Rabu, 23 Oktober 2019

Hari ke 2 di Sekolah Galenia

Wow...sudah memasuki hari kedua magang,aku makin suka melihat sekolah ini.Kali ini kami di rolling ke kelas dengan kelompok usia yang berbeda dengan yang kemarin.Aku mendapat giliran di kelas usia 5-6.Tentu saja anak-anaknya lebih mandiri,kreatif dan kritis. Dalam satu kelas,terdiri dari 16 anak dan dikelola 3 orang guru.Pembelajaran lebih kepada saintifik,anak diarahkan untuk mencari tahu dan mengerjakan sendiri pembelajaran yang dilakukannya.Guru mendalami pengetahuan anak,memberi pengarahan dan mengumpulkan pendapat anak tentang kegiatan.
Sisi positif yang aku lihat,guru tidak perlu berteriak untuk memberi suatu instruksi.Hanya dengan perintah sederhana,anak sudah mengerti.Bagaimana mereka mampu membiasakan anak seperti itu??naah..ini yang harus diamati selanjutnya.


Selasa, 22 Oktober 2019

Pengalaman di Sekolah Galenia

Sekolah rasa rumah,itu kesan pertamaku terhadap sekolah ini.Bangunannya luas dan di setting sangat 'homey'.Hari pertama magang,aku dan temanku sari hadir sebelum jam 7 ke lokasi.Jadwal kehadiran guru jam 7 .00 pagi dan langsung mengisi daftar hadir di finger print.Kami melihat langsung anak diantar orangtua ke kelas masing-masing.Tiap anak tampak sudah familiar dan tidak ada 'drama'.Walaupun ada beberapa anak yang datang dengan ekspresi muram,langsung disambut guru dengan penyambutan ramah.
Kebetulan aku ditempatkan di kelas PG besar (playgroup)usia 3-4 tahun sebanyak 16 anak dengan 3 orang guru.
Sebagai guru magang..ya..tentu aku melebur langsung dong.okeee..kita lihat foto-foto aja yaaa...






Menuju tempat magang

Selepas dari Dinas Pendidikan Kota Bandung,kami langsung diantarkan menuju sekolah tujuan magang.Dari 8 orang peserta magang dibagi kepada 4 sekolah tujuan.
Aku dan rekanku,Sari mendapat penempatan di Sekolah Galenia yang beralamt di Jalan Badak Singa Kota Bandung.
Acara serah terima oleh Bunda Paud Kota Pariaman sekaligus pemberian souvenir serta oleh oleh dari Kota Pariaman.

Pengalaman magang ke Paud di Kota Bandung

Saat pertama menjadi seorang pengelola lembaga pendidikan Paud,satu keinginan yang sangat ingin kucapai adalah merasa kan pengalaman magang ke sebuah sekolah yang bagus.Maklum,terjunnya aku mengelola paud adalah sebuah pengalaman baru dan belum ad basis ilmu yang memadai.Pengalaman mengasuh empat orang anak memang pengalaman besar, tapi belum ada ilmu khusus metode mengajar kelas dengan struktur kurikulum yang lengkap.
Alhamdulilah ada kesempatan yang didatangkan Allah kepadaku.Niat mengikuti magang ke  sekolah yang kuimpikan di Kota Padang ternyata Allah kabulkan aku ke Kota Bandung.
20Oktober 2019,bersama 7 rekan seprofesi,kami berangkat ke Bandung untuk menjalani magang selama seminggu,aku akan share apa saja yang kudapatkan selama di sini.
Hari pertama yaitu Senin,21/10/2019,kami ke Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk serah terima dengan pihak disdik di sini.


Sabtu, 12 Oktober 2019

pengalaman kedua

Tak terasa aku memasuki tahapan menyusun skripsi untuk  syarat menjadi sarjana di kampusku,STIT Syekh Burhanuddin Pariaman .Ini merupakan ppengalaman kedua sesudah proses skripsiku di Faperta Universitas Andalas tahun 2003.Merupakan 2 hal yang berbeda karena jenis jurusan yang kuambil juga berbeda.Dahulu sewaktu menjadi mahasiswa pertanian fokus penelitianku adalah objek sosial yaitu P3A yaitu kumpulan petani pengelola air irigasi.Untuk skripsi di jurusan Pendidikan anak usia dini tentu objeknya adalah semua hal yang terkait dengan anak.
Untuk saat ini aku masih dalam tahap menyusun BAB I hanya fokus untuk menghimpun masalah yang menurutku menarik.
Pasti beda rasanya menjadi mahasiswa dalam kondisi single dengan mahasisa beranak 5.Tapi aku merasakan semangat yang sama dengan pengalaman pertama dahulu.Sekarang motivasi terbesar adalah bagaimana bisa cepat lulus,sehingga biaya tidak memberatkan suami.hehe.
Untuksebulan ini saja sudah 3 kali aku konsultasi dengan dosen peembimbing   dan....masih banyak perbaikan untuk menemukan judul yang tepat.Yupp..
Ketika ada yang bertanya,kok menyusun skripsi masih nervous?kan udah pengalaman??Ya iyalah..jurusan aja sudah beda,sasaran perlakuan beda,metode apalagi.Selain itu,aku menyusun skripsi sudah hampir 15 tahun y.l dan selama ini otak gak dipakai untuk mikir yang berat-berat.Eh..maksudnya...jadi ibu rumah tangga pikirannya berat juga,tapi kalau mikir masalah akademik lebih berat lagi.heee..
Tapi..meskipun telah berlalu hampir 15 tahun,namun semangatku menyusun skripsi sama seperti dulu.eeaa...
ok!cukup!lanjutkan perjuanganmu fitri..
Selamat malam!

Kamis, 22 Agustus 2019

40 tahunku bersama ayah


Ayahku
Terima kasih  Allah,Engkau masih beri aku kesempatan hidup hingga usia 4o tahun hari ini.Terima kasih juga atas kesempatan memiliki seorang ayah di dunia ini selama 40 tahun kurang beberapa hari..Ayahku yang kucintai telah Engkau panggil 10 hari yang lalu.Ayahku pergi di saat untaian zikir jutaan manusia di Padang Arafah baru saja membahana.Pagi 10 Dzulhijjah  alunan takbir  mengulur ke langit mengiringi perjalanannya menuju Tuhan.Kepergiannya begitu indah.Dia baru saja menyelesaikan puasa di 9 Dzulhijjah dan melewati sakaratul maut yang begitu mudahnya.Dia pergi dengan tenang,namun kami yang ditinggalkan terkejut dan sangat kehilangan.
Kehilangan yang amat sangat,momen 40 tahun bersamanya.Ayah yang mengajarkan tentang sikap kesederhanaan,tidak berlebihan terutama terhadap harta benda,bersikap berani dan bertanggung jawab.Sepanjang ingatanku,tak pernah ayah memarahiku dengan kata-kata kasar,apalagi marah hingga main tangan.Dia meluapkan perasaannya dengan sindiran,karena ia paling tahu jika aku memiliki sifat perasa.
Ayahku mengantarku saat aku harus merantau ke Padang untuk kuliah pada tahun 1998.Ia berulang kali bertanya memastikan,apakah aku yakin kuliah jauh dari orangtua? Bagaimana kalau di Medan saja?Ayah pulang kembali sesudah memastikan aku mendapat tempat kos yang layak dan keperluan yang cukup di kota Padang,kota yang baru sekali kujejaki tanpa ada sanak saudara.Tapi aku yakin,jiwa merantau yang dimiliki ayahku mengalir di diriku sehingga perantauan adalah wadahku memupuk kemandirian.
Ayahku menangis sesudah melafazkan ijab Kabul dengan suamiku  pada hari pernikahanku. Ia menangis hingga tersedu bukan merasa bebas karena melepaskan tanggung jawab atas anak gadis tertuanya,tapi lebih kepada mengkhawatirkanku.Apakah aku akan bahagia atau sengsara?   
Cinta dan rindu seorang ayah tersimpan dalam di hati. Karena kedekatan ayahku dengan anak perempuannya tidak sepertinya orang lain yang dengan mudah bersentuhan fisik.Aku segan kepada ayahku,bukan takut.Aku segan menantang tatapan matanya,aku segan melawan kata-katanya,Namun sangat senang jika berdialog dengannya.
Jika bertelponan dengan ayahku,jangan harap akan meluncur kata-kata manja.Jika terdengar,seolah ayahku tidak betah bicara denganku.Dia hanya tak pandai berkata mesra.Nada suaranya terdengar senang dan bahagia apabila aku menelpon di hari ulang tahunnya.Mendo;akan kebaikan untuknya.Jangan Tanya tentang perasaanya,namun jika ia rindu,kapanpun ingin ke Pariaman ia akan datang. Caranya ingin mengetahui kabarku disampaikan kepada ibu atau adikku.Itupun sudah cukup bagiku.Namun aku sadari,perhatianku sebagai seorang anaklah yang sangat kurang dan terasa tak cukup.Orangtualah sumber kebahagiaan dan sumber aroma surga kita.Namun saat kehilangan barulah kita ingin melakukan semua hal yang ternyata tidak mungkin lagi.Satu hal yang mesti dan harus kulakukan,mendo’akannya tak putus-putus,agar kelak kami dipertemukan kembali di surgaNYA.Rasa  ini Allah kirimkan agar harapan bertemu kembali menjadi penguatan jiwa yang merindu.
Terima kasih Ayah..atas kasih sayangmu,atas segala nasehatmu,atas segala jerih payahmu untuk menafkahi anak-anakmu.Atas segala ilmu kehidupan yang telah engkau ajarkan selama ini.Semoga menjadi amalan yang bermanfaat bagimu.Aku bersaksi bahwa engkaulah ayah yang sangat mencintai keluarga dan berjuang sepenuh hati untuk ibu kami dan anak-anakmu.

Selamat hari lahir untukku………….Salam rindu untuk ayahku
H.Abdul Azis Angkat
Bersama untaian Al fatihah..
22 Agustus 2019.


Kamis, 13 Juni 2019

Mereka mendiami hati


Beberapa kejadian dalam ramdhan 1440 ini membuat baper (terbawa perasaan,kata orang sekarang).Terkait dengan kehilangan sebuah jiwa dari orang tersayang dan bagaimana mereka tetap hidup di hati orang lain bahkan secara mendalam.
Wafatnya ustad Arifin Ilham pada bulan ramadhan yang mulia,setelah menderita sakit yang cukup berat dan dirawat pada waktu yang lama juga.Meninggalnya beliau menyisakan kesedihan pada keluarganya dan umat islam karena al ustad selama ini terkenal dengan jama’ah zikirnya serta dakwahnya melalui mesjid adzdzikra.Di media sosial IG aku mengikuti perkembangan beliau dari semnjak sakit hingga meninggalnya.Sampai kini pun,postingan anak-anak dan istrinya masih mengenang beliau.Ustad Arifin Ilham dikenal memiliki 3 orang istri namun anak-anaknya sangat menghormati dan mencintai beliau.Mereka terlihat pernah mendapatkan kasih sayang dan pengajaran penuh dari ayahnya membuat sang ayah sangat dirindukan.Poligami yang beliau jalankan jauh dari kesan kekacauan,terlihat dari akurnya istri dan anak-anak beliau.
Hikmah yang bisa kuambil,tanamkanlah kasih sayang,cinta tanpa pamrih maka kelak engkau akan menuai cinta yang tak berujung dari orang yang kau sayang.Letupan cinta yang kita sebakan hendaknya diutamakan bagi orang terdekat yaitu keluarga dan cinta kasih itu harus karena Allah,agar kekal selamanya.Walaupun seseorang telah meninggal ,namun dia tetap terkenang di dalam hati.
Kedua,meninggalnya mantan ibu negara Ani Yudhoyono pada minggu terakhir ramadhan.Beliau juga telah menderita sakit cukup lama dan di rawat di Rumah sakit terbaik di singapura.Namun semangat beliau yang tinggi untuk sembuh,ternyata tak diiringi dengan fisiknya,sehingga beliau drop untuk kesekian kalinya dan akhirnya kembali ke pangkuan Tuhannya.Dari instagram keluarganya aku mengikuti info terbaru dan melihat bagaimana kekuatan sebuah keluarga yang telah beliau ukir semasa hidupnya.Kesetian suaminya ,Bapak Susilo bambang Yudhoyono mendampingi semasa sakit bu Ani dan kecintaan anak,menantu,cucunya terhadapnya memberi kesan manis.Banyak yang menangis saat menyaksikan penyelenggaraan jenazahnya,tak sadar berurai air mata apalagi melihat raut sedih yang mendalam dari keluarganya.Sosok bu Ani terkena tegas namun ternyata sangat dicintai.
Hikmah yang bisa kuambil,terlepas dari kepribadian beliau di luar sana,beliau sangat concern dan meluapkan kasih sayang pada keluarganya dengan segenap cinta sebagai ibu.Aku ingin seperti itu juga,mendiami hati suami,anak-anakku dan keluarga besarku serta orang terdekatku walaupun hingga saat aku telah tiada.Karena dengan diingat semoga mereka tidak sekedar mengenang namun juga mendo’akan kita.
Aku teringat kisah dalam buku ‘Ayah..’oleh Irfan Hamka,bagaimana buya HAMKA saat kematiannya membuat banyak orang kehilangan,dan hingga kini ia tetap abadi dalam kisah dan karya bukunya.Dalam buku Irfan Hamka,ia tidak saja menceritakan sosok ayahnya tapi ia juga menyertakan kisah umi/ibunya yang memiliki kepribadian yang kuat.Ibu yang telah mendampingi Buya sejak masa peperangan,awal kemerdekaan,saat mengisi kemerdakaan dimana buya pernah dimasukkan ke sel tahanan karena dicurigai berbuat makar.Sosok ibu dengan 10 anaknya itu mampu tampil dengan tegar,sebagai perisai dan melindungi semua anak dengan sayapnya yang hanya separuh.
Sosok umi di mata buya Hamka juga membuatku tak sadar meneteskan air mata.Umi meninggal karena sakit di saat ia mendampingi buya di usia senja.setela ia meninggal mendahului buya,ada saat-saat buya sering merindukan belahan jiwanya itu.Kesaksian anak-anaknya,saat buya merindukan umi,buya akan mengambil Al-qur’an dan mengaji.Ketika ditanya kenapa ia mengaji,buya menjawab:untuk mengalihkan kerinduan pada orang yang telah mendahului pergi.Ia tidak ingin,kecintaannya yang begitu besar kepada umi akan mengalahkan cintanya kepada ALLAH SWT.Buya menyadari itu,cinta kepada Allah adalah bingkai besar cintanya kepada istrinya.
Inilah kisah istri yang memiliki karakter kuat menurutku.Mendampingi suami di saat situasi apapun.Cinta tanpa syarat akan selalu abadi.Namun menurutku tak sebanding  dengan kisah cinta abadi Rasulullah,karena dengan membacanya saja aku selalu baper habis....hiks.Walaupun Ibunda para muslimah Sitti Khadijah telah tiada,Rasulullah selalu mengenangnya,pergi ke makamnya hingga membuat istrinya yang lain cemburu.Apa jawab Rasulullah,:Demi Allah,aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik daripada Khadijah.ia yang beriman kepadaku ketika semua orang ingkar,ia yang mempercayaiku ketika semua orang mendustakanku, ia yang memberi seluruh harta pada saat semua orang enggan memberi.Dan darinya aku memperoleh keturunan-sesuatu yang tidak kuperoleh dari istri-istriku yang lain (HR.Ahmad)-dari buku ‘KHADIJAH,The true love of Muhammad SAW,Abdul Mun’im Muhammad.
Kenapa seseorang sangat memberi kesan baik pada keluarga,teman dan orang banyak?karena dia telah membuat dirinya memberi kemanfaatan ,menebar budi kebaikan dan memiliki akhlak yang mulia. Orang akan mudah mengingat kebaikan dan kejahatan.Tergantung kita memilih memperbanyak amalan yang mana...yang baik atau yang buruk.Itu masih tentang amalan hablumminannaas,belum lagi hubungan dengan ALLAH/hablumminALLAH.Allah berjanji,sayangilah penduudk bumi makan penduduk langit akan lebih menyanyangimu.Allah telah tunjukkan itu  terhampar di depan kita.Tanpa kita mendapat imbalan di dunia pun Allah akan tunjukkan kelak saat kita meninggalkan dunia ini.Apakah dikenang sebagai orang baik atau orang jahat.

Yang abadi dalam do'aku

 Kepada lelaki yang telah berada di sisiku 21 tahun, aku bercerita tentang seorang lelaki yang selalu di hatiku selama 46 tahun ini. Dia aya...