Satu ayat ALLAH saja yang coba kita renungkan malam ini.Fabiayyi alaai rabbikuma tukadzdziban?,maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?maka tak ada yang memberati dalam hati ini.Setelah lelah seharian bergumul dengan rutinitas,melalui banyak aktivitas,bertemu dengan pribadi-pribadi yang beragam dan bergelut dengan masalah lama dan baru.Saat raga terhempas di peraduan,hati melayangkan renungan,masih harus rasa syukur yang terpanjatkan.Bagaimana tidak?di saat orang lain masih berpeluh kita sudah bersantai sejenak menjelang kantuk.Dan alangkah tak bersyukurnya kita karena masih harus mengeluhkan hujan malam ini.Saat memikirkan permasalahan yang belum kunjung bertemu solusinya,seolah dunia akan berakhir dan hari esok kelabu.Padahal Allah telah menganugerahi kita nikmat lupa.Malam ini pakai saja nikmat lupa tersebut dan kembalikan kepada Allah,Dia akan memberikan penyelesaiannya esok hari.Asal kita yakin.Pada siapa?ya pada Allah.
Fajar menyingsing hingga fajar terbenam kembali,semua telah digariskannya.Namun,do'a kita dan usaha kita bisa mengubahnya demi kebaikan kita.Telah lengkap tuntunan yang dihamparkannya kepada kita namun keegoisan cenderung menutup mata.Namun saat kita terjebak resah baru kita ingat kepadanya.Segala kegalauan bersumber dari hati.Hati yang jernih tak berlama memendam gundah namun hati yang kesat menghijabi bashirah.
Hujan seharian jadi keluhan,alangkah malunya hati pada saudara kita muslim di Palestina yang dihujani ribuan peluru.Kita masih bisa berleha sejenak.Tapi dalam kenyamanan ini pun kita lupa untuk bersyukur.Siang dalam perjalanan,terlihat seorang pria tertatih berjalan dengan tongkatnya.Nampaknya stroke telah melumpuhkan separuh badannya.Dengan sabar dia menjejak ke tujuannya.Sedangkan kaki ini?Allah masih sehatkan dia,kuatkan dia tapi seringkali berat untuk melangkah ke kebaikan.Tapi ringan dibawa melangkah demi kegiatan minim manfaat yang cuma menghabiskan waktu.Kesadaran-kesadaran seperti ini senantiasa muncul dari bashirah.Inginnya hati selalu merasa seperti Engkau sadarkan dimanapun berada dengan kondisi apapun.
Di malam yang mulai hening ini,ribuan syukur terpendar ke langitMU, Allah-ku...semoga syukur kami mampu melampaui kekerasan hati yang sering terjadi.HujanMU membasahi dan menghidupkan bumi sesudah matinya.Sesudah hujanMU akan muncul mentari baru yang menghangatkan dan menjatuhkan titik embun dedaunan ke tanah hitam legam.Semoga kami bertemu dengan esokMU.
little note.9 Muharram 1434H
Jumat, 23 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yang abadi dalam do'aku
Kepada lelaki yang telah berada di sisiku 21 tahun, aku bercerita tentang seorang lelaki yang selalu di hatiku selama 46 tahun ini. Dia aya...
-
Amirah Shiddiqul Wafa, 20 tahun yang lalu nama itu kuberikan pada putri pertama kami yang lahir di tanggal 23 April. Kami meman...
-
Perjalanan ke Rinjani ada adalah idaman di hati sejak tahun 2017 Kala itu suami mendaki kesana dan pamer foto yang semuanya indah serta men...
-
Bulan Mei Tahun 2024 ini, tepat 7 tahun usia Azzam. Dan kami rasa telah pas masanya dia memasuki jenjang sekolah dasar (SD). Setelah memper...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar