnya?’Cecarku penasaran
“Kakak bilang kalau kakak mau pakai jilbab.”Ujarnya mantap
Alhamdulillah…mendengar itu tak terkira syukurku.Walaupun aku telah menduga bahwa Wafa akan mempertahankan jilbabnya tapi melihatnya resah akibat diberi pilihan itu membuatku melihat sesuatu yang muncul dalam dirinya.Bahwa jilbabnya telah menjadi bagian dari dirinya dan tak rela dengan mudah melepaskannya.Dan ternyata ada beberapa temannya yang lain yang juga tetap ingin tetap berjilbab.
Berjilbab memang belum diwajibkan pada anak perempuan yang belum mencapai baligh-nya.Tetapi pengenalan dan pembiasaan sebelum dia diwajibkan adalah ‘penting’.Mungkin inilah yang menjadi pedoman kami sebagai orangtua(mungkin juga seperti orang tua-orangtua lainnya) dalam mendidik anak perempuan.
Sebagai anak sulung dari ketiga adiknya dan juga sebagai satu-satunya perempuan,Wafa merasakan sebagai jilbaber  sendirian di keluarga kami (selain aku,ibunya).Tak pernah ada pemaksaan.Tapi sedari berumur 1 tahun,jilbab imut telah menjadi aksesoris pakaiannya jika bepergian.Melengkapi baju muslimahnya.Jika di rumah, tetap berpenampilan seperti anak-anak lainnya.Hingga ketika duduk di kelas 2 SD pun dia masih wara-wiri main di sekitar rumah dengan anak-anak tetangga,jilbab masih bongkar pasang.Namun jika bepergian jauh jilbab tetap melekat.
Lingkungan merupakan faktor yang sangat mendukung proses itu.Melihat umminya yang selalu berjilbab di luar rumah dan di hadapan non-mahrom.Melihat tantenya seperti itu juga.Dan Ustadzah di sekolahnya yang selalu menasehati agar berpakaian sopan.Lama-kelamaan dia menjadi sungkan lagi jika tidak berjilbab ke luar rumah.Jilbab telah menjadi bagian dari pakaiannya dan perilakunya.Secara spontan,ketika akan ke warung wafa memasang jilbab dulu.Jika ada tamu dan diintip ternyata lelaki , dia pun akan menyambar jilbabnya terlebih dahulu sebelum membuka pintu.
Semua butuh proses.Saat ini Wafa masih dalam tahapan mengenal dan mencintai hijab-nya. Sembari itu peran kitalah yang selalu memberinya pemahaman mengapa seorang muslimah yang telah baligh dia diwajibkan menutup auratnya.Sehingga  ketika kelak tiba masanya dia telah menyadari bahwa muslimah dimuliakan Allah dengan hijabnya dan perintah ini juga merupakan bukti cinta Rabb-nya padanya.Semoga nantinya Wafa tidak saja hanya sebagai pengguna jilbab tetapi juga mampu membela hakikat jilbab yang melekat di badannya itu.Aku bisa memaklumi pak pelatih yang  berpendapat seperti itu.Bisa jadi dia menganggap peserta Po-Cil perempuan itu tidak apa-apa tidak berjilbab,toh masih anak-anak.Tapi Wafa tetap kubekali nasihat agar berani menyampaikan pembelaannya.Masalahnya di sini pak pelatih menganggap jilbab akan menghambat gerakan anak.Kugambarkan pada Wafa bahwa salah seorang dari 3 orang polwan pelatihnya mengenakan jilbab.
‘Tuh,buktinya kakak polwan itu berjilbab tapi tetap energik kan? Kakak merasa gak kalau jilbab kakak mengganggu gerakan latihan?’
Tentu saja Wafa menjawab: “Tidak”
Karena jilbabnya telah menyertai setiap gerakannya selama ini.Jangankan latihan baris- berbaris,berenang saja Wafa berjilbab.Hiking ke tengah rimba pun Wafa berjilbab.Dan jilbab ternyata tidak mengganggu aktivitasnya.Wafa pasti merasakan itu di hatinya. Tetap semangat my little hijaber!
Luv u








Rabu, 06 April 2016

Membaca,Jelajahi Dunia


                                                        Membaca, jelajahi dunia
Pernah seorang teman bertanya:bagaimana cara menjadikan anak gemar membaca.Dia melihat,keempat anakku sangat suka (malah bisa dikatakan keranjingan) membaca.Dia baru memiliki seorang anak berusia 2 tahun dan belum tampak tanda-tanda suka pada buku.Aku belum menjawab sepenuhnya pertanyaannya hingga saat ini.Karena akupun tak bermaksud memprogram anak-anak agar keranjingan pada buku.Menurutku,itu terjadi secara alamiah.
Anak-anak adalah pribadi yang unik,yang memiliki berbagai perilaku termasuk perilaku ingin tahu dan suka mencari tahu.Membaca adalah salah satu wujud perilaku ingin tahu.Anak berusia dibawah 3 tahun melihat buku sebagi sebuah benda yang ingin dieksplorasi secara fisik.Buku terlihat ‘menggiurkan’sehingga ingin digigit,diremas,dirobek.Seiring anak usia ini yang memang suka  aktivitas yang mematangkan motorik halusnya.
Suka membaca bukanlah sifat yang bisa diturunkan dari orangtua ke anaknya.Dengan kata lain bukan bawaan genetika. Membaca merupakan sebuah aktivitas. Sebuah kebiasaan.Dan bisa menjadi sebuah budaya.Lain halnya dengan bakat.,Mungkin saja dapat dipengaruhi bawaan sifatnya.Contohnya: bakat seorang anak di bidang seni. Bakat dan stimulus dari lingkungannya bisa menjadikannya seorang yang handal di bidang seni yang diminatinya.    
Buku adalah ibarat makanan bagi orang yang suka membaca.terutama anak-anak. Tampilan sampul dan kemasan buku anak-anak terkini sangat penuh dengan warna,gambar  dan judul yang  menarik. Sebelum anak membuka dan menikmati isi sebuah buku,dia terlebih dahulu telah disuguhi kemasan yang menarik hati.
Saat ini kita melihat budaya membaca semakin meningkat di Indonesia.Walaupun saya tidak memiliki data  tentang  peningkatan tahun per tahun,Namun saat ini kita mudah menemukan orang-orang yang membaca sambil menunggu antrian,membaca di kenderaan.Tidak saja  orang dewasa  tetapi juga anak-anak.Semakin banyaknya perpustakaan (yang dikelola pemerintah maupun komunitas penggiat gemar membaca).
Bagaimana agar anak suka dan minat membaca? Perkenalkan mereka dengan buku.Itu  cara termudah.Kepung mereka dengan buku sedari dini. Tentu saja ini memerlukan peran orangtua yang serius.Serius menyediakan buku untuk anak,serius dalam membacakan buku juga serius mencontohkan perilaku gemar membaca. Walaupun terkadang ada juga anak yang kecanduan membaca dengan sendirinya,namun itu terjadi karena sedari awal dia telah memiliki ketertarikan dan diiringi sikap ingin tahu-nya.
Berdasarkan pengalamanku sendiri, kesukaan anak-anak kami terhadap buku dan membaca bisa jadi karena
1.Kami pengoleksi buku.Walaupun tidak bisa dikatakan banyak dan lengkap namun sudah cukup memadai untuk dijadikan perpustakaan keluarga.Sejak mahasiswa sampai sekarang , suami rutin membeli buku.Jadi,buku yang tersedia di rumah telah menjadi pemandangan awal anak-anak tumbuh dan berkembang. Untuk anak-anak,jenis buku kami belikan berisi cerita sirah ,ensiklopedia dan juga buku cerita.
2.Saat anak dalam kandungan,kami membacakannya buku.Ini mungkin lebih  maksimal dilakukan saat aku mengandung anak pertama.. Suami membacakannya buku dan akupun begitu.Saat itu kami masih tinggal di Pasaman,dan aktivitas yang paling mudah dilakukan mengusir kesunyian tinggal di tengah lahan sawit..ya..membaca! Beda ketika mengandung anak kedua,saat kesibukan bertambah,aktivitas membacakan janin buku sudah berkurang.
Tahapan literasi dini dimulai saat anak masih di alam rahim.Kita percaya bahwa sejak janin di kandungan bisa mendengar suara karena pendengarannya telah aktif. Nada suara ayah maupun ibu akan diingatnya saat dia telah terlahir nantinya.Membaca,memiliki nada yang berbeda dengan berbicara.Janin akan mengingat suara ibunya  saat telah mampu melihat dan dia akan mengetahui bahwa ibunya membaca.Dan itu memerlukan sebuah buku (atau yang lainnya yang bisa dibaca)
3.Membacakan buku pada anak .Si bayi yang belum bisa apa-apa kecuali menangis dan mengoceh,percayalah bahwa ia juga pemerhati dengan mata dan otaknya yang sinkron. Dia akan mengenal buku yang dipegang orangtuanya .Dia akhirnya tahu bahwa buku adalah sesuatu yang menarik.T
4.Memberinya buku untuk dibaca. Ini hal yang lucu jika dilakukan pada anak usia dibawah 3 tahun.Karena jangankan membacanya,perlakuan pertamanya pada buku itu bisa saja digigit,direma,disobek. Idealnya,pada tahapan anak diberikan buku plastic atau buku kain.Yaitu buku yang memang bahannya terbuat dari non kertas.Jadi,aman jika di tangan anak.Yang kami alami, buku kertaslah yang bisa kami berikan pada anak karena buku kain maupun plastic harganya cukup mahal.Jadi,pandai menyiasati dan menjaga saja agar buku awet dengan cara mendampingi anak membacanya .
5.Sugesti.Membiasakan buku sebagai hadiah. Karena telah terbiasa,Wafa selalu meminta buku sebagai kado ulang tahunnya setiap tahun.Begitu juga dengan Jundi.
6.Membawa anak ke toko buku atau perpustakaan.Bagi kami,Ke toko buku atau pustaka adalah liburan keluarga.Mereka sangat senang ketika mendengar ajakan “ayo ke pustaka!” .Perpustakaan di Pariaman letaknya di pantai Gandoriah.Dikelola oleh Humas Kota Pariaman dan didirikan oleh keluarga H.M Rasjid,tokoh Pariaman.Di sana menyenangkan menunggu anak-anak karena kita bisa online dengan wi-fi yang tersedia.
Selain perpustakaan lokal,kami juga rutin ke Perpustakaan daerah di Padang. Disanalah kita bisa membawa anak dan melihatnya terpuaskan dengan buku.Karena stok buku untuk anak banyak dan beragam.






Toko buku selalu membuat Wafa cemberut kalau pulangnya tidak membawa buku.Bukannya ortunya tidak mau selalu membelikan,tapi ayahnya punya tempat membeli buku yang bisa dikatakan harganya lebih  miring.Dan Walaupun rutin dioleh-olehi buku setiap keluar daerah,tapi anak-anak selalu minta buku jika ke toko buku.
7.Orangtua adalah contoh. Ayah ibu yang suka membaca akan semakin  membuat minat baca pada anak semakin besar. Karena seperti yang dikatakan di awal tadi,membaca merupakan sebuah kebiasaan. Orang tua yang biasa membaca membentuk karakter keluarga suka membaca.Anak-anaknya dan lingkungannya.
Aku mengalami sendiri bagaimana kesukaanku pada membaca berawal.Kakek kami (poli) tinggal bersebelahan rumah dengan kami.Membaca Koran adalah aktivitas rutinnya pagi dan sore .Poli menjadi seorang yang berwawasan luas. Jika diskusi dengannya, banyak pengetahuan baru terserap. Aku sangat suka meniru poli tapi kebiasaannya yang tidak terlalu kuikuti adalah menonton berita.Hehe…pada masa  itu seorang abege sepertiku tampaknya lebih tertarik menonton film atau music kali ya..
Ayah adalah pembaca koran dan majalah.Dia rutin berlangganan  Harian  Waspada.Karena ayah punya kedai kopi. Koran sepertinya perlu bagi pengunjung kedai.Selain itu ayah juga sempat berlangganan majalah Tempo,Gatra,Humor pada masa aku SMU. Sepulang sekolah,aktivitas yang menyenangkan dilakukan adalah makan siang sambil membaca koran! walaupun bukan aktivitas yang layak ditiru,tapi memang menyenangkan sih.Aku begitu ingat,sainganku adalah adikku, Fauzi yang juga suka membaca.Koran akhirnya kami bagi dua dan bergantian ketika selesai.  
Bagaimana membudayakan membaca pada semua anak? Aku jawab ,bisa! Karena ketika anak pertama menjadi contoh,semua adiknya mengikuti. Seperti itu juga Wafa yang ‘candu’ membaca,ketiga adiknya melihatnya sebagai contoh.Walaupun beberapa aktivitas anak-anak itu akhir-akhir ini sering membuatku khawatir adalah kegiatan membaca sebelum  tidur.Khawatir mata mereka bisa rusak.sekarang aku menjadi sering razia dan nyinyir mengingatkan mereka untuk melepaskan buku dari tangannya.terkadang kuambil secara paksa.Hiks…bagaimana kalau mereka terpaksa pakai kaca mata sedari dini?kan aku nggak ingin.
Si bungsu,Ariq yang berusia empat tahun,memilih sendiri aktivitasnya sebelum tidur.Dibacakan buku atau didongengi.Terkadang rasa kantukku harus dilawan agar bisa memenuhi permintaannya. Bisa dibayangkan, saat mata kita sudah berat, Ariq datang membawa buku untuk dibacakan,ensiklopedia besar bersampul hardcover,hehe..terbayang perjuangannya agar dia tidak kecewa. Yang lucu,terkadang saat aku memasak di dapur, dia datang memebawa buku dan minta dibacakan.Kalau sedang beraktivitas seperti itu tentu saja aku pahamkan dia agar membacanya bisa ditunda atau dia membaca sendiri.Biasanya sih dia menolak,dan marah sebentar..haha..maafkan ummi ya Ariq..semoga Ariq bisa cepat membaca.Amin.
Dan bagi semua orangtua yakinlah bahwa membaca membuat anak berpengetahuan luas.Tidak saja ilmu yang dimilikinya tetapi pengetahuan local maupun internasional.Aku masih yakin,kebiasaan membaca koran sejak SD membuatku sedikit ‘nyambung’ dengan berita politik internasional.Di ingatanku masih tersimpan jejak berita yang kubaca dahulu dan sekarang berperan menjadi bingkai dalam berfikir.
Selain berita tentunya pengetahuan yang lain.Yakinlah,hasilnya akan tampak ketika di masa depan anak-anak kita.Mereka akan memiliki ‘simpanan’ dalam fikirannya yang lebih dibanding anak yang tidak terbiasa membaca. Aku alami sendiri.walaupun tidak bisa dikategorikan mahasiswa cerdas saat kuliah,tapi aku akui terkadang dalam berdiskusi,dalam menanggapi suatu permasalahan,kita akan memiliki beberapa info yang membuat teman kita bertanya: Kok tau ? tau darimana.
Kujawab saja :karena aku membaca.



Kamis, 24 Maret 2016

Cerita anak


 Ini adalah cerita yang kukarang untuk Ariq,dan dibacakan sebelum tidur.dari beberapa topik ceritaku,ini yang paling dia suka dan paling sering direquest.Sampai dia hafal urutan adegannya.Kuputuskan menuliskannya disini,untuk jadi kenang-kenangan..

                                                   LIKA DAN LIKI


Di suatu ladang,tinggal keluarga ayam di sebuah kandang yang indah.Ayah,ibu dan 2 ekor anaknya,Lika dan Liki.Suatu sore,Lika dan Liki bermain di depan kandang sambil menunggu ayah mereka pulang.Mereka pamit pada ibunya.
“Mama..mama…kami bermain dulu yaaa…boleh Ma?”
“Boleh nak,tapi jangan bermain terlalu jauh ya..hari sudah sore..”kata Mama ayam
“Baiklah ma..”Jawab Lika dan Liki dengan gembira

Lalu mereka pergi ke ladang yang luas,dipenuhi jerami padi yang diletakkan Pak Tani di sekitar kandang.

Waktu berjalan semakin sore,Lika dan Liki masih asyik bermain.
Lika melihat seekor kupu-kupu yang cantik terbang menuju luar kandang
“Liki..ayo kita kejar kupu-kupu itu..”Ajaknya sambil menarik sayap Liki
“Jangan Lika..kata mama kita tidak boleh keluar pagar.”Tolak Liki dengan ketakutan
“Enggak apa-apa kok,kita kejar sebentar saja..nanti kita kembali lagi..”kata Lika mendesak
Akhirnya Liki mengikuti Lika mengejar kupu-kupu cantik itu..

Mereka tidak menyadari bahwa mereka semakin jauh dari kandang, Lika dan Liki juga tidak menyadari sepasang mata tajam seekor elang mengawasi mereka dari atas dahan sebuah pohon yang tinggi.

“Hhmm..kayaknya ada mangsa empuk di bawah sana “gumam elang
“Aku akan menangkap mereka..”kata elang sambil mengepakkan sayapnya  bersiap terbang ke bawah

Di saat yang sama,mama ayam  merasa gelisah.matanya melihat keluar jendela kandang dan dia terkejut saat melihat Lika dan Lika tidak ada di halaman.
“Aduh..kemana  perginya anak-anakku tadi ..??” Ujar mama ayam resah
Akhirnya mama ayam pergi keluar kandang,mencari anaknya yang mungkin telah bermain jauh
Elang masih mengawasi kedua anak ayam itu.Sementara Lika dan Liki tetap tak menyadari bahaya.
Saat Lika dan Liki telah semakin jauh…elang menukik perlahan ke tanah dan cakarnya telah siap menangkap kedua anak ayam itu.
Tapi..tunggu dulu..mama ayam yang berlari menuju hutan telah semakin dekat dan..dia melihat elang mengincar anaknya.Mama ayam marah.Dengan kekuatan nya ,dia mengambil batu dari tanah dan dengan sekuat tenaga melemparkannya kepada elang yang hampir turun.
“Pletak! Aduh!?!”Seru elang terkejut.Kepalanya ditimpuk batu,tepat didekat matanya.
Elang menoleh kebelakang dan melihat mama ayam berdiri marah padanya.Elang merasa kesakitan,kepalanya berdarah.
Karena kepalanya berdenyut dan sakit,elang terbang berbalik arah dan melarikan diri.
Lika dan Liki mendengar suara mengaduh elang.Saat mereka melihat ke belakang,mereka melihat mama mereka.
“Mama..Mama..ada elang “ seru mereka ketakutan sambil berlari ke pelukan mamanya.
Mama memeluk mereka dengan sayang dan lega
“Tidak apa-apa nak..elangnya sudah pergi..sudah mama usir jauh..tapi mama tadi cemas mencari kalian.Kenapa bermainnya sampai jauh begini?”
“Maafkan kami mama…kami salah..kami tidak patuh sama mama.Tadi kami mengejar kupu-kupu sampai ke sini.Kami janji ma..besok kami tidak akan lupa pesan mama..”
“Baiklah…mama maafkan..”
Lalu mereka pulang kembali ke kandangnya.

Di tengah malam 23 Maret 2016

Rabu, 23 Maret 2016

Masih tentang hujan


Hujan hadir lagi malam ini
Dia semakin sering mengunjungi
Membawa ribuan cerita
Yang tak habis beralur dan mengalir di setiap titiknya

 Aku suka hujan
Ku selalu setia temaninya
Mengintip dari balik tirai jendela
Atau duduk takzim medengarkan ceritanya

Terkadang hujan datang membawa kisah
Terkadang dia datang membawa amarah

Tapi,dengarkan saja dia
Tetesannya akan luruh secara perlahan…
Dan mengalir mengalah ke lautan
Meredakan semua gundah

Tapi lihatlah
Kuberanjak menjarak
Hujan tak juga pergi
bertahan hingga diusir mentari

Aku masih tak mengerti
Mengapa  jutaan tetesannya
Masih membasahi hati
Merembes pedih
Membawa cerita sedih
 


Yang abadi dalam do'aku

 Kepada lelaki yang telah berada di sisiku 21 tahun, aku bercerita tentang seorang lelaki yang selalu di hatiku selama 46 tahun ini. Dia aya...